"Nggak papa bu, tadi temenku ada yang kecelakaan. Keadaannya parah banget. Makanya semua jadi sedih banget, " jawabku pada ibu saat ditanya kenapa mataku bengkak bengkak seperti baru menangis.
"Oh jadi begitu, ya sudah doakan saja semoga teman kamu cepet sembuh. Toh percuma kalau kamu terus terusan nangis, dia nggak akan sembuh kan, " nasehat ibu sambil mengelus rambutku.
"Iya, bu, ya udah Ratna mau kekamar dulu ya, mau istirahat" kataku lesu.
"Iya sayang istirahat yang cukup. Tenangin diri kamu,". Aku meninggalkan ibu tanpa sepatah katapun. Dalam hati aku merasa sangat bersalah karena aku udah berbohong sama ibu. Tapi nggak ada pilihan lain, aku nggak mau nama baik sekolahku tercoreng oleh kabar buruk ini.Aku akan tetap berusaha menyembunyikan rahasia ini semampuku. Di kamar, aku hanya bisa menangis. Aku nggak tau harus bagaimana lagi. Hingga aku terlelap dan ketika aku bangun ternyata sudah pagi. Aku ingin semua berjalan baik baik saja. Aku menganggap ini adalah mimpi buruk. Aku ingin terlihat baik baik saja didepan teman teman.
Sesampainya dikelas, aku dihampiri Novi.
"Ratna, aku minta maaf ya. Gara gara aku kamu jadi seperti ini," kata Novi tertunduk.
"Bukan gara gara kamu. Siapa yang bilang," tanyaku menguatkan Novi."Kata diri aku sendiri, kalau aja waktu itu aku nggak dukung kamu sama Kak Arya, kamu nggak akan seperti ini jadinya," katanya. Air mata Novi sepertinya sudah tidak dapat terbendung lagi hingga dia menangis sejadinya. Aku nggak tega melihat pemandangan seperti ini.
Akhirnya aku dan Novi berpelukan. Aku nggak mau lihat Novi sedih.
"Ya udah anggap aja ini takdir. Nggak usah nyalahin siapapun. Oke," kataku meminta persetujuan Novi. Novi hanya membalas dengan senyuman tapi aku tahu kalau itu menandakan persetujuaannya. Akhirnya bel masuk berbunyi.Kali ini adalah pelajaran Matematika. Kalau bagi sebagian orang Matematika itu menyebalkan tapi dikelasku itu adalah mapel paling menyenangkan.
Gimana nggak menyenangkan coba, mencatat nggak pernah. Tugas pun ngga pernah ada. Kalaupun ada nanti yang mengerjakan pak guru jadi kita tinggal menyalin wkwkwk... Tiba tiba ada kakak kelas yang datang kekelasku.
"Assalamualaikum, Pak," katanya pada pak guru.
"Waalaikumsalam. Silakan masuk. Ada keperluan apa?" tanya pak guru.
"Begini pak, saya disuruh Bu Iren buat memanggil Ratna,"
"Oh, ya silahkan,""Ratna dipanggil Bu Iren. Diharap datang keruang BP sekarang juga, " kata kakak itu.
"Baik kak," jawabku. Kemudian aku meminta izin pak guru untuk meninggalksn pelajaran.
Ternyata diruang BP sudah ada Pak Ardi, Bu Iren dan bu guru lain yng belum aku kenal. Aku bingung sebenarnya ada apa. Tapi kemungkinan besar pasti membahas yang kemarin. Tapi aku juga sudah terlanjur disini, mau tidak mau aku harus mendengarkan mereka.
"Ratna silahkan masuk," kata Bu Iren padaku.
"Ya Bu makasih. Ada apa ya saya dipanggil kesini," tanyaku polos.
"Saya yakin kalau kamu sudah tau apa yang akan kita bicrakan," tukas Pak Arfi.
"Mungkin yang kemarin lagi ya pak," tanyaku."Iya benar sekali. Dan ini memang harus segera diselesaikan," kata Bu Iren.
"Ratna, saya Bu Siska. Saya adalah wali kelas Arya. Saya mohon banget sama kamu tolong jangan tinggalin Arya begitu saja. Kasihan dia.Apalagi ini menjelang ujian. Saya tidak mau kalau ada seorang murid yang tidak lulus. Ini akan mencoreng nama baik sekolah kita," kata Bu Siska yang awalnya aku tidak mengenalnya.
"Iya Ratna. Kamu juga harus memahami keadaan ini. Kalaupun tidak menjelang ujian, dia pasti sudah dikeluarkan dari sekolah", kata Pak Ardi."Sekarang keputusan ada ditangan kamu. Saya harap kamu dapat mempertimbangkan semuanya dengan matang. Ini bukan soal saya, kamu, Pak Ardi, Bu Siska atau Arya. Ini adalah untuk sekolah kita," kata Bu Iren melengkapi. Aku diam sejenak, kemudian menjawab.
"Iya bu nanti saya pikirkan semuany dengan matang," kataku ragu.
"Baiklah saya tunggu jawaban terbaik dari kamu," kata Pak Ardi padaku.
"Sekarang bolehkah saya kembali kekelas pak," tanyaku menghindari percakapan yang mungkin akan terus berlanjut jika tidak diakhiri."Oh ya silahkan saja," jawab Pak Ardi.
"Terima kasih pak, permisi," kataku sembari meninggalkan ruang BP.Sekarang aku benar benar dilanda dilema. Aku bingung harus gimana lagi kenapa masalah selalu datang silih berganti. Padahal Bu Ariyani memintaku untuk menjauh dari Kak Arya tapi sekarang Bu Iren memintaku untuk mendekati Kak Arya.
Kenapa para guru memiliki pendapat yang berbeda. Kenapa mereka memintaku mengambil keputusan seperti ini. Kenapa nggak berembuk dulu sihh biar aku gampang menjalaninya.
Yahhh gimana nihhh ceritanya, ????? Seru nggak??? Asyik nggak??? Bantu komen dan votenya Yaa 😀😀
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Daun KELOR
Teen Fiction[Complete] Bagaimana jadinya jika CINTA dilandasi dengan kemunafikan. Akankan bisa bersama selamanya atau akan putar balik mencari cinta yang lain...