Aku sangat takut dengan segala ancamannya. Aku tidak bisa menceritakan ini kepada guru. Aku harus bagaimana. Aku nggak bisa berbuat apa apa.
Aku hanya memutar mutar ponselku. Tiba tiba ponselku bergetar. Akupun ikut bergetar. Takut jika seandainya itu adalah ancaman dari Kak Arya. Ternyata bukan.
Itu adalah pesan dari Kak Arya, melainkan dari Zaki. Entah kenapa aku senang sekali. Mungkin dia yang selalu ngertiin aku. Apalagi sekarang aku sedang bingung bagaimana dengan semua ancaman itu. Mana tante malah nakut nakutin juga.
Aku hanya takut kalau aku bercerita sama Zaki, nanti dia akan membeberkan masalah ini. Tapi aku nggak ada pilihan mau tidak mau aku harus cerita kepada Zaki.
Sebelum membalas pesan dari Zaki, aku berdoa semoga pilihanku tidak salah.
"Emb,,,, Zak, gue mau bicara sama lo," kataku memulai pembicaraan."Ada apa? Cerita aja nggak papa kok," katanya.
"Tapi lo jangan bilang ke siapa siapa ya. Gue bener bener butuh bantuan lo. Ini masalah yang kemarin, tapi inget kamu harus janji dulu," jawabku."Iya gue janji nggak bakal cerita ke siapa siapa. Sudahlah lo cerita aja sama gue," balasnya. Setelah itu, aku menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir. Dia hanya menyimak ceritaku tanpa memberikan komen sedikitpun.
Sebenarnya dengan menceritakan semua ini sama saja mengupas luka yang telah lalu.
Barulah setelah aku selesai bercerita, Zaki membalas pesanku.
"Ya sudah nggak papa nanti aku bantuin kamu, aku akan selalu ada buat kamu kok," jawabnya."Lalu gimana dengan ancaman Kak Arya? Aku takut Zak," balasku.
"Kamu nggak perlu takut Na, ada aku yang akan jagain kamu,"
"Dia itu suka nekad. Aku takut kalau dia gimana gimana," balasku."Tenang aja nanti kalau seandainya dia berani datang kerumah kamu, kamu tinggal telfon aku aja. Nanti aku pasti akan datang kerumah kamu, yakinlah itu," jawabnya menenangkan.
"Kamu serius,?" tanyaku memastikan.
"Iya aku serius. Duarius malah. Tapi sekarang kamu nggak perlu takut lagi," jawabnya.
Aku sedikit tenang dengan semua ini. Setidaknya ada orang yang tahu dengan masalah ini dan dia yang akan jagain aku. Itulah sebabnya kenapa aku selalu nyaman ketika bersama dengan Zaki. Dia emang nakal, tapi dia baik."Zak, tapi gue nggak mau kalau lo kenapa kenapa karena jagain gue," tuturku.
"Udahlahh santai aja. Gue pandai berkelahi kok. Apalagi sama si Arya. Itu gampang," balasnya.
"Nggak.!! Pokoknya gue nggak mau kalau lo berkelahi. Gue nggak mau lo kenapa kenapa," bentakku."Ya udahh lo itu tenang aja. Gue bakal baik baik aja. Percaya deh sama gue," jawab Zaki dengan santainya.
"Tetep aja gue takut kalau lo kenapa kenapa cuma karena belain gue. Please jangan aneh aneh,""Sebel ah gue sama lo, udah bilang gue nggak papa ox," balasnya yang terakhir. Dia emang suka begitu, dia suka marah. Tapi marahnya cuma bercanda nggak beneran. Aku berkali kali mengirim pesan kepada Zaki.
Tapi nggak ada balasan. Bukannya takut marah, aku malah senyum kegelian melihat tingkahnya yang seperti anak kecil. Aku hanya bisa senyum senyum sendiri hingga aku tertidur.
Buat semuanya, jangan lupa mampir keceritaku yang lain yaa.. Siapa tahu jadi suka. Follow akun aku yaa nanti difolback kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Daun KELOR
Teen Fiction[Complete] Bagaimana jadinya jika CINTA dilandasi dengan kemunafikan. Akankan bisa bersama selamanya atau akan putar balik mencari cinta yang lain...