ZK : 21. Sadarlah Aika

12 6 0
                                    

"Astagfirullahaladzim, Aika kamu salah paham."

Emosi Yusuf mulai terusik karena Aika membawa nama agama, jika hanya menyangkut dirinya saja maka tidak akan membuatnya goyah tapi Aika juga telah tersulut api cemburu.

"Salah paham apa lagi hah? Kamu gak sengaja jatuh dipelukan Asya seperti itu?" Aika kini semakin maju ke arah Yusuf dan kali ini Yusuf tak lagi menghindar.

"Hentikan Aika sebelum aku bertindak kasar, jangan sampai rasa marah menutupi akal pikiranmu. Kenapa kamu bisa seperti ini?" gadis itu justru semakin menghimpit Yusuf dengan tembok.

"Untuk kejadian itu seharusnya kamu bertanya dulu," Yusuf seketika mengingat sesuatu, "Oh jangan-jangan ini karena hasutan Liona, Katy dan Angel?"

Aika membuang muka, "Katakan Aika apa yang sudah mereka lakukan hingga kamu menjadi buta seperti ini? Katakan!"

Karena bentakan Yusuf Aika menjadi lebih menjadi-jadi, "Iya! Semua yang kamu katakan benar, mereka yang menunjukkan kelakuan busukmu."

Yusuf memejamkan mata untuk menahan rasa murkanya, ia tak ingin setan menguasai hatinya. Hal itu berbeda dengan Aika, kesempatan saat Yusuf menutup mata untuk mendekatinya lebih intim. Aika mengaitkan tangannya di leher Yusuf sambil bicara sensual, sedangkan Yusuf terus saja memejamkan mata bahkan tangannya sudah terkepal.

"Ayolah Yusuf, aku masih menyukaimu bahkan ketika aku melihat kejelekanmu. Kamu bisa melakukan hal yang lebih denganku," mendengar itu Yusuf memberontak hingga Aika terlempar ke lantai.

"Astagfirullahaladzim Zulaikha sadarlah! Kamu tidak akan mendapat apa-apa dengan melakukan ini kecuali dosa," habis sudah kesabaran Yusuf.

Aika mencoba bangkit namun tiba-tiba ia merasa pusing yang hebat, ia bahkan memejamkan matanya untuk mengurangi nyeri di kepalanya namun hal itu tak membantu. Yusuf melihat Aika yang pucat dengan mata memejam, amarahnya musnah hingga terganti dengan kekahawatiran.

"Zulaikha? Kamu tidak apa-apa?" Aika mendengar Yusuf bertanya dengan kalimat itu tapi telinganya juga menangkap suara lain.

'Zulaikha? Sayang kamu tidak apa-apa?'

'Papa'

'Ayo lari sayang, anak Papa kuat kamu harus bisa bertahan'

'Adek takut Pa'

'Zulaikha kamu harus ingat bahwa kamu kuat'

"Papa," gumam Aika tanpa sadar masih dengan terpejam.

Yusuf yang melihat Aika bisa merespon tepukannya mengucapkan syukur, "Alhamdulillah."

Aika membuka matanya, bukan Papa yang ia lihat melainkan Yusuf dengan jarak dekat bahkan laki-laki itu terlihat khawatir. Tibalah pikiran jahat datang untuk memperkeruh keadaan.

'Gotcha! Kena kamu Yusuf,' batin Aika.

Gadis itu tiba kembali memeluk leher Yusuf dan dengan cepat pula mecium pipi Yusuf, "Aku tau kamu perhatian padaku," ucap Aika dengan tersenyum.

Seketika itu Yusuf benar-benar murka hingga tangannya bagaikan kapas yang begitu ringan menyentuh pipi perempuan yang ada di depannya, laki-laki itu menampar Aika. Aika merasakan perih hingga bau anyir muncul dari sudit bibirnya, tamparan itu juga membuat Aika hampir tidur terlentang jika tidak ada tangan yang menyangganya hingga rambut panjangnya juga menutupi wajahnya kesamping. Gadis itu meraba pipinya yang lecet dengan menoleh pelan ke arah Yusuf, laki-laki itu juga terkejut dengan aksinya yang tanpa dugaan. Ia refleks melakukan hal itu.

"Zulaikha?" Aika menatap Yusuf dengan luka.

"Kamu menamparku?" pertanyaan itu lolos dari mulut Aika berdampingan dengan air mata.

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang