"Ka kamu kenapa?? " tanya bundanya Laska yang baru saja datang dengan diikuti papanya dari belakang."Ehh bunda.. Kok bunda bisa tau?? "
"Yakan bunda dikasih tau sama temen-temen kamu..! Gimana-gimana udah enakan..! "
Laska menatap sengit kedua sahabatnya yang menaik turunkan alisnya.
Sedangkan bundanya sibuk mengecek keadaan anak laki-lakinya ini.
"Si Laska rela Sakit cuma buat jagain Arinda nih bun..! " seru Rifal nyeplos.
"Ehh buk---!"
"Laska.. Kalo mau bantuin orang gak papa.. Tapi inget juga kondisi kamu dong ya..! " potong bundanya Laska.
"Ahh elah bunda aja nih yang lebay.. Gapapa ka.. Lanjutkan kalo kamu Cinta perjuangin, karna perempuan gak butuh janji butuhnya bukti..! " seru Papanya Laska yang berada disamping bundanya.
Kedua sahabatnya Laska tersenyum mendengar perkataan yang terlontar dari papanya Laska, baru kali ini mereka mendengar perkataan panjang secara live dari papanya Laska. Sedangkan Bundanya Laska mencebik.
"Manttulll paa..! " seru Laska mengangkat tangannya untuk bertos, disambut hangat oleh papanya.
"Om kata-katanya keren juga.. Dapet copy paste dari mana om?? " seru pandi dengan sengiran khasnya.
"Om pantang copy paste, cuma ngambil kata-kata orng lain aja..! " seru papanya Laska lalu mereka tertawa bersama.
"Aih kalian ini, bicara Cinta mulu, sekolah aja dulu yang bener biar jadi orang sukses, udah sukses siapa sih yang gak nempel..!" ucap Bundanya Laska.
"Gak gitu.. Nih ya dulu om sama tante, pacaran waktu SMA sampai om bener-bener mampu menggapai impian om, cari wanita itu jangan yang hanya mau pas dipucuk saja, giliran diakar malah ninggalin. Nih ya, wanita baik itu, dia yang mau diajak susah.Tapi, Laki-laki baik itu, dia yang tidak akan membiarkan wanitanya susah.!" ucap Papanya Laska.
"Berarti Bunda termasuk kategori baik dong pa..?" sanggah Laska menaik turunkan Alisnya.
"Ohh jelas, bunda kamu bukan baik Lagi, lebih dari baik dongg!" seru Papanya lalu merangkul Sang istri.
"Ishh papa malu-maluin aja..!" ucap bundanya Laska yang tersipu malu.
"Gak papa bun.. Enggak tiap Hari ini!" seru Rifal.
"Ishh... Bunda ke Ruangan Arinda dulu deh ya..!" seru Bundanya Laska lalu pergi meninggalkan laki-laki yang tengah membicarakan cinta tersebut.
"Bunn.. Titip salam ya!" teriak Laska yang di acungi jempol oleh bundanya.
"Omm.. Kalo mainin perasaan wanita pas umuran kita gini,, gak papa kan om?? Buat seneng-seneng aja gitu.." tanya Rifal ia selipkan unsur menyindir dikalimat tersebut. Laska mengerutkan dahinya. Sedangkan pandi tersenyum bahagia, mendengar perkataan Rifal, seakan pertanyaannya terwakili.
"Ohhh.. Nehi nehi!" ucap papanya Laska sambil menggulirkan jari telunjuknya.
"Wanita memang seperti barbie yang pantas dimainin. Tapi, INGAT Laki-laki sejati gak main barbie!" Lanjutnya.
Ketiga anak muda di depannya mengacungkan jempol.
"Wuuuiihh.. Mantul om mantul!" seru Pandi kegirangan dengan kata-kata papanya Laska, sedangkan yang dipuji hanya tersenyum hangat.
__________________
Ceekklekk
Ketiga insan yang tengah mengobrol didalam menengok ke arah pintu yang dibuka.
"Ehh bunda..! " seru Arinda yang mendapati bundanya Laska diambang pintu.
"Gimana keadaan kamu sayang?? " tanya bundanya Laska lemah lembut, menghampiri Arinda.
"Alhamdulilah lebih baik dari sebelumnya bun! "
Bundanya Laska mengerutkan keningnya.
"Loh tangan sebelahnya kenapa diperban..? " tanya bundanya Laska heran."Ohh ini tadii luka dikit bun! " seru Arinda berbohong.
"Boong tuh bun..! Tadi Arinda maksa lepasin selang infus buat nyelamatin Laska dikamar mandi.! " ceplos Jian watados, sedangkan Arinda melototkan matanya kearah Jian.
"Ishh kamu ini, jangan ceroboh Lagi, gimana kalo kenapa-napa coba? " ucap Bundanya Laska. Sedangkan Arinda hanya menyengir, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sama sekali.
"Emang udah cocok ya jadi menantu" Kini giliran Hilwa yang menceplos. Sambil menyengir kuda.
"Insya alloh calonn..! " seru Bundanya Arinda dengan senyumnya yang mengembang.
"Ciiieee...! " seru Kedua sahabatnya, Arinda merasakan pipinya memanas. Segera ia mengalihkan pembicaraan.
"Ehh bun.. Enggak sama om kesininya? " tanya Arinda mengalihkan topik.
"Ada kok,, lagi di kamar Laska.! " jawab bundanya Laska.
"Ohh yaudah kita kesana aja, sekalian Arinda juga mau------ eh maksudnya udah lama gak ketemu sama om.! "
"Bilang aja mau liat Laska , gak usah malu-malu..! " kini Jian kembali mengecengi sahabat karibnya ini. Bundanya Laska hanya tersenyum.
"Kuat jalannya gak? " tanya Bundanya Laska.
"Kuatt ko..! Arinda kan strongg! "
Bundanya Laska tersenyum."Yaudah ayok, pelan-pelan aja ya..! "
Bundanya Laska dengan Jian membantu Arinda turun dari ranjang, sedangkan Hilwa mendorong tiang infusan yang ditangan Arinda.
Keempat Manusia yang tengah tertawa seketika menghening, ketika seseorang memasuki kamarnya.
Laska tersenyum ketika mendapati Arinda yang berjalan perlahan dituntun oleh kedua insan disampingnya.
"Ehh Arinda,, gimana rin keadaannya? " tanya Laska langsung.
"Yeuu yang ada gue nanya keadaan lo..! " seru Arinda.
"Baik kok, gue baik, bahkan sangat baik, ketika liat lo dateng kesini.! " timpal Laska tak menghiraukan suasana.
"Yeuu.. Lo sakit gak sakit sama aja modusnya..! " timpal Rifal. Sedangkan pandi Hanya tersenyum miris.
"Ehh permisi bentar, mau beli cemilan dulu ke luar..! " seru Pandi.
"Tumben banget lo ngemil pan..! " tegur Laska.
"Buat kita-kita lahh..! Bentar ya..! " ucapnya Lalu pergi meninggalkan ruangan.
Setelah menutup pintu, andi diam, memejamkan matanya perlahan, lalu menghembuskan napasnya.
"Ingett pan, itu cuma masa lalu dan lo gak berhak ngancurin masa depannya.! " gumam pandi. Lalu segera pergi dari sana.
Brruuukkk....
Seseorang telah menabrak pandi, membuat ia sedikit oleng dibuatnya.
"Aduhh sorry gue gak sengaja..! " ucap Pandi lalu menyodorkan tangannya kearah seseorang yang ditabraknya barusan.
Dahi Pandi berkerut.
"Laras?? "
____________________
Padahal partnya udah panjang hemm;(
Nambah lagi nih haduhh... Semoga suka❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah Sekolah
Teen FictionManusia biasa yang mampu menaklukan seluruh siswa dengan tingkahnya yang subhanalloh luar biasa. SMA Indika Karya tempat mereka berekspresi, menyalurkan tradisi yang tidak dapat dipungkiri. Mampu membuat guru-guru darah tinggi. Tadaaaaa...! Penasa...