ZK : 22. InsyaAllah Saya Ikhlas

14 6 0
                                    

Braaaaakkkk

"Lihatlah Pak apa yang telah dilakukan Yusuf pada Aika!"

Seketika itu Yusuf menoleh ke belakang, dapat dilihatnya Billy dengan 3 orang guru lengkap dengan seorang satpam ada di depan pintu kelas dan lebih parah lagi ada kepala sekolah berada disana. Ia awalnya tak mengerti dengan kalimat Billy hingga laki-laki itu menyadari posisinya saat ini.

"Astagfirullah kalian salah paham, sumpah demi Allah saya tidak melakukan apapun pada Aika," ucap Yusuf sambil berdiri.

"Halah gak usah sok polos deh lo, percuma alim kalo kelakuan lo berengsek kayak gini," ucap Billy mengompori semua orang yang disana.

Pak Anton selaku kepala sekolah maju lebih dalam, ia melihat ke arah belakang Yusuf ada Aika yang tak mengenakan kerudung lagi ditambah dengan satu kancing teratas yang terbuka dan ia juga memeriksa sekeliling kelas ada kaos kaki beserta sepatu berceceran.

"Bapak kecewa dengan kamu Yusuf," setelah itu pria dengan rahang tegas itu keluar kelas.

Yusuf merasa sangat malu namun ia juga tak bisa mengatakan apa-apa untuk meyakinkan disaat orang lain lebih percaya pada mata mereka dibanding dengan realita yang ada, di dalam hatinya ia selalu mencoba sabar dan ikhlas.

'Fitnah ini bukan apa-apa dibanding fitnah Rasulullah, kamu harus kuat Yusuf bahkan Nabi Yusuf yang lebih dulu merasakan ini bisa lebih sabar maka kamu juga harus mencontohnya walaupun itu berat,' batin Yusuf mencoba menguatkan diri sendiri.

وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيْصَهٗ مِنْ دُبُرٍ وَّاَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا الْبَابِۗ قَالَتْ مَا جَزَاۤءُ مَنْ اَرَادَ بِاَهْلِكَ سُوْۤءًا اِلَّآ اَنْ يُّسْجَنَ اَوْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

"Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya (Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia (perempuan itu) berkata, "Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa yang pedih?" (QS. Yusuf : 25)

"Aaaaaarrrrggg," Aika kembali berteriak dengan terus menggelang-gelengkan kepala sambil menutup kedua telinganya dengan tangan.

Yusuf dan orang-orang yang masih berada disana seketika memandang Aika, Yusuf kembali mendekati Aika sambil terus mengguncang bahu gadis itu. Laki-laki itu kembali meneteskan air mata, "Aika sadarlah kumohon, aku ikhlas dengan semua ini asalkan kamu bisa kembali sadar seperti sebelum ini."

Billy tak merasa senang karena guru dan juga satpam merasa simpatik dengan Yusuf, kembali ia mengompori semua orang yang bersamanya agar tetap membenci Yusuf.

"Hey Yusuf masih berani kamu menyentuh Aika setelah kepergok seperti ini?"

Seorang guru piket laki-laki dengan satpam berjalan menuju Yusuf lalu memberdirikan pemuda itu dengan paksa, Yusuf memberontak karena suara teriakan Billy semakin membuat Aika ketakutan dan ia ingin menenangkan gadisnya.

"Aaaaaaarrgg," teriakan itu membuat Bu Diana yang berada disana menghampiri Aika dan segera memeluknya.

"Aika, Aika dengarkan aku," Yusuf terus memberontak saat satpam dan gurunya itu menyeretnya hingga ke pintu. Lalu ia mencoba bernegosiasi, "Pak, saya mohon sebentar saja saya ingin menyadarkan Aika."

Kedua pria disamping kanan dan kiri Yusuf saling pandang ragu, "Kumohon, cukup disini saja saya bicara pada Aika."

Pada akhirnya anggukan dari kedua pria yang lebih tua dari Yusuf itu sebagai jawaban, Yusuf yang masih dikawal hanya bisa menoleh ke belakang untuk melihat Aika yang masih saja ketakutan.

"Zulaikha? Hey Zulaikha coba bukalah sebentar mata dan telinga kamu," Aika yang terus bergerak tak beraturan pada pelukan Bu Diana tiba-tiba diam.

Yusuf tersenyum lega karena Aika sudah bisa merespon ucapannya, "Zulaikha tak ada yang terjadi padamu."

Aika mulai membuka matanya, ia juga melepaskan tangan yang berada di telinganya. Gadis itu melihat Yusuf hingga berubah menjadi sosok Papanya saat laki-laki itu mengucapkan kalimat yang sama dengan yang ia dengar.

"Zulaikha kamu harus ingat bahwa kamu kuat."

"Papa?" gumam Aika sebelum pingsan.

Bu Diana panik karena Aika yang terus memberontak tiba-tiba pingsan, "Tolong bantu saya membawa Aika ke rumah sakit."

Yusuf yang melihat itu berucap dengan tenang, "Tak apa Bu Diana, setelah sadar Aika akan kembali normal."

Semua orang yang disana mendengar ucapan tulus Yusuf, lalu Billy dan seorang guru laki-laki lain membopong Aika dengan cepat. Bu Diana juga ikut menyusul untuk memastikan bahwa Aika baik-baik saja, saat guru itu akan melewati Yusuf ia berkata yang mampu membuat pemuda itu tersenyum.

"Saya yakin kamu tidak bersalah," Bu Diana menoleh ke arah Yusuf sebelum pergi, "Karena cinta suci tak akan bisa menyakiti pasangannya."

***

قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ

"Dia (Yusuf) berkata, "Dia yang menggodaku dan merayu diriku." Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, "Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta." (QS. Yusuf : 26)

وَاِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ

"Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang benar." (QS. Yusuf : 27)

فَلَمَّا رَاٰى قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّ ۗاِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ

"Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia berkata, "Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat." (QS. Yusuf : 28)

يُوْسُفُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرِيْ لِذَنْۢبِكِۖ اِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخٰطِـِٕيْنَ

"Wahai Yusuf! "Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah." (QS. Yusuf : 29)

Setelah kejadian itu Yusuf langsung saja didudukkan pada kursi kantor dengan banyak guru yang memandang, di sore itu juga. Namun di hati pemuda itu tak ada sedikitpun rasa takut karena memang ia tak bersalah, jika ia dinyatakan bersalahpun tidak akan di permasalahkannya.

'Allah akan selalu ada pada orang yang benar,' batin Yusuf.

Ia sudah lama menunggu bahkan sudah terhitung 2 jam duduk disana tapi tak ada satupun gurunya yang bersuara hingga tak lama datang Pak Anton, pria tegas itu duduk tepat di depan Yusuf.

"Kamu adalah anak yang baik Yusuf," Yusuf mengkerutkan keningnya.

"Bahkan kamu selalu bisa saya andalkan, hari ini saya benar-benar kecewa padamu," pria di depan Yusuf itu melepaskan kaca matanya lalu melanjutkan berbicara "Tapi kami selaku pihak sekolah tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya."

"Kami telah memeriksa CCTV yang ada di dalam kelas itu dan kami menyatakan kamu tidak bersalah," Pak Anton berdiri dari duduknya dan berjalan hingga tepat di depan Yusuf yang mendongak lalu menepuk bahu pemuda itu "Lupakan kejadian sore ini Yusuf, anggap tidak terjadi apa-apa."

Sungguh ini bukanlah hal yang adil untuk Yusuf, entah sejak kapan hukum begitu tumpul pada orang yang memiliki kuasa? Namun Yusuf juga tak ingin mempermasalahkan hal ini jika hal ini juga tak sampai mempengaruhinya di kemudian hari.

"Baiklah, insyaallah saya ikhlas."

bersambung...

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang