Happy Reading❤
Setelah jam istirahat selesai, Jian, Arinda juga Hilwa kembali kekelas masing-masing. Mereka bertiga tentu tadi menghabiskan waktu istirahatnya untuk mendengarkan cerita Arinda. Jian dan Hilwa semakin menyayangi Arinda. Mereka bertiga bertekad bulat agar tidak terpecahkan walaupun badai menghadang.
"Ji,, hil gua ke toilet ya,, kalian duluan aja! " ucap Arinda kini ia mulai bisa menunjukkan senyumnya walaupun tipis. Jian dan Hilwa mengangguk.
Arinda berbalik badan menuju toilet. Ditengah perjalanan Arinda bertemu kembali dengan sosok yang selama ini selalu menghadang Langkah Arinda. Arinda sudah siap siaga dengan wajah datarnya. 1 langkah 2 langkah Arinda dan Laska semakin dekat. Arinda enggan menatap Laska. Ketika Arinda dan Laska saling sudah benar-benar dekat. Laska begitu saja melewati Arinda tanpa basa basi sedikitpun tidak seperti biasanya. Arinda sedikit dibuatnya terkejut.
"Ngapain gua mikirin, ya syukur dong kalo dia gak ganggu gua lagi.! " gumam Arinda pada dirinya sendiri.
Arinda melanjutkan langkahnya menuju toilet.Beberapa menit kemudian Arinda keluar dari toilet.
Ia berjalan menuju kelas, ia lupa kalau sekarang pelajaran pak Rudi pembina osis yang super duper kiler, pasti ia akan dicerca habis-habisan oleh guru itu. Arinda mengutuk dirinya sendiri. Dengan langkah tergesa Arinda berjalan menuju kelas.Lagi-lagi Arinda menemukan sosok Laska yang tengah terduduk disalah satu bangku taman sekolah. Arinda memperhatikan Laska. Laska tampak gelisah.
"Ishh apaan sih rin..! " seru Arinda mengibas-ngibaskan tangannya pada dirinya sendiri. Lalu ia melanjutkan langkahnya.
Sesampainya di kelas, Arinda bernapas lega Akhirnya pak Rudi belum memasuki kelasnya. Arinda lalu duduk disamping jian.
"Kenapa Rin?? " tanya Jian yang melihat Arinda tak seperti biasanya.
"Nggak! " jawab singkat Arinda.
"Kok lo kayak orang gelisah sihh.. Tumben-tumbenan biasanya datar-datar aja tuh muka..! " ucap Jian jujur.
"Masa sihh? " seru Arinda menangkup wajahnya.
"Tuh kan.. Aneh ni lo! "
Arinda menarik napasnya panjang lalu menghembuskan napasnya secara perlahan.
"Selamat siang.! " seru Pak Rudi yang baru saja memasuki kelas. Semua siswa penghuni kelas XI ipa 3 yang tadinya riuh dan ricuh. Kini menjadi hening semenjak kedatangan pak Rudi. Aura extrim yang disebarkan pak Rudi mampu membungkam seluruh mulut penghuni kelas ini.
"Maaf saya sedikit terlambat.. Buka LKS kalian halaman 76...." seru pak Rudi yang memulai pelajaran.
____________________
"Pulang bareng siapa?? " tanya Jian kepada Arinda yang sibuk menata bukunya, setelah mendengar bel pulang berbunyi.
Arinda hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak acuh.
"Laska gak nyamperin lo tumben! " tegur Jian.
"Bodoamat! " timpal Arinda lalu beranjak pergi.
"Ishhh.. Rin tunggu! " ucap Jian lalu menyusul Arinda yang sudah melangkah pergi keluar kelas.
"Rinn lo yakin,, gak peka? "
"Peka apaan?? "
"Ya itu si La------"
"Jiann.. Arinda! " seru seseorang dari kelas sebelah. Siapa lagi kalau bukan Hilwa.
"Ehh.. Pelan-pelann! " seru Jian yang melihat Hilwa berlari kearahnya.
"A a aaaa awass! "Hilwa berteriak karna ia tak bisa mengendalikan tubuhnya.
"Ehhh ehhh! "
Bruuukkk
Akhirnya Jian dan Hilwa saling tubruk. Untung saja Arinda menghindar jadi tidak harus ambruk dengan kedua sahabat kampretnya.
"Iiiiiii Hilwaaaaa! " teriak Jian. Hilwa siap siaga berdiri menutup kedua telinganya.
"Hehehehehehe maafin Ji maafin ya!! " celetuk Hilwa dengan cengirannya.
"Bantuin.! " seru Jian mengulurkan tangannya meminta bantuan untuk bangun.
"Ehh bege,, kenapa pake lari-lari segala, jatoh kan! " cerca Jian, sedangkan Arinda siap dengan wajah datarnya menyaksikan drama terbaru dari kedua sahabatnya.
"Hehe yaudahsii.. Kan gua pengen cepet nyampe sini! "
"Kan gak usah lari juga, gimana kalo gua punya penyakit jantung, nanti gua ko'id gimana coba?? "
"Yaudah sii tinggal mandiin, ngafanin, nyolatin, terus kuburun deh..!" seru Hilwa.
Jian semakin greget..
"Hilllwaaaaa maksudnya li ngedo'ain gua ko'id?? " teriak Jian dihadapan Hilwa."Gua gak bilang gitu ya.. Yakan Rinn! " seru Hilwa santai. Jian menghembuskan nafasnya.
"Kok lo nyebelin sihh?? "
"Gak papa biar ngangenin! "
"Ishhh udahlahh..! " akhirnya Arinda angkat bicara, keduanya langsung diam.
"Hehehe yaudah maafinn! " seru Hilwa meminta maaf.
"Eh btw kalian pulang duluan aja ya! " seru Hilwa lagi.
"Lah elu?? "
"Gua ada rapat dulu sama anak osis?? "
"Ngapain lagi? " tanya Arinda.
"Gak tau belum tentu sih, tapi gua denger denger, bakalan ada pelantikan Akbar! " jelas Hilwa.
"Maksudnya yang pelantikan seluruh organisasi itu? " tany Jian mulai penasaran.
"Bisa jadi! "
"Yaudah gua duluan ya.. Gubeyy! " seru Hilwa lalu meninggalkan mereka berdua.
"Beeyyy! " seruu Jian. Lalu Arinda melangkahkan kakinya pergi.
"Ehh rinn,, tungguin napa, maen tinggal-tinggal mulu, udah tau ditinggal itu sakit, apalagi pas lagi nyaman-nyamannya! " cerca Jian menyesuaikan Langkahnya disamping Arinda.
Pleetakk
Satu ketukan dikepala Jian berhasil mendarat.
"Awwsss rinnn! "
"Bucin mulu! " seru Arinda
"Yaudah sii.. Gak papa! Kali-kali! "
"Hmm! "
Ditengah perjalanan menuju parkiran Jian melihat Laska dkk. Jian tersenyum.
"Eummm,, rin lo pulang bareng gua ya,, tapi lo duluan ke mobil, gua ada urusan bentar! " seru Jian.
"So sibuk! " timpal Arinda masih dengan melanjutkan langkahnya.
"Bodoamat.. Gua pergi dulu ya,, benataran doang! " seru Jian lalu pergi meninggalkan Arinda, sedangkan Arinda tak menggubris itu ia tetap berjalan meunuju parkiran.
___________
"Laskkaa..! " seru seorang gadis dari arah depan, Laska mengerutkan keningnya.
"Siapa ka?? " tanya Rifal yang ada disampingnya. Gadis itu semakin mendekat.
"Nih... Kalo usaha jangan setengah-setengah..! " ucap Gadis itu sambil memberikan robekan kertas berisi nomor ponsel. Ntah milik siapa. Lalu gadis itu melenggang pergi meninggalkan Laska dkk yang di buat diam tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...