19. Wisuda

19 11 0
                                    

Hari ini tepat dimana Kak Arya dan kawan kawan akan diwisuda. Sebenarnya tidak ada masalah dengan hari ini. Mentari bersinar dengan terangnya.

Langit menunjukkan betapa keindahnya. Pepohonan seakan menari nari menyaksikan pemandangan yang sangat indah ini. Tapi tidak dengan aku. Aku benar benar kacau hari ini. Ingin rasanya aku berlari dari dunia ini. Meninggalkan semua.

Hanya sendiri dan berdiam diri. Memikirkan apa yang telah terjadi, apa yang akan aku lakukan hari ini dan menyusun rencana terbaik untuk hari esok. Tapi aku tidak punya cukup waktu untuk melakukan itu semua.

Yang bisa aku lakukan hanya bersedih, merenung dan mengikuti alur yang telah dibuat oleh Tuhan tanpa melakukan apa apa. Aku sadar ini salah. Tapi apalah dayaku. Aku hanya seorang yang lemah.

Aku berpikir sejenak apa yang akan aku lakukan disekolah. Kemudian aku bergegas siap siap sekolah dan berangkat. Disekolah sudah ramai serasa ada pasar baru disini.

Semua tempah terlihat indah, rapi dan bersih. Semua dekorasi sudah ada. Kurang lebih acara wisuda dimulai pukul 09.00. Kami dari kelas 10 dan 11 juga ikut menyaksikannya.

Hanya saja tempat duduk masing masing tingkatan kelas berbeda. Namun tetap saja tiap kelas akan dijadikan jadi 1. Termasuk kelasku. Semua siswa dari kelasku baik cewek maupun cowok duduk didaerah yang sama.

Entah kebetulan atau direncanakan, aku duduk berdampingan dengan Zaki. Dan tentunya, Novi duduk berdampingan dengan Bayu. Pastilah mereka kan sudah resmi berpacaran.

Yang aku harapkan hanya satu. Semoga Novi tidak akan dan tidak akan pernah mengalami apapun yang telah aku alami selama ini. Selama acara berlangsung, terlihat jelas bahwa hanya kelasku saja yang rame dan ricuh.

Tapi itu tidak masalah bagiku, semua terlihat tidak ada masalah kecuali kelas 12 dan para guru. Begitupun aku dan Zaki, kami sibuk mengobrol dan bercanda.
"Tuhh mantan lo udah mau pergi," kata Zaki tiba tiba.

"Ihh apaan sih lo. Gue bersyukur kalii udah akan pisah sama dia. Sekalian aja hari ini," kataku agak sewot. Dan mungkin itu adalah kata hatiku yang paling dalam untuk memohon segera berpisah dari Kak Arya.

Setelah acara selesai, kami diperbolehkan pulang. Aku dan beberapa temanku tidak segera pulang. Kami duduk dan bercanda dikelas. Tiba tiba novi datang.

"Na, lo dipangging Kak Arya tu. Katanya mau ngajak foto bareng," kata Novi memberitahu.
"Biarlah. Gue nggak mau. Sebel aku sama dia. Udah terlanjur sakit hati juga," jawabku sinis.
"Kasihan lohh Na," kata Novi memelas.

"Gue bilang nggak mau. Udah deh sekarang lo temui dia. Bilang gue nggak ada dikelas atau udah pulang aja," kataku. Novi kemudian menemui Kak Arya dan mungkin dia mengatakan apa yang telah aku perintahkan.

Sekitar pukul 14.00 kami pulang. Aku tahu kalau acara pemotretan belum selesai. Tapi aku nggak tahu kalau Kak Arya masih disana. Makanya aku dengan santainya pulang berdampingan dengan Zaki. Sebenarnya aku tidak berniat untuk membuat Kak Arya karena aku memang tidak tahu. Aku tahu juga dari Novi.

"Gila lo Na. Dari tadi lo dilihatin terus lo sama Kak Arya. Kasihan banget dia. Kayaknya kecewa berat sama lo," kata Novi setelah sampai di tempat parkir.

"Beneran lo? Gila.!! Gue nggak tahu. Sumpah deh," kataku menjelaskan. Aku benar benar merasa tidak enak kala itu. Berniat untuk bohong tapi ketahuan. Emang nggak pandai untuk bohong kok wkwkwk...

Buat para readers jangan lupa komen dong. Kasih kritik atau saran gituu... Syukur syukur kasih semangat atau vote wkwkwk... Kasih kritik dan sarannya udah cukup kok. Ditunggu ya komennya..

CINTA Daun KELORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang