ZK : 4. Yusuf

18 11 0
                                    

Adegan siang yang mengharukan ketika Aika dengan diam menerima suapan Mbok Na, bahkan Pak Yudis yang mengintip di balik bilik dapur hanya mampu tersenyum bahagia dan tetesan kecil dari matanya tak mampu ia sembunyikan.

Mbok Na juga merasa terharu, bahkan tangannya bergetar saat menyendokkan nasi goreng buatannya ke mulut Aika. Aika juga tak mengerti dengan perasaannya kali ini, ia merasa hangat bahkan di dalam hati menghitung sudah berapa tahun ia tak mendapat suapan dari tangan orang lain lagi. Aika tak ingin menyalahkan Mamanya, karena gadis itu sangat tau posisi Mamanya saat ini. Kali ini biarkan dulu seperti ini, duduk di kursi makan dengan suapan yang ia terima kala mulutnya sudah kosong dari tangan asisten rumah tangganya.

Aika sangat tau jika selama 10 menit terakhir Mbok Na menangis diam-diam dihadapannya, bahkan wanita itu harus menyeka air matanya dengan cepat menggunakan lengan bajunya.

'Sebegitunya ya aku menyedihkan? Atau aku sudah seperti orang gila yang suka berteriak sendiri di dalam kamar? Tapi tak apa, karena tidak ada orang gila yang disukai seorang pria. Ataukah aku harus menjadi benar-benar gila agar pria itu tak datang lagi?' batin Aika melamun.

"Nona?" Aika terbangun dari lamunan karena panggilan Mbok Na, ia tak menjawab namun tatapan kosong lagi-lagi ia berikan pada wanita tua itu.

"Nasinya sudah habis, mau nambah lagi?" dengan halus Mbok Na bertanya pada Aika.

Mbok Na melihat putri keras kepalanya sedang rapuh, bahkan ia kembali ingin menangis saat Aika seperti orang linglung menjawab pertanyaannya hanya dengan menggelengkan kepala. Wanita paruh baya itu berinisiatif untuk lebih berani mengambil tindakan, bukannya memanfaatkan keadaan Aika saat sedang rapuh-rapuhnya tapi justru karena ia tak tega melihat Aikanya lemah seperti ini.

Aika menurut saja saat Mbok Na menyodorkan minum di depan bibirnya bermaksud untuk memberi minum, saat wanita itu menggiring dan menuntun ke kamar atas Aika juga tak banyak protes. Hingga sampai di kamar mandi, Mbok Na bingung apa yang harus ia lakukan? Apakah harus memandikan Aika? Namun akhirnya ia hanya menyuruh Aika mandi dan hal itu juga dilakukan Aika dengan diam.

Aika keluar dari kamar mandi setelah 15 menit beraktifitas di dalam, ia hanya menggunakan bathrobe. Dan Mbok Na datang memberi pakaian lengkap baik luar maupun dalam untuk Aika, lagi-lagi gadis itu hanya menurut ketika Mbok Na memintanya untuk segera ganti baju di kamar mandi. Mbok Na masih setia menunggu Aika, hingga 5 menit kemudian Aika keluar dengan pakaian lengkap.

"Nona mau tidur? Kalaupun ingin sekolah ini sudah sangat terlambat, bahkan 4 jam lagi bel pulang sekolah," tanya Mbok Na dengan lembut sambil menyisir rambut Aika di depan cermin meja rias.

Aika yang masih diam hanya menatap balik tatapan mata wanita di belakangnya melalui cermin, ia mengangguk saja. Lalu kembali ia mengikuti Mbok Na yang menuntunnya ke arah kasur besar kamar ini, bahkan Aika dengan diam tidur diatas bantalan paha wanita yang sedari tadi tersenyum itu. Dengan sayang istri dari Pak Yudis itu mengusap kepala Aika dengan lembut dan berulang, hingga tak terasa Aika yang menikmati kenyamanan itu tertidur dalam pangkuan Mbok Na.

***

Entah sudah berapa lama Aika tertidur? Bahkan ia baru bangun ketika adzan subuh berkumandang, baru kali ini gadis itu tidur dengan nyaman tanpa mimpi buruk. Buktinya dari kemarin siang hingga saat ini Aika baru bangun dari tidurnya tanpa mengigau, hal itu membuat mood gadis itu membaik.

Dengan semangat gadis itu bergegas mandi, ia akan sekolah hari ini. Pagi ini ia berniat berangkat lebih awal, ia tak ingin merusak harinya dengan terlambat yang artinya ia akan menjadi tawanan para guru. Walaupun sekolah itu milik keluarganya, namun tetap saja ia tak bisa semena-mena terutama karena Mamanya sendiri yang akan turun tangan jika ada suatu masalah yang diakibatkan Aika.

Setelah mandi ia mengaca di cermin, semuanya sudah pas. Aika bukan tipikal seperti ketiga teman-temannya yang menggunakan rok span dengan panjang sepertiga bagian kaki dan menggunakan kemeja ketat yang bagian bawahnya di potong, justru Aika sebaik mungkin ingin menutupi dirinya agar tidak dilihat para mata jahat. Ia terbiasa dengan kemeja lengan panjang dan longgar bahkan roknya saja semata kaki, ia juga suka mengikat rambutnya ala kuncir kuda.

Kalau kalian bilang Aika kutu buku itu sangatlah salah besar, ia bukan ingin terlihat pintar namun lagi-lagi ia sangat berniat menghindari laki-laki. Nyatanya kecantikan Aika memang tak bisa ditutupi, bahkan gadis itu tidak menggunakan perawatan apapun dan ia juga tak memakai make up. Wajah jawa yang dipadukan dengan wajah arab, Aika semakin terlihat seperti boneka dengan kulit putih mulusnya.

"Oh wait? Softlens, jangan sampai aku lupa memakainya," tak lama Aika menggunakan iris palsu itu dengan warna coklat gelap.

"Kenapa aku tak tumbuh jerawat? Hmm yasudahlah."

Aika keluar kamar dengan seragam yang lengkap melekat pada pada tubuhnya, dengan semangat pula ia menggendong tas ranselnya. Ketika ia turun entah kenapa tiba-tiba hatinya dilingkupi kesepian, seperti ada yang kurang.

'Mbok Na,' batin Aika.

Menepis pikiran itu Aika segera keluar rumah dan ia bisa melihat Pak Yudis di depan mobil, dengan langkah ringan ia mendekat. Pak Yudis yang terkejut melihat Aika datang hanya bisa beristigfar.

"Astagfirullah," Pak Yudis mengelus dada.

Aika hanya menampilkan wajah datar, ia gengsi ingin ketawa melihat supir itu terkejut karenanya. Tanpa menggubris Pak Yudis, Aika masuk ke dalam mobil bagian belakang. Pak Yudis melihat jam di tangannya, ia semakin bingung karena Aika ingin berangkat sekolah jam setengah enam.

"Itu beneran Non Aika bukan ya?" gumam Pak Yudis namun tak lama ia mendapat jawabnnya.

"Pak? Woy sampe kapan gue nunggu di mobil tanpa AC gini?" teriak Aika dari dalam mobil dengan sedikit membukan kaca jendela.

"Oh oke itu jawabnnya," dumel pak Yudis sambil berbalik badan ke arah mobil bagian pengemudi, "Siap Non, laksanakan!".

***

"Sialan!"

Aika harus terlambat lagi hari ini, bukan karena mobil mogok dan bukan pula karena macet tapi karena ia tertidur di kantin. Sangat memalukan, ia sudah sampai di sekolah pukul 6 kurang 10 menit namun karena lapar ia pergi ke kantin untuk sarapan. Setelah itu ia merasa mengantuk, saat bangun ia sangat terkejut karena jarum jam sudah menunjuk angka 7.

Beruntungnya ia tak perlu memanjat pagar, ia hanya perlu mengendap masuk ke dalam ruang kelasnya. Namun karena terburu-buru ia jadi menabrak seseorang, saat melihat sepatu Aika sudah geram karena sepatu cewek tidak akan besar dan tebal berwarna hitam legam.

Saat mendongak ia memasang wajah dingin, namun laki-laki dihadapannya membalas dengan tersenyum dan menangkupkan kedua tangan di dada.

"Assalamu'alaikum, saya Yusuf..." belum menyelesaikan kalimat, Aika sudah menyela dengan sarkas.

"Bodo, gue gak nanya."

bersambung...

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang