5. Sakit

45 24 5
                                    


Tanpa berdosa dia mengejarku dan menarik tanganku. Aku hampir jatuh dalam pelukannya, tapi aku menghindar. Kalian pasti bisa merasakan perasaanmu saat itu.

"Ratna kamu kenapa sih,  ada apa dengan kamu? "tanyanya.  Aku hanya diam dan menundukkan kepalaku.
"Kamu sudah tahu semuanya, " tanyanya sambil mencari kemana arah mataku memandang.

Tak kuat aku mendengar semuanya, aku berlari sekuat tenaga meninggalkan dia. Kepalaku pusing dan bingung harus bagaimana. Mataku berkunang kunang dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Perlahan lahan mataku terbuka, dan aku sadar, bahwa sekarang aku sudah ada di UKS. Disampingku ada Novi. Dia tampak khawatir melihat keadaanku. Tapi aku juga tidak bisa menyembunyikan rasa sakit hatiku.

Disana juga ada Bu Iren yang berusaha menenangkanku. Semua yang dikatakan hanya aku anggap angin lalu. Maklum saja hatiku sedang tidak karuan. Aku tidak mau Bu Iren capek bicara padaku, sedangkan aku tidak mendengarnya sedikitpun.

Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk kembali ke kelas. Di dalam kelas aku menjadi sorotan semua orang.
"Ngapain kamu Na, sama Arya sampai nangis gitu, " kata Indra padaku setelah aku duduk ditempat dudukku. Kebetulan waktu itu guru mapel yang seharusnya masuk kekelasku sedang ada rapat.

"Pasti aneh aneh ya, " tanya Udin.
"Wahh gila lo Na, udah berani gitu gituan, " sahut Santo.
"Emang ngapain sih lo sampe dipanggil sama Bu Ariyani, " timpal Imam.
"Sudahlah teman teman, kasihan tu Ratna masih syok banget. Nggak mungkinlah Ratna aneh aneh. Dia itu orang baik. Daripada ngoceh mending bantu nenangin Ratna atau gimana gitu, " kata Novi.

"Ya udah sorry deh sorry, aku kan cuma bercanda," sahut Santo. Aku hanya mendengar ocehan mereka semua. Aku nggak perduli dikatakan apa saja. Yang aku tahu, sekarang aku pengen sendiri tanpa diganggu siapapun. Dan aku juga paham dengan teman temanku yang suka ceplas ceplos seenaknya.. Tapi, sebenarnya mereka baik solidaritasnya sangat besar.

Ketika pulang sekolah, Kak Arya sudah menunggui di depan kelas. Kebetulan waktu itu aku pulang akhir karena hari ini adalah jadwal piketku. Ria, adalah temanku yang selalu bersamaku ketika berangkat dan pulang sekolah.

Mungkin karena sungkan dengan aku dan Kak Arya, Ria memilih untuk duluan ke parkiran. Aku juga tidak bisa menahannya.
"Mau ngapain kamu kesini?" tanyaku sinis tanpa menatap wajahnya.

"Aku mau bicara sama kamu, " jawabnya
"Nggak ada yang perlu dibicarakan,"
"Aku yakin kamu sudah tahu semuanya. Aku minta maaf. Tapi aku bisa menjelaskan semuanya," jelasnya.

"Nggak ada yang perlu dijelasin lagi Kak. Please aku mohon.biarkan aku pergi," kataku beranjak dari tempat dudukku.
"Ratna aku sayang sama kamu. Apa yang harus aku lakukan untukmu biar kamu tak marah lagi? " katanya.

Tapi aku tidak menghiraukannya. Mungkin karena terlalu sakit yang aku rasakan.
"Apa maumu sekarang Ratna, " lanjutnya.
"Kita putus,,,," kataku tanpa menoleh padanya. Kala itu benar benar hancur. Aku nggak tau dapat keberanian darimana bisa mengeluarkan kata PUTUS pada Kak Arya.

Tapi itu sudah terjadi. Dan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Aku berlari sambil menangis. Aku hanya bisa menangis dan menangis. Sesampainya di tempat parkir, Ria hanya terpaku menatapku.

"Aku nggak mau tanya atau bicara apapun sama kamu Ratna. Karena aku tau saat ini kamu sedang benar benar terpukul. Aku tidak mau menambah beban kamu, " kata Ria. Aku tidak menjawabnya. Tapi senyumku sudah mewakili ucapan terima kasihku pada Ria.

Sesampainya dirumah, aku masih dihujani beribu pertanyaan dari ibu. Aku nggak tau harus menjawab apa. Aku sudah janji pada Bu Ariyani kalau aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun, tapi aku juga nggak bisa berbohong dengan ibu.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus berbohong untuk menepati janjiku?  Atau aku jujur dengan mengingkari janji Yang kubuat sendiri?

Maaf Yaa kalau gaje ceritanya. Maklumlah namanya juga pemula. Karya pertama juga. Jadi bahasanya juga masih amburadul. Tapi makasih loh udah membaca karyaku. Jangan bosan ya membaca ceritaku. Jangan lupa komen dan sarannya juga.  😊😊😊☺😇
Buat kelanjutan ceritanya nunggu komennya banyak dulu dehh... Makasihh

CINTA Daun KELORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang