Bab 31

19 8 0
                                    

Empat tahun berlalu, hubungan Nana dan Arda tak terasa cukup lama. Susah dan senang sudah mereka lewati. Ya, beberapa bulan lagi mereka akan wisuda, tinggal menunggu hari itu datang.

"Habis ini kita LDR-an, Na, aku janji akan tetap jaga cinta kita berdua," kata Arda sambil mengenggam tangan Nana. Mereka sedang duduk di taman kampus dengan suasana yang indah, penuh bunga-bunga yang mekar.

Nana mengangguk. "Aku percaya sama kamu, Da." Nana percaya karena setelah Arda memutuskan lebih memilih dirinya ketimbang cinta masa lalunya.

"Tapi kamu nggak bakal ingkari janji kamu, kan, Da?" tanya Nana lagi. Dia hanya khawatir suatu saat akan ada halangan yang membuat Arda mengingkari janji.

Arda mengangguk mantap. "Kita hanya bisa percaya, tetapi takdir yang menentukan semuanya, Na. Manusia bisa berencana, Tuhan yang menentukan."

Nana tersenyum mendengar ucapan Arda. Benar yang diucapkan cowok itu semuanya tergantung takdir. Nana lalu mengambil ponsel yang ada di saku celana dan melihat postingan Instagram.

"Da, ke gramedia, yuk?" ajak Nana sembari merayu pacarnya itu.

"Ngapain?" Arda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Beli buku. Ada diskon 40%. Lumayan, loh! Nana terus merayu Arda supaya Arda mau menemaninya ke gramedia yang berada di Jalan Sudirman. Arda hanya pasrah dan menuruti kemauan Nana.

"Sekarang?" tanya Arda.

Nana mengangguk sambil menggeret tangan Arda menuju halte Trans Jogja yang tak jauh dari kampus. Tak butuh waktu lama, mereka berdua sampai di halte, lalu memasuki halte itu dan membayar pada petugas halte. Nana kembali menarik tangan Arda untuk duduk di sebuah kursi. Lima belas menit kemudian, bus dengan jalur A3 datang, Nana dan Arda segera masuk ke dalam bus. Arda mencari tempat yang kosong untuk mereka berdua.

"Di sini kosong, Na." Arda menarik tangan Nana untuk duduk di sebelahnya.

"Aku nggak sabar sampai sana, Da, pasti bukunya bagus-bagus," ucap Nana, girang.

"Iya, Na. Seneng udah keturutan?"

Nana mengangguk. "Iya, kapan lagi bisa lihat buku dengan diskon 40%?"

"Lain kesempatan juga ada, kok. Oh, ya, nanti kamu mau beli buku apa?"

"Belum tahu, Da."

Dua puluh menit kemudian, Arda dan Nana sudah sampai di pemberhentian halte tepat di Gramedia Sudirman, mereka segera turun dari Trans Jogja.

Nana mempercepat langkahnya diikuti Arda di belakang dan kedua sejoli itu memasuki toko buku. Mata Nana tertegun melihat rak-rak penuh buku dengan tertera tulisan diskon. Arda hanya heran dengan tingkah Nana yang melihat buku senangnya bukan main.

"Ayo kita ke sana, Da." Nana menarik tangan Arda, Arda hanya pasrah menuruti langkah Nana.

"Mau beli buku yang mana?" tanya Arda. Arda melihat judul-judul yang ada di rak buku judulnya bagus-bagus, membuat Arda bingung memilih. Dalam perjalanan menuju toko buku Arda terbesit untuk membeli sebuah buku Harry Porter. Arda melangkahkan kaki menuju sebelah kanan, dia melihat tulisan "buku terjemahan", Arda segera menuju rak buku. Arda terus melototi judul-judul buku, mencari buku yang diinginkannya.

"Nah, ini." Arda mengenggam buku Harry Porter yang ingin dibelinya, lalu Arda menghampiri Nana yang masih terlihat memilih buku.

"Belum selesai juga?" tanya Arda. "Dasar cewek!" gerutu Arda. Sedangkan Nana tak menengok sama sekali, masih fokus memilah buku yang sekiranya bagus dan menarik untuk dibaca.

"Ini buku yang aku cari," tunjuk Nana dan mengambil sebuah buku berjudul "Kisah Tanah Jawa" .

Arda menggelengkan kepala, Arda berpikir Nana akan membeli sebuah buku tentang cinta, tetapi dia salah duga ternyata Nana menyukai buku bergenre horor.

"Yakin mau beli itu?" tanya Arda.

Nana mengangguk. "Yuhuuu. Asal kamu tahu, aku suka banget novel horor atau misteri."

"Nggak takut, gitu?" ledek Arda.

Nana menggeleng. "Nggak."

"Udah selesai, kan?" Tanpa jawaban dari Nana, Arda menuju kasir. Nana yang sadar Arda menuju kasir segera mengikuti. Kebetulan kasir sedang sepi, jadi mereka tak perlu mengantri. Arda mengambil buku yang dipegang Nana dan meletakkannya di meja kasir.  Seusai tertera total yang harus dibayar, Arda menyodorkan uang tiga ratus ribuan yang langsung diterima oleh kasir. Setelah selesai membayar, Arda membawa tas kresek berisi buku.

"Kita pulang pakai Trans Jogja lagi?" tanya Arda, memastikan.

"Jalan aja nyampenya besok," jawab Nana dengan nada bercanda.

"Aku serius, Na."

"Terserah kamu aja, Da."

Arda dan Nana menuju halte Trans Jogja, sambil menunggu bus datang.

****

Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang