16. Bertahan

23 13 0
                                    

Hari demi hari kulalui. Kini aku bisa tersenyum didepan teman temanku, meski dalam lubuk hatiku yang terdalam aku sangat menderita. Aku tetap bertahan disini.

Demi memberikan pertanggung jawaban kepada bapak ibu gurulah aku bertahan. Yang ku ingin hanya satu. Tetap bersama orang yang bisa membuat aku bahagia. Eitss.... Tapi bukan cinta loo yaa..

Sejak kejadian itu, aku sudah nggak mau mendengar kata cinta. Mendengar saja nggak mau apa lagi mengalami untuk kedua kalinya. Sebenarnya cinta itu tidak salah. Cinta itu hanya aneh. Dia bisa membuat orang waras menjadi gila.

Membuat orang sedih menjadi bahagia. Membuat orang bahagia menjadi sedih dan menangis. Dannn.... Itu bukan salah cinta. Yang salah adalah orang yang mengalaminya. Cinta itu akan baik baik saja asalkan orang itu bisa menjalaninya dengan baik.

Seperti sekarang, aku tidak akan pernah memiliki atau menaruh harapan kepada cinta. Biarlah semua berjalan dengan semestinya dan berakhir dengan seharusnya.

Cukup Maha Cinta yang bisa mengubah takdir cinta ini. Jujur, aku sudah tidak menaruh harapan kepada cinta tapi aku masih menaruh harapam kepada Kak Arya. Bukan untuk menjalin hubungan kembali, tapi untuk diq berubah.

Aku ingin dia bisa hidup lebih sederhana. Sewaktu di ruang BP, Bu Iren bercerita bahwa Kak Arya adalah seorang dari kalangan tidak mampu. Aku tidak mempermasalahkan berapa banyak materi yang dia punya.

Aku lebih suka dia hidup dengan kesederhanaannya daripada dia hidup dengan kemewahan tapi hasil dari perbuatan yang tidak baik alias uang haram.

Hal itu masih tetap membekas dalam hatiku sampai sekarang. Aku belum bisa melupakan bagaimana dia mengkhianatiku. Aku benci dia dan aku tidak mau mengenal dia lagi. Tapi apa dayaku yang harus berusaha bertahan bersama dia.

Aku harus bisa menyemangatinya sedangkan aku sendiri butuh semangat. Aku harus bisa memotivasi dia untuk bangkit sedangkan aku sendiri masih membutuhkan motivasi yang lebih banyak. Demi sekolah ini aku bertahan. Demi para gurulah aku bertahan mesko sakit.

Aku mungkin tidak bisa memberikan apa apa untuk sekolah ini, selain yang kulakukan sekarang ini. Aku ingin sekali bercerita kepada Novi.

Aku ingin bercerita kepada Zaki. Tapi aku tidak bisa. Aku harus tetap bertahan dalam diam ini. Disekolah aku bisa senyum dan bahagia karena banyak teman yang menghiburku.

Sedangkan dirumah aku hidup dalam kesepian dan kesendirian. Aku hanya bisa merenung. Dering ponselku mengagetkan lamunanku.

"Ahh sial banget hidup gue. Kenapa setiap waktu nih orang selalu menghantui gue?" gerutuku dalam hati saat melihat bahwa itu adalah pesan dari Kak Arya.
"Ratna, kok sama karang kamu cuek banget sih? Apa sih salahku sama kamu?" katanya.

"Ih ni orang bener bener ya nggak punya malu sama sekali. Udah tahu dia punya banyak salah. Masih aja nanya apa salahnya. Bener bener nggak punya malu banget. Kalau bahasa jawanya sih 'rai gedheg'," kataku dalam hati.

Nggak mungkinlahh aku mau nyakitin dia dengan kata kata seperti itu. Aku hanya membalas.
"Enggak kok Kak, aku cuma lagi nggak enak badan aja," balasku. Ah mungkin waktu itu aku bener bener menjadi orang yang paling munafik.

"Oh, gitu. Aku cuma mau ngasih tau kamu kalau besok hari Senin aku sudah UASBN," balasnya.
"Kalau lo mau UASBN emang gue harus ngapain coba. Masak gue yang harus belajar. Masak gue harus bikin syukuran. Gila lo ya," gerutuku lagi. Dan aku menjawab.

"Ya udah Kak semangat ya. Jangan lupa belajar biar nilainya bagus," jawabku sok menyemangati. Berhubung aku sudah eneg banget sama itu orang, aku langsung mematikan HP-ku agar aku tidak tahu kalau dia membalas.

Bersyukur lagi kalau dia tidak membalas pesan singkatku wkwkwkwk....

Makasihh semuaa....masihh stay aja sama cerita yang kubuat. Jangan lupa mampir ke cerita yang lain yaa.. Jangan lupa juga follow akun kuu. Nanti di folback kokk.. 😀😀😀😁😁

CINTA Daun KELORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang