Part 39

1.2K 44 3
                                    

Laska menatap tak percaya apa yang ada digenggamannya sekarang. Hasil potret seseorang ini, menggetarkan kepercayaan Laska.

Setelah beberapa menit kepergian Pandi dari rumahnya, Laska mendapat sebuah paket yang entah dikirim oleh siapa, yang jelas disana terdapat poto Pandi dan Arinda.

"Kenapa ka?" Tanya Rifal yang disampingnya, yang keheranan melihat reaksi Laska setelah membuka paket.

"Tadi Pandi bilang mau pulang kan?"

"Iya, kenapa emang?"

"Sejak kapan rumahnya pindah ke cafe?" Ucap Laska sambil menunjukkan poto yang digenggamnya. Rifal termenung sejenak.

"Ini cuma poto ka, bisa jadi diambilnya udah lama  kan?"

"Liat sepatunya Pandi!"

"Ya kan kalo urusan sepatu mah bisa aja kebetulan..!"

"Lo kan tau, pandi ganti sepatu sehari sekali, hari ini dia kan pake sepatu ini?"

"Bisa jadi poto itu di rekayasa ka, jaman sekarang apa sih yang gak bisa?"

"Oh oke..! Lo pulang aja deh, gue mau istirahat!"

"Loh ko??"

"Bay!" Ucap Laska sambil melempar poto itu ke arah Rifal, lalu pergi meninggalkan Rifal yang sedang kebingungan sendiri.

_________________

"Makasih Pann.. mampir dulu gak??" Ucap Arinda setelah keluar dari taksi yang di tumpangi mereka berdua.

"Nanti aja deh Rin gampang, pulang dulu ya, bayy.." seru Pandi sambil melambaikan tangannya dibalas senyuman dan lambaian tangan juga dari Arinda.

Setelahnya, Arinda tersenyum senang, lalu ia memasuki Rumahnya, sudah ada adik tiri dan Mama tirinya di ruang tv. Arinda menghembuskan napasnya panjang.

"Dari mana kamu?" Tegur seseorang, yang ternyata Mama tirinya.

"Ada masalah?"

"Saya tanya, dari mana saja kamu jam segini baru pulang? Kalo Papa kamu tau, siapa yang disalahin disini, saya!!" Tegur Mama tirinya Arinda.

"Ko hidup anda ribet banget ya..??"

"Kok hidup kamu ngerepotin orang ya??"

Arinda memutar bola matanya malas.
"Ingat tantee udah syukur hidup anda diselamatkan Papa saya, kalo enggak anda akan terus terusan memberi makan anak anda tersayang ini dengan uang haramm..!"

Plllaakkk

Satu tamparan mendarat di pipinya Arinda.
Detik berikutnya Arinda melangkahkan kakinya pergi menuju kamarnya.

Arinda meletakkan tasnya dimeja belajarnya, ia menatap pipinya dicermin yang sedikit membiru.

Arinda menggeram kesal, kenapa hidupnya selalu dikelilingi orang-orang bajingan jika ia berada dirumah ini.

Notif diponselnya membuyarkan lamunan Arinda. Ia mengambil ponselnya mengecek notif dari Laska yang ia dapat.

"Dari mana? Udah balik?"

Arinda mengerutkan keningnya, dari mana Laska tahu kalau Arinda sudah berpergian, padahal ia sudah bilang ke Pandi supaya menyembunyikan pertemuan mereka berdua.

"Gue gak abis darimana-mana..!"

"Oh masa?"

Ada yang beda dari Laska.

"Iya ka, kenapa sih?"

"Ngobrolin Apa aja sama Pandi?"

Deeggg

Sampah SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang