Bab 13

37 11 0
                                    

Benar kata orang, memaksakan cinta nggak baik untuk kesehatan jantung.

***

Nana menyaksikan kompetisi band antar kampus yang diwakili oleh Arda dan teman-temannya.

Nana sesekali melirik ke arah Arda yang berpenampilan beda dari hari biasanya. Arda memakai baju hitam dengan topi yang selaras dengan bajunya.

"Semangat," ucap Nana sebelum Arda naik ke atas panggung. Arda mengangguk dan segera naik ke atas panggung karena pembawa acara sudah meneriaki nama bandnya yang bernama Star band.

Teriakan para penonton terdengar sampai ke telinga Arda. Dengan cepat, dia memegang mix dan memetik gitar sementara teman-teman yang lain mulai memainkan instrumen musik seperti bass dan drum. Arda pun mulai menyanyi dengan mendalami lagu yang dia nyanyikan.

Aku tak bisa memiliki menjaga cintamu. Walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu.
Aku tak ingin  kau terluka mencintai aku.
Hapuslah air matamu, dan lupakan aku.

Tepuk tangan kembali terdengar saat Arda sudah selesai menyanyikan lagu itu dan dia segera turun dari panggung.

"Keren," Nana mengacungkan kedua jempolnya sesudah Arda di belakang panggung.

"Terima kasih, Na. Kira-kira kita menang nggak, ya?" Arda mengangkat bahunya, ragu.

"Nggak menang juga nggak apa, Da. Kalah-menang itu biasa, 'kan?"

Arda mengangguk. "Berarti kalau misal nanti menang, aku bakalan traktir kamu."

"Gampang." Nana tersenyum mengembang pada cowok dihadapannya itu.

Tiga jam berlalu. Saatnya pengumuman. Juri mengumumkan juaranya siapa saja. Nana dan Arda serta yang lain terkejut saat juri mengumunkan mereka juara pertama. Arda berjingkrak tanda senang, kemudian dia dan bandnya maju ke panggung. Juri memberikan sebuah piala dan sejumlah uang.

"Seperti janjiku tadi, aku traktir, Na," ucap Arda setelah turun dari panggung.

"Kapan?"

"Nanti malam bisa? Kalau bisa jam delapan malam."

Nana mengangguk. "Di mana?"

"Di kafe deket kampus aja, ya?"

Nana hanya mengangguk, dalam hatinya senang sekali bisa makan malam berdua dengan Arda.

"Gue nggak ikutan ya, Da. Gue besok pas di kampus aja," kata salah seorang anggota bandnya.

Arda hanya mengangguk

***
Arda sudah bersiap-siap menuju ke kafe dekat kampusnya. Tiba-tiba dia dikagetkan dengan kehadiran teman SMA-nya yang bernama Sapto. Sapto merupakan anak rantauan juga sama seperti Arda, tapi kos Sapto jauh dari kos Arda, jadi  mereka jarang bertemu.

"Hai, sobatku," ucapnya ramah.

"Hai." Arda mengangkat salah satu tangannya ke atas.

"Aisyah, Da." Sapto terlihat panik dan Arda hanya mengernyit bingung.

"Kenapa?" Arda ikut-ikut panik. Dia hanya tak mau terjadi hal yang buruk pada Aisyah.

"Kecelakaan. Kereta yang ditumpangi kecelakaan, Da." Sapto menepuk bahu Arda. Dia tahu perasaan Arda bagaimana terhadap Aisyah--masih sama dan tak berubah.

"Yang dari Jogja kemarin itu?" Arda menggelengkan kepalanya.

Sapto menggeleng. "Bukan. Dia mau balik ke Jakarta soalnya minggu depan dia udah kuliah lagi. Tapi sayang, pas perjalanan keretanya malah kecelakaan."

"Terus keadaan dia gimana, To?"

"Gue nggak tahu. Tapi kata salah satu temen kita keadaannya udah membaik dan udah di bawa ke Jombang."

"Gue harus ke sana," kata Arda. "Tolong pesenin gue tiket pulang, To."

"Tapi lo besok kuliah, Da?"

"Gue nggak peduli. Yang penting gue bisa lihat keadaan Aisyah."

Sapto mengangguk. Cowok itu lalu memesankan tiket bus untuk temannya itu. Seusai memesan tiket, Sapto memberitahukan jadwal keberangkatan pada Arda. Ya, tepat pukul sepuluh malam. Tandanya masih dua jam lagi.

Arda segera masuk ke kos dan membawa beberapa baju serta peralatan lainnya ke dalam tas. Setelah itu, dia membonceng motor Sapto menuju ke terminal bus. Tanpa Arda tahu, dia sudah melupakan janji makan malamnya dengan Nana.

Sementara itu, Nana sudah menunggu di sana sudah hampir 1 jam, tapi dia masih setia menunggu. Tapi tanda-tanda kedatangan Arda tak kunjung ada.

"Arda mana, ya?" Nana menghela napas panjang.

Dia menggeser layar ponselnya dan mencoba menelpon Arda. Sayangnya nomor Arda tidak aktif. Nana hanya bisa menelan kekecewaan dan akhirnya dia memilih pulang ke rumahnya. Dia juga yakin Arda tak akan datang.

Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang