ZK : 16. Langkah Awal Aika Yang Baru

12 5 0
                                    

"Selamat pagi Mbok Na," Aika mengatakan itu dengan senyum yang mengembang.

Mbok Na juga ikut tersenyum melihat perempuan cantik berkerudung lebar itu, ia masih merasa ini adalah mimpi karena baru saja ia berdoa pada Allah SWT untuk menolong Aika dari keterpurukan tapi wanita itu kini sudah bisa melihat senyum indah milik Aika.

"Pagi juga Non Aika yang cantik."

"Masak apa Mbok hari ini?" tanya Aika yang duduk di kursi makan.

Mbok Na menyajikan nasi goreng buatannya lengkap dengan telur mata sapi ditambah sosis dengan cumi, ia juga menuangkan susu untuk Aika.

"Seadanya saja ya Non, Mbok bingung harus masak apa? Biasanya Nona juga tidak mau sarapan," ucap Mbok Na dengan lembut.

"Alhamdulillah Mbok, ini sudah lebih dari cukup."

Mbok Na tersenyum melihat Aika makan dengan lahap setelah membaca doa terlebih dahulu, wanita itu sangat senang melihat Aikanya saat ini. Aika sangat memuji hasil makanan Mbok Na yang begitu lezat, wanita itu juga tersenyum mengikuti Aika. Hingga makanan yang berada di piring habis Aika barulah beranjak dari duduknya, ia juga menjulurkan tangan kanan kepada Mbok Na namun tak bersambut.

"Terima kasih Mbok, Aika berkangkat sekolah dulu. Assalamu'alaikum," Aika yang melihat raut bingung Mbok Na kembali tersenyum lalu meraih tangan kanan wanita dihadapannya.

"Aika pamit, Assalamu'alaikum," Aika mengulangi kalimat yang tak disambut Mbok Na tadi. Mbok Na merasa terharu saat Aika mencium tangannya, dengan reflek wanita itu mengusap kepala Aika.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati nduk."

***

Seorang perempuan berkerudung segi empat panjang turun dari mobil, pria yang berada di dalam mobil itu juga menurunkan kaca jendela agar bisa melihat gadis cantik itu sambil tersenyum.

"Terima kasih Pak Yudis," ucap Aika sambil tersenyum dengan sedikit menunduk.

"Sama-sama Non Aika, semoga sukses."

"Aamiin terima kasih doanya Pak."

Aika berbalik badan setelah melihat mobilnya telah pergi, kini waktunya ia memantapkan hati menjalani awal baru ini. Aika menghembuskan nafas guna menghilangkan rasa gugupnya, setelah itu ia tersenyum sambil melangkah masuk ke sekolah.

"Itu kak Aika? Gila makin cantik aja."

"Aika keliatan kalem ya kalo pake kerudung gitu."

"Yaelah Aika nih malah bikin gue minder aja."

"Cewek aneh itu udah tobat?"

"Kenapa tiba-tiba bisa pake kerudung tuh anak?"

"Halah dia palingan kayak gitu karena kesemsem sama Yusuf anak baru yang ganteng itu."

Untuk kali ini Aika tak bisa menahan telinganya lagi dari gunjingan, ia melirik tiga pemudi yang sedari membicarakannya. Menghembuskan nafas melalui mulut Aika menyibak kerudungnya sedikit ke belakang.

"Alhamdulillah ya Allah ada yang mau makan bangkai Aika dengan gunjingan," Aika melirik ke arah pengghibah itu dengan sinis hingga mampu membuat ketiganya pergi.

Belum selesai ujian Aika pagi itu karena tiba-tiba ada anak basket yang memanggilnya untuk mengambilkan bola yang tepat di depannya, Aika jengkel karena Steven yang meneriakinya.

"Woy bagi bolanya dong kesini."

Aika mengangkat sebelah bibirnya karena pemuda itu belum tau jika perempuan ini adalah Aika, gadis idolanya. Sengaja Aika mengambil bola itu lalu berjalan ke arah Steven, semakin dekat semakin membuat Steven melongo.

"Aika?" ucapnya masih dengan heran.

"Assalamu'alaikum Steven," salam Aika sambil tersenyum dan menjulurkan bola yang di pegangnya.

"Nih bola kamu," Steven yang masih belum benar-benar sadar hanya mengambil bola itu dengan ragu.

"Kamu, Aika bukan?" ternyata Steven memang benar-benar tak percaya melihat Aika yang telah berubah 180 derajat.

"Permisi, Aika mau lewat," laki-laki itu semakin melebarkan matanya dan dengan ketidak percayaan itu ia memberi jalan untuk Aika.

Aika tersenyum menang, ia mulai menikmati peran barunya dengan seperti ini akan jauh lebih aman menghadapi kapten cerewet itu.

"Alhamdulillah."

***

Jam istirahat telah berbunyi, banyak murid yang berhamburan keluar kelas untuk memenuhi meja kantin dan beruntungnya di sekolah itu mempunyai meja makan yang mampu menampung semua murid. Hal serupa juga dilakukan oleh Aika, kini ia tak perlu malas pergi ke kantin karena penampilan barunya akan membantu dan Allah SWT akan selalu melindunginya.

Saat ia berjalan ke kantin dapat dilihatnya ada 2 orang teman sekolahnya yang menggunakan kerudung namun lebih pendek dari milik Aika sedang berbisik-bisik, ketika tepat berpapasan mereka dengan kompak memberi salam yang dijawab oleh Aika sambil tersenyum.

"Assalamu'alaikum, Aika."

"Wa'alaikumsalam."

"Huaa salam aku dibalas sama Aika," ucap gadis satu sambil meloncat-loncat.

"Itu tadi juga salam aku dibalas, Aika benar baik ya ternyata. Aaaa aku seneng banget," kata gadis yang satu lagi.

Aika yang melihat itu hanya tersenyum kecil, ternyata benar kata Asya bahwa ia sangat terkenal dan banyak yang ingin tau namun tak pernah ada kesempatan melihat karena dirinya sibuk menelur di dalam kelas. Perempuan cantik itu mengendikkan bahu lalu berbalik badan untuk melanjutkan perjalanan, belum sempat melangkah 2 kaki ia sudah menubruk seseorang yang membawa banyak buku bahkan semua bukunya jatuh berserakan. Dengan gesit Aika jongkok untuk memungut buku-buku itu sambil meminta maaf.

"Maafkan aku, tadi aku sedang menoleh ke belakang hingga tak melihat ke depan."

"Ck jalan itu ke depan bukan ke belakang, belum bisa move on lo."

Pemuda itu juga ikut membantu Aika mengambil buku di lantai, setelah bersih tak ada lagi buku yang tertinggal keduanya sama-sama berdiri. Saat pemuda itu melihat siapa perempuan yang telah membuatnya kesal justru melebarkan matanya karena tak percaya jika Aika memakai kerudung, terlebih lagi gadis itu juga minta maaf padanya dengan lembut.

"Lo Aika?"

"Nih buku kamu," Aika tak menjawab justru memberikan buku di tangannya pada Billy.

Billy menerima uluran itu, namun matanya masih menilik penampilan baru Aika. Aika hanya tersenyum, gadis itu pamit pada Billy yang masih dengan muka bingung.

"Aika ke kantin dulu ya, assalamu'alaikum."

Aika terkikik geli karena Billy yang telah memarahinya tapi tiba-tiba heran setelah tau jika yang menabraknya adalah gadis pujaannya, ia kembali mengendikkan bahu masa bodoh. Fokusnya kini adalah makan, beruntung sekali Aika tak perlu mengantre karena memang gorengan yang ia beli kurang diminati.

Pada suapan pertama Aika mendengus karena ada pemuda yang tiba-tiba datang dan duduk tanpa permisi di kursi depannya, ia semakin malas karena Rio lah yang datang.

"Jadi bener gosip yang beredar tentang penampilan baru lo?"

"Bukan hal yang besar bukan?" Aika malas menjawab.

"Lo kayak gini karena hasutan anak baru itu?"

"Aku berubah karena Allah, bukan karena Yusuf. Lagi pula ini bukan tentang kamu, jadi tidak masalah jika aku melakukan apapun yang aku ingin."

Rio menggeram tertahan, "Gak asik lagi lo!"

Aika lega saat Rio sudah pergi, "Alhamdulillah bisa makan lagi."

Perempuan yang telah berubah itu melanjutkan makan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa, tentu setelah membaca do'a kala ia ingat.

"Ya Allah maaf Aika tadi lupa baca doa makanya Rio dateng, sekarang baca doa dulu deh."

bersambung...

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang