ZK : 12. Tak Sendiri

11 7 0
                                    

"Apa yang sebenarnya telah terjadi, Ammah?" tanya Yusuf yang terus memperhatikan tubuh lemah diatas tempat tidur itu, Aika pingsan setelah Yusuf berlari ke arahnya sambil berteriak. Tak ada yang terjadi secara parah, hanya saja pikiran Aika yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Lalu dengan terpaksa Yusuf menggendongnya masuk ke dalam kamar untuk dibaringkan pada kasur milik Asya, tak henti-henti pula Asya menangis sesenggukan melihat Aika yang begitu tersiksa.

"Aku juga tak tau Yusuf, kita sedang mengobrol di balkon mengenai masa lalu Aika," Asya kembali meneteskan air mata sambil menunduk dalam karena merasa sangat bersalah, "Tak seharusnya aku memaksanya bercerita, aku telah membuka kembali luka lamanya."

Yusuf juga termenung, jika Asya merasa bersalah apalagi dirinya yang membuat Aika berada disini. Yusuf duduk di sofa sambil memperhatikan Aika yang masih tidur dan Asya yang terus mengusap lembut tangan Aika yang lecet.

"Kita harus membantu Aika, gadis ini harus diselamatkan."

Asya menoleh ke arah Yusuf berada, "Aku tak tega Yusuf, melihat Aika seperti itu membuat aku teriris pedih."

Perempuan sholehah itu bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju lemarinya mengambil kerudung yang baru namun kali ini lebih pendek. Lalu Asya memakaikan kerudung itu di kepala Aika dengan sedikit mengangkat kepala bagian belakang gadis yang sedang tidur itu.

"Aku banyak mendengar tentang gadis angkuh yang memiliki wajah yang begitu rupawan, gadis itu pula yang selalu menolak setiap laki-laki yang datang padanya. Bahkan gadis itu juga tak pandang bulu terhadap pemuda yang tampan sekalipun, banyak yang menganggapnya aneh karena tak ingin memanfaatkan kecantikannya, kepopulerannya, kekayaannya, posisinya, statusnya untuk meraih keuntungan," Asya kini mengahadap Yusuf sepenuhnya.

"Tapi sekarang aku mengerti, Aika adalah gadis yang berbeda. Aika hanya gadis lemah yang ingin menemukan jati dirinya, ia salah dalam berteman. Ketika ia menemukan kenyamanannya, lihatlah! Bahkan ia mampu tersenyum lebar dan ia mau membuka dirinya kepada kita yang nyatanya hanya orang baru di hidupnya," Asya kembali mengambil tangan Aika yang putih pucat itu untuk digenggamnya.

"Aika adalah gadis yang kesepian dengan berbagai cerita kelam di masa lalunya, aku tak tega jika melihatnya harus seperti tadi. Baru saja dia menceritakan apa yang telah membuatnya seperti ini dan ternyata efeknya begitu besar, aku sangat menyesal telah membuat Aika kesakitan," Asya kembali meneteskan air mata yang jatuh pada tangan Aika.

"Jika memang ingin membantu Aika untuk jalan ke arah yang benar maka ayo kita lakukan, tapi jika harus mengulang masa lalunya lagi aku tidak sanggup," Yusuf menatap Asya yang juga menatapnya.

"Baiklah, mari kita tolong Aika tanpa harus membuatnya kesakitan Insyaallah dengan agama sebagai jalan utama. Dan islam adalah suatu keindahan," ucap Yusuf.

Asya hanya mengangguk dan tersenyum haru.

***

Gadis itu membuka matanya secara perlahan, ketika ia sadar sudah sangat pasti badannya terasa sakit sekujur tubuh. Aika kembali mengingat apa yang telah terjadi, ia menoleh ke arah pintu dan begitu takut ia melihat daun pintu yang bergerak menandakan ada orang yang ingin masuk. Aika berniat untuk berteriak namun dengan cepat Asya memberi perlindungan hangat melalui pelukan, Aika kembali tenang setelah merasakan punggungnya ditepuk-tepuk pelan.

"Kamu aman Aika, ini di kamarku tak ada siapa-siapa selain kita."

Aika mengangguk paham dan melepaskan pelukan Asya, lalu dilihatnya perempuan manis itu mengambil gelas berisi air putih untuknya agar lebih tenang lagi. Aika tersenyum lalu menerima gelas itu setelah mengucapkan terima kasih, Asya senang gadis rupawan itu kembali damai.

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang