ZK : 10. Asya Gadis Yang Menyenangkan

11 7 0
                                    

"Yusuf."

"Asya?"

Yusuf meninggalkan Aika sejenak untuk menghampiri perempuan berjilbab5 syar'i6 yang memanggilnya tadi, entah kenapa Aika merasa tak senang. Aika mendengus saat Yusuf berbicara sangat dekat dengan perempuan itu, ia merasa iri karena Yusuf sangat menjaga jarak dengannya tapi tidak dengan perempuan itu.

'Siapa sih Asya Asya itu?' batin Aika.

Sedangkan dilain sisi Yusuf merasa senang Asya datang, artinya dia tidak lagi berdua dengan Aika. Alasan lain karena Asya adalah kunci untuk Aika hijrah pada tempat yang benar.

"Assalamu'alaikum," salam perempuan manis itu pada Yusuf.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah, alhamdulillah Ammah7 sudah datang. Ayo kita bertemu dengan gadis yang ana8 ceritakan kemarin," Yusuf tampak antusias.

Aika berdiri saat dirasa Yusuf jalan mendekat dengan disusul Asya, hanya untuk mengalihkan rasa canggung pada perasaan yang sebenarnya tak rela melihat Yusuf dengan perempuan lain.

"Aika ini Asya, kita semua satu angkatan tapi kamu mungkin tak mengenalnya," kata Yusuf yang saling memperkenalkan dua perempuan itu. Aika hanya membuang muka tapi karena ada Yusuf ia merasa bahwa mengulurkan tangan adalah sebuah keharusan.

"Hai gue Aika," Aika merasa terkejut dengan respon yang ia terima karena perempuan manis itu tersenyum dan memeluknya bahkan tangan kanan yang Aika julurkan hanya diabaikan.

"Halo Aika, aku Asya. Maaf tiba-tiba memelukmu, aku merasa senang karena kali ini bisa langsung berinteraksi dengan kamu," ucap Asya setelah melepaskan pelukannya.

Aika merasa tak enak terhadap Asya, ia berpikir buruk tentang gadis itu tapi justru Asya sangat menyukai pertemuan ini. Asya adalah gadis yang menyenangkan, Aika baru bertemu dengan perempuan sebayanya yang ceria dan selalu tersenyum tulus seperti Asya.

"Yusuf mengatakan padaku bahwa kamu ingin belajar agama?" Aika melirik Yusuf yang menganggukkan kepala kecil dan ia juga menganggukkan kepala pada Asya.

"Masyaallah, kamu akan lebih terlihat cantik dengan balutan agama. Sungguh aku sangat menyukainya, aku selama ini hanya banyak mendengar tentang kamu tapi setelah bertemu kamu lebih cantik dan ramah," kembali Asya berceloteh dengan riang hingga senyum Asya menular pada Aika.

"Maa..." belum sempat Asya mengucap namun telah dipotong oleh gumamam Yusuf.

"Masyaallah."

Asya dengan cepat menoleh pada Yusuf, dan benar Yusuf masih terbengong melihat ke arah Aika. Aika mengikuti Asya yang menoleh pada Yusuf, sontak wajahnya berubah menjadi kepiting rebus saat dilihat Yusuf juga melihatnya.

"Ekhem, gadhul bashar Yusuf," ucap Asya dengan tegas.

"Astagfirullahaladzim," kata Yusuf setelah kembali sadar dari lamunannya.

Asya kembali menoleh ke arah Aika, ia dapat melihat gadis di depannya menunduk dalam tapi Asya sangat paham dengan perilaku Aika. Dari pada menjadi setan maka dengan segera Asya mengalihkannya, "Aika ayo sekarang kita ke rumahku saja."

Kedua gadis itu berjalan lebih dahulu lalu disusul Yusuf yang masih saja menunduk karena malu telah kepergok memuji senyum Aika yang begitu indah, jika dipikir memang Yusuf baru pertama kali melihat senyum itu setelah sekian lama mendapat raut dingin dan judes dari Aika. Asya merasa senang melihat kedua orang yang sedang saling tertarik itu menutupi perasaan mereka daripada saling bermesraan sebelum halal, alhamdulillah Yusuf masih mengingat agamanya.

"Aika jangan mau ya diapa-apain sama Yusuf," bisik Asya pada Aika.

'Andai kamu tau Asya, Yusufnya yang gak mau aku apa-apain' batin Aika.

***

Kini Asya telah mendudukkan Aika pada meja rias yang ada di kamarnya, Aika hanya menurut saja. Sedari tadi Asya sangat terlihat antusias bahkan senyum lebar itu tak pernah musnah dari wajah manisnya, Aika jadi merasa nyaman berdekatan dengan Asya.

"Aku banyak mendengar teman-teman lain mengeluhkan kecantikanmu, aku juga selalu penasaran tapi tak pernah punya kesempatan untuk melihat kamu jadi maafkan aku jika kamu tak nyaman dengan sikapku ya Aika," ujar Asya sambil mengambil sesuatu di dalam lemarinya.

Aika tersenyum, ternyata memang benar jika dirinya selalu menjadi bahan gunjingan teman-temannya dan ia maklum jika perempuan seperti Asya juga penasaran, "Aku justru suka dengan senyum tulusmu."

"Benarkah? Wah ternyata kamu baik ya dan jauh lebih ramah dari yang aku duga. Pasti menjadi sorotan begitu merepotkan, bukan begitu Aika?" tanya Asya tepat di hadapan Aika sambil membawa kain yang telah diambilnya.

"Kukira kamu akan menyebut kata menyenangkan menjadi sorotan, seperti kata teman-temanku yang lain. Aku senang kita satu pemikiran," Asya tersenyum lalu mengambil kursi lain agar bisa duduk berhadapan dengan Aika.

"Aika, jujur aku senang bertemu denganmu. Aku banyak mendengar jika kamu banyak menolak laki-laki, sekalipun itu pemuda tertampan di sekolah kita. Apa itu benar?"

"Aku hanya tak suka berdekatan dengan laki-laki dan sejenisnya," Aika dapat melihat Asya melongo "Kamu bisa menyebutku aneh, tapi aku tak suka dengan kecantikanku karenanya banyak yang tertarik hingga mengusikku. Maka dari itu aku lebih senang menggunakan baju seperti ini dan tak pernah ingin membukanya atau bahkan menggerai rambutku."

"Masyaallah aku senang mendengar kamu ingin menutupi aurat kamu."

"Aurat itu apa?"

Asya tersenyum, "Aurat adalah bagian tubuh manusia yang harus ditutupi dengan pakaian, untuk perempuan sendiri memiliki aurat seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka."

Aika melihat pakaian Asya yang memang tertutup dari atas hingga bawah, perempuan itu juga mengenakan seluruh pakaian yang terkesan besar dan longgar. Kini ia berbalik melihat penampilannya, celana training dan baju kedodoran berlengan panjang sangat kontras dengan Asya,

Asya tau jika Aika memperhatikannya, "Aika kamu sudah benar, hanya saja kalau bisa setelah pakai celana ini ditumpuk dengan rok. Dan satu hal lagi, kamu perlu memakai kerudung."

Aika melihat kain yang dipangku Asya, Asya yang tau arah pandang Aika kembali tersenyum tulus sambil mengangkat kerudung panjang ditangan kananya, "Mau pakai ini?"

"Aku yakin kamu akan terlihat semakin cantik dengan ini, tentu ini juga akan membuat kamu lebih nyaman karena bisa menutupi hal yang tak ingin kamu tampakkan," lanjut Asya.

Gadis dihadapan Asya itu masih menimang pemikirannya, lalu ia melihat perempuan anggun nan manis yang menggunakan pakaian tertutup duduk didepannya sambil tersenyum meneduhkan, "Boleh."

Seketika itu Asya bergerak dengan antusias memasangkan kerudung di kepala Aika dengan sangat lembut, ia tersenyum puas melihat Aika yang terlihat semakin cantik dengan balutan kerudung panjang.

"Masyaallah, kamu cantik."

"Benarkah?"

"Iya Aika, coba kamu bercermin!" Asya memutar tubuh Aika untuk menghadap cermin dan Aika semakin mengembangkan senyum, Asya tak berbohong.

"Apa kamu nyaman?"

"Entah kenapa aku lebih merasa percaya diri."

"Alhamdulillah, tolong jaga penampilan ini Aika. Kalau kamu mau aku akan memberi beberapa pakaian untuk kamu," ucap Asya dengan bersemangat.

"Kamu baik sekali," Aika tersenyum.

"Kan kita sahabat," tiba-tiba Asya memeluk Aika dengan sangat erat. Tanpa bisa dibendung air mata Aika luruh, sembari ikut memeluk Asya lebih erat Aika mengusap air matanya.

"Terima kasih."

bersambung...

@catatan@

5. Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita.

6. Syar'i atau syari'ah secara etimologi adalah aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya.

7. Ammah adalah panggilan untuk Bibi dari Bapak dalam bahasa Arab.

8. Ana adalah saya dalam bahasa Arab.

Zulaikha KekinianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang