Bab 9

60 12 0
                                    

"Serius?"
Arda menekan perkataannya dengan nada senang.

Akmal mengangguk. "Iya. Besok dia mau ke Jogja."

Arda memiringkan senyum,  lalu mengepalkan sebelah tangannya dan mengayunkan ke bawah. Perasaan Arda kali ini senang bukan main. Ya, Aisyah akan mengunjungi kota Yogyakarta bersama teman kuliahnya yang berasal dari Jakarta.

"Siap. Kesempatan kali ini nggak bakal gue sia-siain."  Arda merangkul bahu Akmal. Akmal hanya menggeleng pelan. Cowok itu tak habis pikir dengan pemikiran Arda, bukankah dia sudah tahu kalau gadis yang dicintainya sudah mempunyai tambatan hati? Kenapa Arda tetap bersikeras masih mengejar cinta Aisyah yang jelas-jelas sudah berulang kali menolak cintanya. Barang kali cinta sudah menutup hati manusia, tak peduli status seseorang yang didambakan apa yang penting memperjuangakan cinta sampai titik darah penghabisan.

"Inget dia udah punya pacar," ucap Akmal pada akhirnya, berusaha menyadarkan Arda tentang kenyataan yang terjadi.

"Gue tahu, nggak usah nasihatin!"

Akmal sudah menduga apa jawaban Arda ketika diberi nasihat. Rasanya Akmal mulai muak menasihati temannya itu, dan memilih mendiamkan sampai akhirnya dia akan sadar dengan sendirinya.

"Terus besok dia ngajak ketemuan di mana?" Arda bertanya lagi saking senangnya.

"Depan taman pintar, Da." Akmal mulai malas menanggapi pertanyaan Arda. Salahnya juga kenapa dia harus memberi tahu Arda kalau Aisyah akan datang ke Yogyakarta.

"Siap!"
     ***
Keesokannya tepat pukul sembilan, Arda dan Akmal sudah di depan Taman Pintar, tetapi tanda-tanda kedatangan Aisyah belum juga terlihat. Rasa kecewa mulai terlihat pada raut wajah Arda, dia sudah tak sabar melihat tambatan hatinya. Tak berselang lama, Aisyah datang bersama temannya.

"Udah nunggu lama, ya?" Aisyah menghampiri Arda dan Akmal sambil memberikan seulas senyuman.

"Belum, kok." Arda tersenyum membalas senyum Aisyah. Entah sudah berapa lama dia tak melihat Aisyah dan senyum indah itu.

"Kenalin ini temanku, namanya Hasna," Aisyah memperkenalkan  temannya yang berparas cantik dengan rambut hitam terurai.

"Hasna." Gadis itu menjabat tangan Arda dan Akmal.

"Ayo jalan-jalan," ajak Aisyah menggeret temannya, sedangkan Arda dan Akmal membuntuti dibelakang.

Mereka berjalan-jalan dan sesekali berhenti untuk sekadar berfoto. Tiba-tiba, Akmal menawarkan minum karena terlihat ketiga temannya sangat kehausan. Akhirnya, Akmal mencari minum bersama Hasna. Kesempatan berdua dengan Aisyah dipergunakan untuk menanyakan semuanya, tentang hubungan Aisyah bersama pacar barunya.

"Kamu sekarang udah punya pacar?" Arda bertanya dengan tatapan serius.

Aisyah mengangguk. "Betul."

"Kamu nggak mikirin perasaan aku?"

Aisyah mengernyit, dia sudah paham apa yang dimaksud Arda. Sebenarnya Aisyah tak habis pikir kenapa sampai sekarang Arda masih saja mencoba ngotot mendekatinya padahal cowok itu sudah tahu kalau dirinya sudah punya pacar.

Aisyah hanya diam, tak menjawab.

"Kenapa kamu diam aja?" Arda mengulangi perkataannya.

"Tolong lupain aku, Da. Aku udah bilang kalau aku nggak suka sama kamu. Apa itu kurang jelas?" Aisyah mulai marah dengan sikap Arda yang menurutnya egois dan hanya memikirkan perasaannya sendiri.

"Tapi-" Arda tak melanjutkan kata-katanya.

"Nggak ada tapi-tapi, pokoknya kamu harus lupain aku!"

Arda menggelengkan kepalanya, dia tetap kokoh dengan pendiriannya.

"Gue nggak mau nyerah, gue yakin suatu saat kamu bakalan cinta sama aku. Camkan itu, Syah," gumam Arda sambil memegang tangan Aisyah dengan sepenuh hati.

Aisyah segera melepaskan gengaman tangan Arda dan menghempaskannya.

"Terserah kamu!"

"Kalian ngobrolin apa? Serius banget!"  Akmal menghampiri Aisyah dan Arda yang tengah mengobrolkan sesuatu yang sepertinya penting sambil membawa dua botol aqua.

"Nggak, kok," jawab Arda berbohong.

Akmal hanya mengangguk dan dia tak percaya dengan apa yang diontarkan Arda. Sehabis pulang, dia akan mengintrogasi temannya itu.

Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang