Setelah dari ruang BP aku kembali kekelas. Sesampainya dikelas aku kembali dihujani oleh ocehan teman teman seperti kemarin. Aku berusah tetap diam.
Aku berusaha tidak menghiraukan mereka. Tapi saat itu aku benar benar tidak kuat lagi menahan beban yang sedemikian beratnya.
"Kalian semua bisa diam nggak..!! Kalo kalian nggak tau ceritanya itu diem nggak usah ikut campur. Kalo kalian nggak bisa bantu setidaknya jangan menambah bebanku, " kataku dengan nada sangat tinggi disertai isakan tangis yang tak bisa aku tahan.Sontak semua temanku terdiam melihat reaksiku. Aku berlari keluar kelas dan duduk bersandar tembok disamping kelas yang seperti biasa disaat istirahat tempat itu sepi. Aku duduk sendiri disana yang kemudian Novi datang. Dia mendekatiku.
"Na, maafin tingkah temen temen ya, " katanya seraya memelukku."I..i..iya...nggak papa kok. Aku paham semuanya. Mungkin ini karena bebanku yang sangat berat sehingga aku bisa emosi seperti tadi," jawabku.
"Ya sudah kamu percaya saja sama Tuhan. Dia yang Maha Tahu dan Dia nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya," tuturnya mensihati."Iya, Nov aku sadar itu kok. Makasih ya kmu selalu ada buat aku disaat aku membutuhkan seorang teman," kataku sambil memeluk Novi.
"Kalian sedang apa,?" tanya Bu Ariyani tiba tiba yang entah darimana datangnya."Ee... Enggak ngapa ngapain kok bu," jawab Novi gelagapan.
"Ratna, Ibu mau bicara sebentar sama kamu bisa?" tanya Bu Ariyani padaku.
"Bisa kok bu silahkan," jawabku.
"Eh Yaudahh kalo gitu saya pamit ya bu," kata Novi seraya berdiri untuk meninggalkan tempat ini."Oh iya nanti kalian curhatnya dilanjutin"
"Hehehehehee... Iya bu" jawab Novi cengar cengir.
"Ada apa bu," tanyaku
"Kamu kenapa,?" kata Bu Ariyani balik bertanya."Saya sedih bu. Kenapa teman teman menganggap saya berbuat aneh aneh. Mereka berpikir saya anak yang nggak bener. Mereka jahat bu,"
"Dan apakah kamu menceritakan hal ini pada temanmu," tanya Bu Ariyani"Tidak bu, saya tahu kalau saya menceritakan ini, akibatnya akan sangat fatal," kataku.
"Syukurlah kalau begitu. Sekarang kalau kamu ada apa apa bicara dengan saya. Biar saya yang bantu menyelesaikannya. Dan untuk masalah temanmu itu biar ibu yang menyelesaikannya.," tuturnya."Makasih ya bu buat semuanya, Ibu udah siap menjadi tempat cuthat saya," kataku girang.
"Iya sama sama Nduk, sekarang kamu masuk kelas. Bel masuk sudah berbunyi," perintah Bu Ariyani."Iya bu, sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih ya bu,". Bu Ariyani hanya tersenyum padaku tanpa menjawab perkataanku.
Setelah itu aku kembali kekelas. Suasananya berbeda 180° dari suasana tadi saat aku kembali dari ruang BP. Aku sedikit tenang saat itu. Apalagi guru mapelnya juga seru.Selama pembelajaran aku bisa happy bersama Novi. Namun, ketika pulang sekolah Kak Arya kembali menemuiku di tempat parkir. Sepertinya dia memang berniat menungguku karena terlihat dari wajahnya yang begiru tegang.
Gimana ceritanya?? Gaje ya?? Maaf deh namanya juga baru pertama. Lagi belajar menulis cerita juga. Jangan lupa kasih komen dan vote yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Daun KELOR
Teen Fiction[Complete] Bagaimana jadinya jika CINTA dilandasi dengan kemunafikan. Akankan bisa bersama selamanya atau akan putar balik mencari cinta yang lain...