Setelah makan Aika langsung bergegas ke kamar mandi untuk mencuci tangan sekaligus buang air kecil, bel masuk kelas akan berbunyi 10 menit lagi hingga membuat Aika bergegas jalan dengan cepat. Sesampainya di kamar mandi, Aika mencuci tangan terlebih dahulu untuk menghilangkan bekas minyak di tangannya.
Tepat ketika Aika masuk dalam salah satu bilik WC, datang mantan teman-teman Aika siapa lagi jika bukan Liona, Katy dan Angel. Memang benar jika ada yang mengatakan perempuan tidak akan lepas dari kaca, seperti yang dilakukan oleh 3 gadis di depan kaca itu untuk menghias diri. Dan satu pepatah lagi, jika perempuan bertemu sejenisnya akan mengghibah seperti mereka pula yang membicarakan trending topic di sekolahnya.
"Lo udah lihat mantan temen lo yang munafik itu?" pancing Liona pada kedua temannya.
"Aika?" tanya Angel.
"Oh yang dia berubah penampilan itu?" pertanyaan Katy itu dijawab anggukan oleh Liona dan Angel.
"Udah tobat dia," kata Katy dengan memoles bedak di kulit wajahnya.
"Palingan juga karna tuh cowok baru," tak acuh Liona dengan menebalkan warna bibirnya hingga makin terlihat merah tua.
"Eh emang bener ya cowok itu ganteng?" tanya Katy penasaran yang dijawab oleh Angel yang sedang mengikat ulang rambutnya.
"Bener banget dia itu ganteng, tapi kelakuannya sama kayak Aika yang anti banget sama lawan jenis bahkan nih ya tuh anak gak mau sedikitpun kulitnya disentuh cewek."
"Yaudah deh mereka berdua emang cocok," ujar Katy.
"Gue kira si Aika emang bener suka sesama jenis," ucapan Liona disanggah oleh Katy.
"Gila lo Li! Gue beneran ngeri sama omongan lo pas di kelab dulu, ya kali aja kita banyak barengan terus dia tiba-tiba suka salah satu dari kita."
"Iiiiiwwwwwww," dengan kompak mereka mengatakannya.
Braaakkk
Aika yang sedari tadi mendengar dengan sangat jelas omongan mereka yang terus mengenainya tak bisa lagi menahan kesabaran, telinganya bahkan terasa mengeluarkan asap. Dengan sangat kuat Aika membuka pintu itu ke depan hingga membuat suara yang begitu keras, ketiga mantan teman Aika itu seketika membeku karena mereka masih bisa mengingat akan ancaman dan intimidasi Aika dulu saat di kelab malam.
Aika berjalan maju dengan langkah pelan, ia menghampiri Liona yang kebetulan tepat berada ditengah antara Katy dan Angel. Liona sendiri merasa takut hanya dengan tatapan Aika yang menusuk, ia juga merasa terpojok karena Aika yang terus maju ke arahnya sedangkan di belakangnya ada bak cuci tangan beserta kaca besar.
Di dalam hati Aika ingin tertawa karena kamar mandi itu yang awalnya sangat ramai seketika menjadi hening, mereka yang berghibah hanya berani berbicara saat tak ada sasarannya namun berubah diam tak berkutik saat orang yang dibuat omongan datang.
Katy dan Angel yang melihat Liona meminta tolong melalui tatapan mata juga menjawab jika keduanya tak bisa membantu, jika kedua orang itu membantu maka sasaran akan berpindah pada mereka dan mereka tak mau hal itu terjadi. Aika semakin menghimpit Liona hingga tak ada jarak lagi, gadis itu ingin memaki seperti dulu yang ia lakukan pada mereka namun sekarang ia telah mengenal Allah SWT dan Asya juga mengajarkan bahwa menjadi orang harus sabar agar mendapat ganjaran lebih banyak di akhirat nanti.
'Ya Allah, Aika mau pahala banyak. Tapi Aika main-main dulu tidak apa-apa bukan, haha oke deh bentaran doang,' batin Aika.
"Astagfirullahaladzim," pekik Aika tepat ketika ia menatap Liona yang takut-takut. Lalu ia berbelok melihat pantulan dirinya di cermin kamar mandi, "Aaaahhh kenapa wajah aku gak tumbuh jerawat sih?"
Sontak Katy dan Angel saling tatap karena bingung dengan perilaku Aika yang tiba-tiba menjerit, bahkan Liona sampai menutup matanya karena lengkingan suara itu namun gadis itu tak benar-benar berani mengubah posisinya barang sedikitpun. Aika meneruskan berpura-pura tak menganggap mereka ada disana, ia menyentuh pipinya sambil mengaca hingga ke tengkuk belakangnya.
"Kok Aika merinding sih? Atau ada setan ya?" ucap Aika dengan mengeraskan suaranya pada kata setan dengan sedikit melirik Liona.
Pada akhirnya Liona bisa bernafas lega saat Aika memberi jarak kembali, lalu gadis berkerudung itu memutar tubuhnya sambil melirik ke belakang dengan kembali mengusap lengan atasnya hingga tengkuk.
"Emang bener kali ya kalo di kamar mandi gak boleh lama-lama, apalagi ngaca, parah lagi ghibah huuuu takut ah dedek. Ada setan dimana-mana," Aika bersandiwara takut saat keluar mandi meninggalkan ketiga mantan temannya yang saling tatap bingung.
"Setan?"
"Dia ngomongin kita?"
"Tau deh, aneh."
***
"Buahahahahaah," tawa itu tak mampu di tahan lagi oleh Yusuf sampai sikutan Asya yang meredakannya namun tak urung Asya juga ikut tertawa kecil karena cerita Aika.
"Jadi kamu beneran bilang seperti itu ke mereka?"
"Ya abisnya aku kesel deh, dari tadi pagi sampe pulang gak ada yang diomongin selain aku. Lagian mereka itu beraninya cuma di belakang aja," Aika menggembungkan pipinya hingga membuat bibirnya mengerucut.
Yusuf kembali tertawa kecil karena tingkah menggemaskan Aika, Asya hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kamu tau Aika, selama seharian ini aku dan Yusuf takut kamu merasa tidak nyaman karena kami sangat tau jika seseorang berubah apalagi yang secara drastis seperti kamu akan mengalami cobaan besar. Tapi setelah mendengar cerita kamu, kami berpikir bahwa kamu tidak selemah yang kami pikirkan. Kami bangga padamu tapi lain kali semoga kamu bisa lebih sabar lagi," Asya mengusap lembut puncak kepala Aika.
Yusuf ikut menganggukkan kepala untuk membenarkan apa yang dikatakan Asya, "Semoga kamu bisa istiqomah ya Aika."
Asya memeluk Aika dengan sayang, Aika juga membalasnya tak kalah erat. Yusuf yang melihat itu hanya bisa tersenyum bahagia, Aika telah mengenal indahnya islam.
'Alhamdulillah Aikaku sudah bisa lebih tenang, dia juga lebih banyak tersenyum bahkan sudah bisa mengendalikan emosinya. Eh tadi aku mikir, Aikaku?' batin Yusuf yang seketika sadar.
"Astagfirullah Yusuf kamu berpikir aneh-aneh lagi," gumam Yusuf sambil menunduk.
Asya yang bisa mendengar gumamam itu meledek Yusuf, "Pikiran aneh apa, Yusuf?"
"Mikir Aikaku tadi tuh, eh?" spontan Yusuf menjawab namun seketika itu pula ia menutup mulutnya sambil melotot.
"Keceplosan hm?" Asya menaik turunkan alisnya yang dijawab gelengan kepala oleh Yusuf. Sedangkan Aika yang menjadi perbincangan hanya bisa menunduk malu, Yusuf memang luar bisa mengendorkan iman. Namun bagi Yusuf, berdekatan dengan Aika adalah cobaan terbesar agar tetap berpikir aman.
"Astagfirullah," lagi-lagi Yusuf beristigfar.
"Aika, jangan mau masuk dipikiran Yusuf ya," ucap Asya dengan usil menyenggol lengan Aika sedangkan Aika yang tadinya melamun menjadi terkejut hingga mendongak ke arah Asya.
"Eh? Tadi kamu ngomong apa?"
"Bukan apa-apa, cuma bilang semoga kamu bisa istiqomah."
"Siyap, insyaallah."
"Bismillah, kita melangkah bersama-sama."
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha Kekinian
Spiritual[End] Cerita yang terinspirasi dari salah satu surah dalam Al Quran, yaitu surah Yusuf. Cerita ini ditulis dengan fiksi bukan realita, jika ada kesamaan nama atau kejian dan tempat itu hanya kebetulan. Tolong usahakan baca hingga akhir agar tidak t...