Mile melihat Arda yang akan melangkahkan kakinya keluar parkiran, ia kemudian menghampiri cowok itu.
"Hai," sapa Mile.
Arda mengernyit, ia lupa siapa perempuan dihadapannya ini.
"Kamu siapa?" tanya Arda masih bingung.
"Aku Mile, teman Nana. Wakil UKM kesenian," balas Mile.
Arda mengangguk, " oh, iya."
"Mau ke kelas? Bareng, yuk." Mile menggandeng tangan Arda, karena risih Arda melepaskan genggaman tangan Mile.
"Sori ya, aku nggak biasa digandeng sama cewek," Arda meminta maaf karena ada rasa tidak enak pada Mile.
Mile mengangguk," bukan masalah.
Akhirnya mereka berjalan menuju kelas, saat pertigaan Arda berjalan lurus sedangkan Mile naik ke lantai dua.
Sesampainya di kelas, Arda melamun. Ya, memikirkan soal Aisyah. Ada rasa rindu yang bersemayam dalam hatinya. Diambilnya ponselnya dari tas dan ia membuka layar ponselnya. Seperti biasa, Arda selalu melihat isi postingan Aisyah di instagram.
"Aisyah, andai kamu tahu rasa ini masih sama seperti dulu. Aku nggak peduli orang bilang aku bodoh karena terlalu mencintaimu," ucap Arda bermonolog. Alangkah terkejutnya cowok itu saat melihat postingan baru Aisyah bersama laki-laki lain dengan caption
Semoga kita abadi.
Arda bingung bukan main, kata yang ada dalam postingan Aisyah membuat Arda bertanya apakah Aisyah sekarang sudah punya pacar? Kalau iya, pupus sudah harapannya.
Lamunannya terhenti saat temannya menghampirinya.
"Ngapain lo bengong?" tanya Ramdan.
Arda mengangkat bahunya acuh.
"Hati gue baru potek!""Kenapa?" balas Ramdan cepat.
"Orang yang gue suka, jadian sama cowok lain." Arda menghela napas panjang sambil menahan rasa sakit di hatinya.
"Sabar. Itu ujian. Cewek banyak, Bro," ujar Ramdan sambil menepuk bahu temannya itu, berusaha memberikan pengertian.
"Gue udah lama cinta sama dia. Dulu waktu SMP gue pernah nembak dia dan gue ditolak," Arda memulai menceritakan kisah memilukannya pada Ramdan.
"Itu sih lo yang bego. Cinta sih cinta, lo yang cinta dia kagak," Ramdan terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Gue begok? Apa masih ada harapan?" tanya Arda lagi.
Ramdan merangkul bahu Arda erat. "Sudah lupakan saja. Buka hati buat cewek lain," ujar Ramdan menasihati.
Arda mengangkat bahunya.
Sementara itu di kelas Mile terus-terus an memikirkan Arda, semenjak pertemuan itu, Mile selalu terbayang-bayang wajah cowok itu. Dari jauh Nana memperhatikan tingkah Mile yang senyum-senyum sendiri tidak jelas, maka kemudian ia menghampiri.
"Kamu kenapa, Le? Senyum-senyum sendiri," Nana mulai kepo.
"Sebenernya aku suka sama Arda. Nggak tahu kenapa semenjak kemarin aku kepikiran dia terus, Na." Mile kembali tersenyum sendiri.
"Kamu suka dia?" ledek Nana.
Mile hanya merunduk merasa malu.
"Dia udah punya pacar belum sih, Na? Mile mulai bertanya.
"Nggak tahu, kayaknya belum,"jawab Nana.
Mile mengangkat lengannya ke bawah tanda senang, berarti ia masih ada kesempatan buat dekat dengan Arda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)
Teen Fiction(Open pre order) Diterbitkan oleh Rumah Imaji Update setiap hari. Arda merupakan anak rantauan yang mengadu nasibnya ke kota Jogja untuk kuliah demi mencapai cita-citanya. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Nana, perempuan yang selalu membantunya. M...