26. Blokir

23 13 0
                                    

Entah apa yang dipikirkan Kak Arya. Dengan kejamnya dia memblokir pertemananku di Fb dan memblokir nomor WhatsAppku. Aku tidak sedih atau susah.

Bahkan sebaliknya, aku sangat bahagia bisa lepas dari dia. Meski sejujurnya aku masih sayang kepadanya. Tapi kalau aku terus bertahan dan berkorban, aku sadar aku yang akan terus terusan sakit hati. Dan ini pilihanku.

Aku harus menjauhinya dan pergi meninggalkannya mencari kegidupan baru. Enggak ada yang tahu tentang masa depan, tapi semua orang berhak berharap untuk masa depan. Dan aku melakukan hal itu.

Dia memblokir akunku akan menjadi awal untukku menjalani hidup yang baru. Kuharap semua akan baik baik saja. Tanpa dihantui oleh ancaman atau terlibat masalah besar.
  
Aku tidak tahu pasti kenapa dia memblokir akunku. Namun aku dengar dia melakukan itu semua karena dia sakit hati kepadaku. Hal itu membuat aku khawatir dan berpikir keras.

Apakah mungkin dia sakit hati karena perkataanku kepada dia? Atau karena kemarin dia berkelahi dengan Zaki?  Aku harus gimana sekarang? Nggak mungkin aku meminta maaf kalau aku meminta maaf kepada dia, sama aja aku memberikan harapan lagi untuk dia.

Aku nggak mau itu terjadi. Kalau itu terjadi, dia bisa melakukan lebih gila dari kemarin. Aku nggak mau membahayakan keselamatan teman temanku cuma gara gara ulahku.
  
Yang pertama aku pikirkan adalah Zaki. Kalau Kak Arya sampai menghampiri atau bahkan menghadang Zaki bagaimana? Iya kalau Kak Arya sendiri, kalau dia mengajak komplotannya gimana? Aku nggak mau Zaki kenapa kenapa.

"Aku harus mengabari ini pada Zaki," kataku dalam hati.
"Zakiii," pesan yang kukirim pada Zaki. Untung saja waktu itu Zaki sedang online. Jadi langsung ada jawaban dari dia.

"Iya ada apa Na," tanyanya.
"Zak, kamu pokoknya mulai sekarang harus lebih berhati hati. Aku nggak mau kamu kenapa kenapa. Dia udah memblokir semua akunku. Kata tante, dia udah sakit hati banget sama aku. Aku nggak mau ini berimbas kepada kamu. Kamu jangan mau diajak ketemu sama dia. Terus kalau berpapasan kamu lebih baik menghindar dari dia. Aku mohonn Zak," kataku panjang lebar.
  
Setelah 5 menit, Zaki baru membalas. Mungkin dia berpikir apa yang akan dia lakukan. Ternyata aku salah.

"Halahhh santau ajalahh. Gue nggak bakal lari dari masalah," jawabnya santai. Aku sedikit jengkel. Tapi aku juga tidak bisa memaksakan kehendak.

"Aku cuma nggak mau kamu kenapa kenapa. Please sekali aja pahami aku," jawabku.

"Akan akan bersumpah demi kamu, kalau aku nggak akan kenapa kenapa dan aku akan kembali untuk menjaga kamu," balasnya. Entah kenapa hatiku luluh dengan balasan dari Zaki.
  
Kini aku hanya bisa berharap dan berdoa semoga ini tidak akan menjadikan bencana untuk aku,Zaki ataupun teman teman.

Dan semoga saja semua akan baik baik saja pada akhirnya.
"Ya sudah kalau gitu aku pegang sumpahmu itu. Jangan pernah melanggar sumpah yang telah kamu buat sendiri," kataku sedikit kecewa. Hatiku benar benar tidak karuan.

Antara takut, resah, gelisah, khawatir dan cemas. Semua bercampur aduk dihatiku. Serasa hati ini akan segera meledak. Aku benar benar menyesal.

Mengapa dulu aku suka sama Kak Arya dan bahkan sampai menjalin hubungan dengan dia. Andai saja itu tidak terjadi, masalah semacam ini juga tidak akan terjadi.

Cukup sekian dulu yaa ceritanya. Kalau suka jangan lupa kasih vote. Kalau nggak suka jangan lupa kasih kritik dan saran agar aku bisa membuat cerita seperti yang kalian sukaiii... Makasihh udah membaca ceritaku sampai bagian ini.

CINTA Daun KELORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang