Aika kembali menjadi gadis yang pemarah, akibat penolakan Yusuf tadi pagi ternyata cukup parah. Bahkan Aika tak lagi pulang ke rumah setelah bubar sekolah, ia pergi ke kelab malam langganannya. Pak Yudis berulang kali menelepon, terbukti dengan 72 panggilan tak terjawab dari kontak ponsel Aika yang diberi nama Supir.
Bukan dengan taksi atau ojek Aika datang, namun ia berangkat ke kelab malam dengan ketiga teman ceweknya. Siapa lagi jika bukan Liona, Katy dan Angel? Karena bisa dibilang Aika tak pandai bergaul, ia hanya punya 3 orang teman saja.
Mereka berempat telah menghabiskan 4 botol alkohol dari jam 4 sore hingga jam 10 malam ini, parah lagi mereka tak mengganti seragam sekolahnya. Aika sendiri telah menghabiskan 2 botol, 2 botol lain dihabiskan oleh Katy dan Liona sedangkan Angel hanya minum 2 gelas namun semua gadis disana sudah dipastikan mabuk. Racauan tak jelas banyak dilontarkan Angel yang baru pertama kali merasakan alkohol, Katy dan Liona sudah menari dengan gila sambil tertawa terbahak. Lalu diujung sofa ruang VVIP itu dihuni Aika yang hanya tidur berusaha menenangkan diri walau sudah pasti sangat berat, meskipun ia sudah mabuk dan hanyak meninggalkan 50% kesadarannya namun Aika masih ingat betul apa yang membuatnya seperti ini.
Hampa.
Sendiri.
Sepi.
Tak terasa buliran air mata turun di pipi Aika, gadis angkuh itu menangis. Lalu ia segera menghapus air bening itu kala mendengar Liona mengangkat panggilan telepon, seketika ia murka.
"Hallo?" dengan sedikit berteriak Liona menyambut penelepon di seberang sana.
"Apa? Aku tidak seberapa dengar?" kembali Liona berteriak lebih kencang sambil melirik Aika, Aika sendiri hanya menatap Liona kosong.
"Kesini? Oke kami di ruang VVIP lantai 1," jawab Liona dengan wajah takut-takut melirik Aika.
Aika sudah tau arah tujuan ini, tiba-tiba kesadaran 50% yang hilang kembali datang. Dengan segera ia merapikan tas dan pakaiannya, Aika akan pergi dari sana. Tatapan menusuk Aika berikan kepada ketiga temannya, ia akan membuat perhitungan akan semua ini jika benar apa yang gadis itu pikirkan terjadi.
Liona beringsut mundur mendekati Katy dan Angel, ternyata mereka juga telah sadar 100% karena aura menusuk Aika. Namun belum sempat Aika keluar, pintu ruangan itu terbuka lebih dahulu.
"Malem para gadis, boleh kami gabung?" kata seorang laki-laki muda sambil membuka pintu, lalu masuk disusul dua laki-laki lain.
Aika hanya menatap nyalang ketiga lawan jenis di depannya, ia melihat mereka bagai elang yang melihat musuh bebuyutannya. Namun bukan takut yang dirasakan 3 pemuda itu, justru ekspresi Aika saat ini membuat mereka terhibur.
"Eh ada Aika, hayuklah mibar. Minum bareng hahaha," pemuda yang mengatakan ini adalah pemuda yang membuka pintu diawal tadi, tawa itu menggema disusul 2 pemuda lain lalu dibalas tawa canggung oleh Liona, Katy dan Angel. Aika sendiri hanya menatap sinis, tak ada rasa takut sama sekali karena ia sangat tau jika ini adalah wilayahnya.
Lalu pemuda lain maju bahkan sangat dekat dengan Aika, "Kata kalian kita akan bersenang-senang disini, tapi kenapa suasananya tidak mendukung seperti ini?" kata pemuda itu yang awalnya menatap Liona lalu diakhir kalimat ia sengaja menatap mata Aika yang menantang.
Liona tak menggubris sama sekali pertanyaan itu, Angel bahkan tak berani mendongak namun Katy menggenggam tangan kedua teman samping kanan dan kirinya seakan ingin menguatkan. Lalu ia menghela nafas berat, "Kita memang akan menikmati malam ini bersama."
Aika yang mendengar hal itu sontak dengan cepat menoleh ke arah Katy, gadis itu tersenyum meremehkan karena Katy dengan sok berani ingin menantangnya. Tak lama ia melihat Liona mulai berani, bahkan Angel juga tak lagi takut menatapnya.
"Ayolah Aika, sampai kapan lo hidup tanpa cowok? Sifat aneh lo harus dibuang, kita akan semakin bersenang-senang dengan mereka," Liona mulai mengibarkan bendera perang.
"Kalau lo emang gak mau ada urusan sama cowok, setidaknya lo hargain kita dong kan kita juga pengen having fun sama cowok," tambah Katy.
"Aika gak perlu ngapa-ngapain cukup duduk manis saja disini, kalo emang gak mau gabung sih," ucap Angel.
Tak ada tanggapan dari 3 pemuda disana, mereka hanya memperhatikan para perempuan itu menyelesaikan masalah walau sangat disadari bahwa masalah itu datang juga dari mereka. Aika hanya menatap sinis ketiga temannya, atau setelah ini akan menjadi mantan temannya. Gadis itu memilih mendorong tubuh pemuda dihadapannya lalu bergegas pergi, belum sempat ia mendorong pintu lagi-lagi Liona membuat masalah.
"Atau lo menghindar dari para cowok karena lo penyuka sesama jenis?"
Secepat kilat Aika berbalik badan lalu berlari ke arah Liona dan tamparan tak bisa gadis itu tahan, "Jaga ucapan lo."
Aika mundur 3 langkah, ia kembali memasang wajah angkuh dan sukses tanpa raut takut disana. Dirasakannya sudah cukup ketiga gadis nakal ini berbicara, sekarang adalah gilirannya.
"Dengerin omongan gue baik-baik karena gue gak akan mengulanginya. Pertama, yang datang ke gue dengan ngemis minta untuk menjadi teman adalah kalian. Kalian pikir gue gak tau maksud kalian selama ini, cewek centil yang kalah pamor akhirnya numpang tenar dengan nempel gue," kalimat pedih itu membuat ketiga gadis dihadapan Aika malu tak tertahankan karena disana ada pemuda yang mereka taksir.
"Kedua, gue mau nampung kalian dengan syarat no boy. Dan kalian pikir gue bodoh dengan percaya kata-kata kalian, gue tau ini bukan percobaan pertama tapi gue akui ini menjadi pertama dan akan menjadi yang terakhir gue kecolongan. Sejatinya emang kalian yang bego, gue tau kok mereka kesini hanya mau datang karena ada gue dan sejujurnya mereka memanfaatkan kalian untuk bisa deketin gue bukan karena kalian pribadi," kali ini Liona bahkan Katy juga tak bisa menahan amarahnya namun Aika mengangkat tangan bagai interupsi mereka tak diterima.
"Shhhttttt, udah banyak kalian ngomong sekarang giliran gue. Ketiga, kalian juga manfaatin gue buat dapet akses ke kelab ini. VVIP, minum gratis, masuk tanpa pemeriksaan, bebas sepuasnya tapi kalian lupa kalo wilayah ini masih ada pada tangan gue. Bahkan kalian juga manfaatin nama gue di sekolah untuk mengusai yang lain, mengangkat pamor, eksistensi dan bla bla bla yang bahkan gue sendiri tak tertarik dengan itu semua. Untuk malam ini. Gue akan cabut semua itu, awal gembel akan tetap menjadi gembel."
Aika keluar ruangan itu tanpa memperdulikan mantan teman-temannya yang berteriak frustasi, gadis itu sangat tau bahwa Liona dan Katy adalah pembohong yang mengaku anak orang kaya karena ia sangat tau bahwa keluarga dua perempuan itu dari kalangan menengah ke bawah. Sedangkan Angel memang dari kalangan atas, namun tentu saja keluarga Aika lebih unggul.
Sambil berjalan keluar Aika menelepon seseorang melalui gawainya, "Hallo Om ini Aika, ada penyusup masuk dibawah umur. Ada di lantai 1 ruang VVIP, mereka juga belum bayar tagihan selama seminggu terakhir. Untuk semua urusan, Aika serahkan pada Om."
Katakanlah Aika jahat, namun ia tak akan melakukan hal itu tanpa ada api yang meyulutnya. Bagi Aika ini hidupnya, jika mau mendekat turuti aturan permainannya.
Gadis itu kembali mengangkat bibir sebelah kirinya, ia keluar tempat dengan senyum mengerikan bahkan entah kenapa ia merasa senang akan suatu rasa bagai beban itu keluar. Dengan percaya diri ia jalan ke parkiran menuju mobil yang sangat dikenalinya bersama pria yang tak lagi muda itu duduk di kursi pengemudi, senyumnya mengembang.
"Supirku yang setia."
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha Kekinian
Spiritual[End] Cerita yang terinspirasi dari salah satu surah dalam Al Quran, yaitu surah Yusuf. Cerita ini ditulis dengan fiksi bukan realita, jika ada kesamaan nama atau kejian dan tempat itu hanya kebetulan. Tolong usahakan baca hingga akhir agar tidak t...