Baru saja Arinda mengunci pintu kosnnya. Tiba-tiba Laska sudah berada di belakangnya.
"Pagiiii..! " seru Laska dengan cengiran Watadosnya.
"Gila ya lo..! " celetuk Arinda datar.
"Iya gue gila, gara-gara Cinta lo..! "
Arinda hanya mendelikan matanya tajam. Lalu melangkahkan kakinya menuju mobil Laska.Laska tersenyum senang, setidaknya Arinda mau diantar oleh Laska. Segera Laska menjalankan mobilnya menuju sekolah Arinda yang seharusnya itu juga sekolahnya. Namun, karena mahluk bajigan itu Laska dikeluarkan dari sekolah itu.
"Lo gak sekolah emangnya? " Baru kali ini Arinda membuka pembicaraan lebih dulu.
Laska masih senantiasa dengan senyumnya.
"Alhamdulillah Akhirnya gue di tanya duluan! " seru Laska girang, Lagi-lagi Arinda hanya menghembuskan napasnya panjang, melihat perilaku konyol Laska."Emmm gua maunya sekolah di sini lagi!! Biar bisa jagain lo dari si rangga bejat itu..! Tapi apa daya, nama gue udah terlanjur jelek dimata mereka! " seru Laska.
Arinda melirik sebentar ke arah Laska.
"Makanya jadi siswa itu yang bener..! Sekolah juga punya peraturan! ""Peraturan dibuat untuk dilanggar! "
"Gini nih kalo punya otak tapi hasil giveaway..! Gak nyampe"
"Bhhussettt! Dikira otak gue hadiah apa? "
"Ckk.. Jadi sekarang lo gak sekolah?? Gimana masa depan lo?? Gak bakal ada yang mau sama laki-laki pengangguran.."
"Termasuk lo?? " seru Laska lalu melirik Arinda sebentar yang menganggukan kepalanya.
"Yaudah deh,, nanti abis ngaterin lo ke sekolah, gue pulang terus mau nyari sekolahan yang mau nampung gue..! " ucap Laska lalu menghentikan laju gas mobilnya karena sudah sampai di depan gerbang sekolah Arinda.
"Oke.. Thanks ya! " seru Arinda lalu keluar dari mobil Laska.
"Rinnn! "
Baru saja Arinda memasuki gerbang, namun dengan sangat terpaksa ia harus membalikkan tubuhnya. Kembali menghadap Laska yang menyembul dari kaca mobilnya."Jaga hati, jaga mata, jaga rasa, jangan dekat-dekat sama si rangga!! " teriak Laska. Beberapa siswa yang melewati gerbang tentu mendengar teriakan Laska.
Arinda hanya berdecak lalu melanjutkan langkahnya.
Disisi lain seseorang yang namanya di sebut oleh Laska tersenyum miring.
"Belum saatnya bertindak! " gumam orang itu.Dengan wajah datarnya yang kembali seperti awal, Arinda menyusuri koridor. Dengan bisikan-bisikan calon bigos Arinda hanya menganggapnya angin lalu. Ya perihal yang diucapkan Laska tadi rupanya berhasil membuat siswa-siswi inkar mendapat objek gibahan.
"Ishhh tuhh cabe tadi yang dianterin Laska ke sekolah! "
"Bussetttt mau ya Laska sama orang datar kek gitu! "
"Eh tau gak dia itu hidupnya nyusahin orang lain tau gak?? Katanya sihh orang tuanya gak peduli sama dia! "
"Pantes aja dia mukanya datar gitu! "
"Rata-rata sih kalo orang yang gak dapet perhatian orang tua ya gitu, sana sini cari cari perhatian"
Kiranya seperti itulah kata-kata yang terlontar dari mulut ke mulut. Darimana mereka tau perihal keluarga Arinda. Namanya juga netizen. Netizen maha benar!
Brrrakkk
Arinda melempar tasnya kedepan Jian.
Jian yang tengah berbincang dengan hilwa terperanjat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...