10. Ruang BP 2

26 17 0
                                    

Aku benar benar benci dengan suasana seperti ini. Aku bergegas pergi kekelas. Meletakkan kepalaku diatas meja. Berharap dapat terlelap dan menenangkan pikiranku sebelum menghadapi peperangan dengan Kak Arya. Orang yang telah menghancurkan segala mimpiku.

Tapi itu tidak berhasil karena salah seorang temanku mengajakku pergi keruang guru untuk mengambil beberapa tugas karena hari ini guru mata pelajaran pertama tidak dapat masuk kekelas. Entah apa alasannya. Tapi aku bahagia.

Seolah olah para guru mengerti dengan kesedihanku. Hanya Pak Ardi saja yang nggak paham dengan kesedihanku. Karenaa
"Panggilan ditujukan kepada Ratna kelas X IPS 2 dan Arya kelas XII MIPA 1. Diharap sekarang juga datang keruang BP menemui Bu Iren dan saya.

Untuk bapak atau ibu guru yang sedang berada dikelas dimohon untuk mengizinkan anak yang telah saya sebutkan tadi untuk meninggalkan pelajaran," begitulah kata Pak Ardi melalui speaker yang ada dimasing masing kelas.

Benar benar sial hidupku. Suasana kelas menjadi ramai dan tidak terkondisikan mendengar panggilan itu. Tapi aku pasang cuek aja. Aku langsung menuju ruang BP. Yang ternyata Kak Arya sudah ada disana.

"Ya sudah silahkan kalau mau bicara berdua diruang sebelah saja," kata Pak Ardi sambil menunjukkan ruang sebelah yang masih menjadi bagian dari ruang BP itu sendiri. Aku dan Kak Arya masuk. Dan sialnya, kita dikunci dari luar oleh Pak Ardi.

"Langsung aja cerita," kataku langsung pada inti pembicaraan yang akan dibahas.
"Maaf buat kejadian kemarin. Aku nggak berniat melakukan itu semua. Aku terpaksa," kata Kak Arya padaku. Aku hanya tersenyum sinis padanya.

"Kamu nggak percaya?" tanyanya kemudian.
"Enggak," jawabku dengan entengnya.
"Kenapa. Kalau kamu nggak mau percaya untuk apa kita bertemu disini," katanya sesikit membentak.

"Kamu nggak perlu berbohong. Aku tahu kok daru pak polisi kalau kamu itu melakukan ini semua sudah kesekian kalinya kan?" tanyaku sesadis mungkin. Seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"Oke. Aku udah berulang kali seperti ini. Dan aku janji akan berubah demi kamu,"
"Ya udah aku kesini bukan buat ini ya... Tapi untuk alasan kenapa kamu sering melakukan hal ini?" tanyaku sedikit membentak.

Kemudian Kak Arya mengakui semuanya. Dia menjelaskan kalau ini memang berawal sejak dia lulus SMP. Karena sudah mencoba, dia merasa nyaman dan terbiasa melakukan hal kehi itu.

Aku benar benar tidak bisa menerima hal itu. Menurutku, itu adalah suatu alasan yang benar benar tidak masuk akal. Tapi aku berusaha untuk mengiyakan semua perkataannya.

Aku sudah muak melihatnya. Selesai berbicara aku langsung berpamitan kepada Pak Ardi untuk kembali kekelas. Untunglah Pak Ardi langsung mengizinkanku pergi. Karena waktu itu aku benar benar muak dan tidak mau ditanya atau menjawab apapun.

Sesampainya dikelas, aku langsung mengubah ekspresi wajahku. Yang semula murung dan cemberut, kini berganti tersenyum dan bahagia. Ditamba lagi, tingkah kocak teman teman yang membuatku tidak bisa berhenti tertawa.

Itu menjadi hiburan dan tempatku melepas penat sejenak. Itu sebabnya aku sangat menyukai teman teman. Hari itu setelah aku muak dan hancur di ruang BP, kini semangat dan kebahagiaanku kembali karena temanku.

Yang tanpa kusadari ada seseorang menatapku dengan tatapan berbeda dari sudut belakang kelasku.

Haiii....gimana ceritanya??? Gaje ya?? Maaf dehh namanya juga lagi belajar. Makanya jangan lupa kasih kritik dan sarannya dong.... 😊😊😊😊

CINTA Daun KELORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang