Bab 4

90 22 4
                                    

Nana merogoh ponselnya, ia menerima pesan dari salah seorang anggota UKM-nya. Ya, UKM kesenian, UKM tersebut berisi para band yang memang dipilih kampus karena bakat yang dimiliki.

Setelah menerima pesan, dengan muka malas Nana menuju ke sekertariat yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

Tiga menit kemudian, ia sudah sampai tempat yang dituju. Ia membuka pintu sekertariat, dilihatnya anggotanya berkumpul.

Entah apa yang mereka bahas. Mata Nana tertuju ke arah seseorang-yang ternyata Arda. Nana lalu menghampiri Arda untuk bertanya kenapa laki-laki tersebut bisa di kelompok UKM-nya.

"Arda, kok bisa di sini?" tanya Nana.

Arda tersenyum lebar, "iya, aku diajakin Ramdan buat gabung, katanya mau ada seleksi ketua band. Kebetulan aku bisa nyanyi sama main gitar, kali aja kepilih." Arda terkekeh yang langsung dibalas tawa oleh Nana.

"Cukup berani juga kamu, Da. Aku salut sama kamu. Nanti di tes dulu suara kamu layak atau nggaknya," ucap Nana sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Arda hanya mengangguk dan melemparkan senyum ke arah Nana.

"Maaf, gue telat," ucap salah seorang perempuan berambut sebahu yang langsung nyelonong masuk ke ruang sekertariat. Ia bernama Mile, ia adalah wakil dari UKM kesenian.

Mile memang selalu terlambat saat ada rapat atau kegiatan apapun. Alasannya beragam, padahal itu hanya alasannya saja.

Mungkin mentang-mentang wakil, jadi ia berlagak semaunya sendiri.

Semua mata tertuju ke arah Mile, mereka menggelengkan kepala, sebab mereka sudah hafal karakter Milea yang sering datang terlambat dengan alasan apapun.

"Wakil kok datangnya telat terus," celetuk salah seorang.

Raut wajah Mile mendadak emosi, ia menghela napas panjang, ia tak boleh terbawa emosi. Akhirnya, Mile hanya mengangkat bahunya acuh.

"Udah, jangan bilang kayak gitu," sahut Nana bermaksud membela temannya. Ia tetap berpikir positif terhadap temannya itu.

Dalam hati, Mile senang karena ada yang membelanya, padahal hal yang diucapkan temannya benar kalau hanya alasan Mile saja.

Acara dimulai. Arda dipanggil Nana untuk menunjukkan bakatnya. Arda berdiri dihadapan mereka dan Nana memberikan sebuah gitar. Arda memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu, judulnya "Aisyah"

Aku kecewa, Aisyah tak pulang-pulang
Aku kecewa, ternyata kini Aisyah ada yang punya.

Nana yang melihat penampilan cowok itu sangat terpukau, dan ia yakin Arda lah yang akan menjadi vokalis baru di UKM-nya.

Semua bertepuk tangan melihat penampilan Arda yang menakjubkan. Arda kembali ke tempat semula. Mile yang sedari tadi memperhatikan Arda tampaknya mulai tertarik dengan cowok berparas tampan itu. Mile menggeser duduknya di sebelah Arda bermaksud untuk berkenalan dengan cowok itu.

"Penampilan kamu keren," puji Mile. Arda hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Nama kamu siapa?" tanya Mile lagi.

"Arda, kalau kamu?"

"Mile. Salam kenal, ya." Mile menyodorkan tangannya ke arah Arda yang langsung balasan jabat tangan olehnya.

Nana telah berunding dengan teman-temannya yang lain, dan telah disepakati yang akan menjadi vokalis barunya adalah Arda.

Nana menghampiri Arda dan menyampaikan kalau ia lah yang terpilih menjadi vokalis baru. Arda senang bukan main, ia masih tak menyangka kalau dirinya lah yang terpilih.

"Terima kasih atas kepercayaannya, Na," ucap Arda sambil menatap Nana.
Nana mengangguk. "Bulan depan ada kompetisi vokalis antar kampus, rajin latihan vocal, ya, Da," ujar Nana. "Kampus ini sangat berharap pada kamu. Semoga kamu menjadi harapan baru di kampus kita."

Arda mengangguk sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang