"Nana, kamu sakit apa?" Mile memeluk temannya yang sedang duduk di atas tempat tidurnya.
"Cuma pusing aja, aku nggak apa-apa." Nana tersenyum sembari menatap Arda yang sedari diam saja. Terlihat tak ada kekhawatiran sedikit saja dari cowok itu.
"Ehem," Nana mendehem mengkode Arda yang sejak tadi diam. "Kamu dari tadi diam aja, Da?"
"Nggak apa, cuma baru puasa bicara aja," jawab Arda.
"Puasa bicara kok ngomong," sahut Mile sambil menjulurkan lidahnya.
Arda hanya mengangguk sambil mengangkat bahunya acuh dan kembali terdiam seperti semula.
Nana yang melihat tingkah Arda bertanya-tanya sebenarnya ada apa gerangan, tak biasanya Arda sependiam itu. Biasanya Arda suka mengobrol walaupun sepatah atau dua patah kata, tetapi kali ini ada yang janggal dengan dirinya.
"Kamu kenapa sih, Da?" tanya Nana lagi.
Arda menghela napas panjang, dia enggan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tentang Aisyah yang sudah punya pacar baru lagi setelah putus dari mantannya. Kabar itu dia tahu sejak tadi malam saat Arda tak sengaja melihat postingan foto Aisyah bersama pacar barunya di Instagram.
"Nggak apa, Na." Arda berusaha tersenyum walaupun sebenarnya hatinya kembali rapuh. Pupus sudah harapannya kali ini. Terlihat sepertinya hubungan antara Aisyah dan pacar barunya akan lebih ke jenjang yang lebih serius.
"Tampang lo aja kayak baju belum disetrika gitu, Da," celetuk Mile turut memerhatikan raut wajah Arda yang terlihat kusut.
"Ngeledek banget ini cewek! Gue baru patah hati, tahu!" Arda keceplosan berkata seperti itu.
Nana yang mendengar perkataan Arda langsung paham apa yang dimaksud cowok itu, siapa lagi kalau bukan Aisyah. Nana hanya mengangkat bahunya acuh, tak mau menanggapi karena sebenarnya dia cemburu, tetapi tidak diperlihatkan saja."Apaan sih lo, Da. Cewek banyak kali, nggak cuma dia aja," cibir Mile.
Arda hanya mengangguk, tak menanggapi.
"Udah, nggak usah berantem," sahut Nana, memegangi kepalanya yang sedikit masih pusing.
"Maaf ya, Na."
Karena hari sudah sore akhirnya Mile dan Arda berpamitan. Nana mengangguk sambil melihat keduanya menutup pintu kamarnya.
***
Arda mengacak rambutnya frustrasi. Rasa kecewa masih ada dalam benaknya. Perempuan yang dicintainya kini sudah bersama laki-laki lain lagi."Kenapa gue selalu nggak ada kesempatan buat dapatin lo?" Arda sesekali memukulkan tangannya ke dinding.
Tok
Tok
TokPintu terketuk dan Arda segera bangkit dari tempat tidurnya, lalu membuka pintu.
"Lo galau, Da?" Akmal membuka pembicaraan.
"Lo ngapain ke sini? Mau ngeledekin gue lagi gara-gara tahu Aisyah sama laki-laki lain?" Arda menarik lengan Akmal dan Akmal berusaha melepas cengkaraman dari Arda. "Santai, Bro."
Arda akhirnya melepaskan cengkaraman di tubuh Akmal. Cowok itu langsung duduk di depan kos-nya dan Akmal pun menyusul duduk di sebelahnya.
"Lo mau tahu kenapa Aisyah nggak pernah mau nerima cinta lo?" Akmal menepuk bahu Arda. Akmal rasa ini waktu yang tepat untuk memberitahukan semua yang diketahuinya.
"Apa?" Arda menjawab perkataan Akmal dengan ketus dan to the point.
"Karena lo sama dia beda derajat," Akmal melepas tangannya pada bahu Arda. "Lo tahu diri, 'kan? Dan lo tahu sendiri bapaknya Aisyah nggak pernah suka sama lo karena hal itu. Lo paham, 'kan?"
"Gue sadar, tapi apa gue salah kalau gue mau bareng sama dia?" Arba menghela napas panjang. Seolah perkataan yang dilontarkan Akmal merupakan tamparan keras, dan seharusnya Arda sadar siapa dirinya, dan siapa Aisyah, ibarat langit dan bumi yang berbeda jauh.
"Lo nggak salah." Akmal tetap berusaha memberikan pengertian pada temannya itu supaya berhenti memperjuangkan cinta bodohnya itu. Bagi Akmal, Arda mencari perempuan yang bisa menerimanya apa adanya, bukan karena status.
"Terus gue harus gimana, Mal?" tanya Arda.
"Move on."
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan untuk Arda(Terbit✅✔)
Teen Fiction(Open pre order) Diterbitkan oleh Rumah Imaji Update setiap hari. Arda merupakan anak rantauan yang mengadu nasibnya ke kota Jogja untuk kuliah demi mencapai cita-citanya. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Nana, perempuan yang selalu membantunya. M...