Baru sampai sekolah, sudah dihadang aja sama si Zaki. Nggak puas apa kemarin udah Chat-an berjam jam.
"Apaan sih lo. Masih pagi juga. Nggak usah ngajak ribut deh," celotehku."Semangat ya nanti ke ruang BPnya. Jangan grogi. Jangan takut. Kalo takut inget aja gue. Pasti lo bakal senyum," katanya sambil meninggalkanku. Aku hanya termangu ditempatku. Aku bingung darimana dia tahu kalau nanti aku akan keruang BP padahal aku nggak cerita kesiapa siapa.
"Ya udahlah nggak perlu dipikirin. Tahu dari mana kek bukan urusan gue. Dan gue nggak mau mood gue hancur cuma gara gara ocehan Zaki yang nggak jelas itu," kataku dalam hati.
Setelah istirahat pertama, aku datang keruang BP untuk menepati janjiku pada Bu Iren kemarin. Aku nggak tau apa lagi yang akan dibicarakan sama aku. Tapi ya udahlah itu sih pikir belakangan aja. Yang penting aku keruang BP dulu.
Sesampainya diruang BP aku langsung dipersilahkan duduk. Dan tanpa basa basi Bu Iren langsung memulai pembicaraan yang tertuju langsung ke inti permasalahannya.
"Kemarin kamu bicara apa sama Arya didalam?" tanyanya. Kemudian aku menjawab dan menceritakan apa saja yang aku dan Kak Arya bicarakan kemarin. Entah apa tujuan Bu Iren menanyakannya kepadaku. Tapi aku juga harus jujur. Apalagi jujur itu kan akan membuat kita makmur. Bukan Makmur temennya Sule loo ya wkwkwkwk...
Bu Iren terdiam sejenak. Kemudian berkata,
"Dan apakah kamu percaya?"
"Enggak sih bu. Susah percaya sama orang yang pernah berbohong. Apalagi dia itu udah nggak dikategorikan sebagai pembohong tapi munafik," jawabku sedikit emosi mengingat tingkah Kak Arya."Kemudian gimana?" tanyanya lagi.
"Untuk saat ini saya akan menepati janji saya kepada Bu Iren dan Pak Ardi beberapa waktu lalu untuk menemaninya hingga dia selesai ujian. Dan untuk kedepannya belum saya pikirkan bu," jawabku polos."Itu ide yang sangat bagus Ratna, ibu salut sama kamu. Kamu berusaha tegar mengahadapi masalah ini,"
"Bukan masalah itu sih bu, tapi ini juga menyangkut masa depan dan nama baik sekolah," tuturku."Makasih banget ya buat pastisipasi kamu ini. Ibu harap kamu dapat melaluinya dengan tabah dan sabar," pesan dari Bu Iren.
"Iya bu saya yakin kok dibalik semua ini pasti ada hikmahnya," kataku."Ya sudah kalau begitu, kamu boleh kembali kekelas,"
"Baik bu terimakasih. Saya permisi ya bu," kataku sambil meninggalkan ruang BP.Seperti biasa suasana kelas tidak ada yang istimewa. Yang istimewa itu ketika pelajaran terakhir. Gurunya Bu Ariyani. Disaat itulah aku dibelain oleh Bu Ariyani.
"Disini saya akan menyampaikan bahwa Ratna tidak salah. Kalau ada yang berpikir aneh aneh tentang Ratna tolong dihilangkan. Kalau ada yang mau bertanya masalah apa yang saya dan Ratna bicarakan, kalian bisa bertanya langsung kepada saya diruang guru," kata Bu Ariyani menjelaskan panjang lebar.
Aku seneng banget hingga aku tersenyum senyum sendiri. Padahal anak anak yang lain mukanya sedang tegang semua. Maklum lahh Bu Ariyani kan guru paling ditakuti oleh anak anak dikelasku. Dan aku harap mereka sudah tidak lagi menggunjingku mengenai permasalahan kali ini. Dan semoga saja harapanku memang benar adanya...
Sampai disini dulu aja deh ceritanya. Kalo ada kritik dan saran bisa langsung komen. Bisa juga kalau kirim pesan ke aku. Pokoknya masih tetap aku tunggu kritik dan saran dari kalian yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Daun KELOR
Teen Fiction[Complete] Bagaimana jadinya jika CINTA dilandasi dengan kemunafikan. Akankan bisa bersama selamanya atau akan putar balik mencari cinta yang lain...