"Arinda.. Arinda.. Ya ammpunn lo kenapa bisa jadi gini siii?? " seru Jian ketika barusaja sampai dikamar rawat Arinda bersama dengan hilwa.
Laska sengaja memberitahu Jian agar menengok sahabatnya ini. Sedangkan Laska yang tengah tertidur disofa terbangunkan. Perutnya terasa mual.
"Syyuuttt.. Jiann jangan berisik! " sergah Arinda karena Laska yang tengah tertidur.
"Tauu lo.. Udah suara kek toa juga, masih aja gak nyadar. " ucap Hilwa sambil mendaratkan satu jitakan di jidat lebar Jian. Jian meringis pelan.
Dengan tergesa Laska bangun dari tidurnya memasuki kamar mandi yang terdapat di ruangan itu.
"Lohh si Laska kenapa?? " tanya Jian bingung.
"Dia mual kali denger suara elo ji..! " timpal Hilwa.
"Enak aja lo..! " tukas Jian tak terima.
"Lo pada mau jenguk gue,, apa mau berantem depan gue? " sergah Arinda.
"Ehh ehh.. Mau jenguk lo dong,, nih kita bawa buah buahan spesial buat lo. " ucap Hilwa sambil menyodorkan parsel buah ke arah Arinda.
"Jadii rinn?? Gimana?? Kenapa lo bisa sakit gini?? " cerocos Jian.
Arinda tersenyum miris.
"Mama gue ninggalin gue untuk selamanya, padahal gue belum sempet minta maaf ke dia, gue belum sempet ngebahagiain dia, gue belum sempet liat senyum yang mengembang dia, gue.. Gue merasa jadi anak yang gak berguna sama sekali..! " ucap Arinda isak tangisnya kembali terdengar, kedua Sahabatnya menganga lebar mendengar ucapan Arinda. Lalu, persekian detik mereka berdua memeluk Arinda menyalurkan ketenangan."Sabar ya rinn.. Maap kita gak tau! " seru Jian di tengah-tengah pelukannya.
Arinda melepas pelukannya, lalu mengangguk, menghapus air matanya.
"Yaudahh ya jangan sedih** lagi, mending makan buah..! " seru Hilwa lalu dengan semangat mengupaskan buah apel yang tadi dibawanya.
Namun, setelah seperkian menit lamanya, Laska tak kunjung keluar dari kamar mandi.
"Ehh laska kok lama sih dikamar mandi?? " ucap Arinda baru menyadari.
"Lahh.. Iya juga ya? Bentar deh gue cek! " seru Jian, lalu melangkahkan kakinya kepintu kamar mandi. Jian langsung mengetuk pintu kamar mandi, namun tak ada sautan didalamnya.
Merasa tak direspon, Jian memegang knop pintu, lalu dibukanya ternyata tak di kunci. Dilihatnya Laska yang tengah menelusupkan wajahnya kesela** tangannya yang ditumpu.
"YA AMPUNN KAA..! " seru Jian, lalu memegang tubuh Laska yang dingin, membuat Arinda dan hilwa khawatir.
"ADA APA JII?? " teriak Arinda panik.
"HILWA PANGGIL DOKTER..! " tanpa ba bi bu lagi, Hilwa langsung berlari memanggil dokter.
Dengan susah payah Arinda mencoba turun dari ranjangnya, melepas selang infus yang menempel ditangannya. dengan kepala yang masih terasa pusing Arinda berjalan menghampiri Jian dan Laska.
"Laskkaa...! " seru Arinda langsung menangkup Laska.
"Ka bangunn ka..! " seru Arinda menepuk pipi Laska pelan, tak lama kemudian seorang dokter datang. Langsung membawa Laska ke tempat tidur Yang tadinya ditiduri oleh Arinda.
Setelah dokter mengecek keadaan Laska dokter itu menghampiri ketiga gadis yang tengah duduk gelisah terutama gadis yang berpakaian pasien itu. Ya Arinda yang paling panik dan gelisah.
"Gimana dok?? " tanya Arinda langsung.
"Allhamdulilah Teman kalian baik-baik saja, dia hanya masuk Angin ditambah belum ada asupan gizi dalam tubuhnya. Sehingga membuatnya pingsan.! " ucap dokter menjelaskan.
"Allhamdulilah..! " seru ketiganya, setidaknya Kegelisahan Arinda sedikit terkurangi.
"Saya permisi..! " ucap Dokter lalu diangguki oleh Arinda tanda setuju.
"Terimakasih dok.. !" Seru Jian.
Mereka bertiga melangkahkan kakinya ke ranjang Yang tadinya terkapar Arinda kini berganti menjadi Laska.
"Arindaa.. Ya ampunn!" Seru Hilwa ketika melihat tangan Arinda bercucuran darah.
"Tangan lo.. Ishhh elo sih pake dicabut segala selang infusnya..! " Ucap Jian yang juga menyadari darah yang mengalir ditangan Arinda.
"Duhh.. Tisue tisue! " ucap Arinda lalu mencari tisue di samping tempat tidur Laska. Dengan segera ia membersihkan darah ditangannya. Namun, darah itu tak kunjung berhenti mengalir.
"Ji panggil dokter ji! " seru Hilwa sambil membantu Arinda menekan tangannya agar darah terminimalisir. Jian dengan gesit langsung memanggil dokter.
Tak lama kemudian dokter datang dengan suster dibelakangnya. Arinda dibawa duduk di sopa yang tadinya tempat tidur Laska menunggu Arinda.
"Kenapa kamu melepas selang infusnya?? " tanya dokter sambil memperban tangan Arinda.
"Saya panik tadi dok..! "
"Kondisi kamu belum stabil, kami akan persiapkan ruangan baru..! " Arinda hanya mengangguk menuruti apa kata dokter. Lalu Arinda di bawa ke ruangan di depan Ruangan Laska yang baru saja ditinggalkan oleh pasien.
"Nahh kamu disini, istirahat saja dulu, !" ucap Dokter mengintrupsi.
Setelah kepergian dokter Jian dan Hilwa menatap Arinda berbarengan.
"Kenapa lo pada?? " seru Arinda yang tidak nyaman akan tatapan dari kedua Insan dihadapannya.
"Eumm.. Btw tadi lo panik banget ya,, pas tau Laska pingsan.. " goda Jian menaik turunkan Alisnya.
Pipi Arinda seketika terasa memanas, ia menundukkan kepalanya agar kedua sahabatnya tak menyadari perubahan wajah Arinda.
"Yeuuuu blushing men! " seru Hilwa dengan tawanya.
"Lo suka ya sama Laska?? " Tanya Jian menyelidik.
"Ma---mana ada.. Gak---gak gue gak suka sama Laska..! " jawab Arinda gugup.
"Tuhh kan.. Udah pastii sihh! Jawabnya gugup gitu" seru Hilwa.
Tanpa mereka sadari, seseorang tengah mendengar percakapan mereka diambang pintu. Dia hanya tersenyum miris mendengar percakapan ketiga insan yang bersahabat itu.
__________________
Laska mengerjap-ngerjapkan matanya, kepalanya terasa pusing. Perutnya terasa melilit sakit. Ia melihat ke sekeliling hanya Rifal cees jebrednya sendirian tengah bermain game online diponselnya.
"Fall..! " tegur Laska dengan suara seraknya, Rifal terperanjat.
"Ehh udah bangun loo..! " seru Rifal berjalan ke arah Laska.
"Kok lo ada disini?? Arinda mana?? Lo sendirian?? " tanya Laska bertubi-tubi yang menyadari ranjang yang ia tempati adalah ranjang yang Arinda tempati juga.
"Ada Arinda di ruangan Sebelah.. Gue sama pandi, tapi pandi ke ruangan Arinda dulu katanya, gue kesini dapet kabar Dari Jian, katanya lo pingsan gak sadrkan diri.. Yaudah gue sama pandi buru-buru kesini.! " jelas Rifal.
Pintu ruangan terbuka menunjukan Wajah seorang sahabatnya satu lagi.
"Udah bangun lo ..!" seru Orang itu lalu tersenyum ke arah Laska.
"Hemm.. Lo dari ruangan Arinda?? " tanya Laska.
"Iya.. !"
"Gimana dia baik-baik aja kan?? " tanya Laska dengan hebohnya.
Pandi menghela napasnya, melihat tingkah Laska ketika menanyakan Arinda, ia semakin yakin keduanya saling menyayangi satu sama lain. Apalagi melihat Laska yang rela tubuhnya down hanya karena menunggu Arinda. Ditambah lagi percakapan yang ia dengar diruangan Arinda barusan.
"Pann kok lo diem sihh.. Gimana?? " tanya Laska lagi yang tak kunjung mendapat jawaban dari pandi.
"Dia baik-baik aja.. Udah lo istirahat aja dulu! " seru Pandi dengan senyumnya yang mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...