Chapter 3

1K 74 0
                                    

Luke's pov

Seperti biasanya aku harus makan bersama dengan keluarga yang kubenci ini. Ini semua salah Mom!  seandainya Mom tidak selingkuh dengan Ayah Zayn, pasti nasibku tidak seburuk ini. Ya,zayn.Lelaki dengan senyuman yang sangat dingin sekaligus kakak tiriku. Aku takkan pernah menggangapnya kakak. Tapi,apa boleh buat? Ini sudah takdirku untuk menjadi anak broken home.

"Zayn,dimakan! Enak lho!"Seru Ayah Zayn.

"Aku kenyang. Aku mau berangkat duluan. Biar bocah ingusan ini berangkat sendiri!" Kata Zayn sambil mengambil ranselnya dan melirikku tajam serta nyolot.

Aku yang emosi karna disindir 'Bocah Ingusan' Langsung menatapnya Tajam. Bukannya dapat belaan dari kedua orang tua itu,aku malahan dimarahi.

"Sudah,aku tidak betah disini!"

Aku langsung mengambil ranselku dan berlari keluar rumah. Aku pun berjalan menuju halte bus. Berharap ada bus.

Di dalam Bus,Aku tidak mendapat tempat duduk. Jadi,ini pasti akan cukup melelahkan. Kuputuskan untuk menelfon ketiga sahabatku. Michael,Calum,dan Ashton.

"Ini Ashton. Disana siapa?"Suara Ashton terdengar ditelingaku.

"Ini aku,Luke."

"Oh,ok. Jadi kau berangkat dengan siapa?" Tanya Ashton.

"Aku? Aku naik bus saja.Tak apa,kok. Sampai jumpa disekolah,ash."

Aku mematikan sambungan telfon dan langsung menggaitkan tanganku ke pegangan bus.

******

Sesampainya disekolah,aku langsung berlari atau malahan berjalan cepat menuju kedalam kelas. Kalau tidak, sinyal para Anak-anak Sialan itu menyala dan membuatku terbully lagi.

"Luke Roberts Hemmings."

Shit!

"Ikut kami!"

Sudah kutebak,aku kurang pagi datang ke sekolah. Geng yang sangat kubenci itu pasti akan membullyku lagi. Ya tuhan...

Ariel's pov

"Bagus. Kau tidak telat."Kata Niall sambil menyetir mobilnya.

"Aku tidak pernah telat,ya!"Balasku ketus.

Niall terkekeh."Itu bagus. Jadi,aku bisa bebas."

"Maksudmu?"Tanyaku yang tidak mengerti.

"Kau tidak akan mengerti anak ingusan." Balas Niall.

Aku mendengus dan langsung memberikan tatapan mematikan ke lelaki itu.

"Aku bukan anak ingusan,bodoh!" Omelku.

Aku langsung mengambil sebuah Novel tebal yang baru kubeli kemarin.

"Baca apa,tuh?"Tanya Niall.

"Novel. Tak liat?"Jawabku ketus.

Niall terkekeh."Oh.."

Sesampainya di parkiran sekolah, Niall memarkirkan mobilnya di parkiran khusus.

"Ariel, watch it!"Tunjuk Niall.

"Apa?"

Aku langsung menengok kearah yang Niall tunjukkan.

"Thanks for the Novel".

Niall langsung berlari sekencang mungkin dengan Novelku.

Aku pun berlari untuk mencari keberadaan Niall dan juga novelku, tapi,sedari tadi aku mencarinya,aku tidak menemukan jejaknya.

*****

Aku sampai di bagian belakang sekolah yang bisa dibilang Kumuh, Menjijikan, Bau. Beda sekali dengan bangunan sekolah ini.

Aku pun melangkahkan kakiku kembali. Hingga sebuah pemandangan yang belum pernah kulihat terpampang nyata disana. Seorang lelaki yang tubuhnya ditendangi oleh kelima lelaki lainnya. Aku langsung mengambil Ponselku dan merekam kejadian brutal itu.

"Sudah kubilang jangan dekati adikku LILY!" Teriak seorang lelaki.

"Jangan cuma mentang-mentang kau adik tiriku,kau bisa dekati Lily!" Teriak lelaki lainnya.

"Jika kau masih dekati Lily..

Kau akan mati."

Aku langsung mengumpat di balik semak-semak saat mereka membalikkan tubuh mereka dan pergi. Tinggal lelaki yang di bully itu seorang. Aku berlari kearah lelaki itu. Wajahnya memar. Darah segar keluar deras dari hidungnya.

"Biar kuobati."

Aku meraih kotak obat didalam Ranselku. Kutaruh obat-obat yang berguna untuk Kesembuhannya di wajahnya.

"Baikkan?"Tanyaku.

Ia mengganguk dan memberikanku tangannya.

"Aku Luke. Luke Roberts Hemmings. Kau murid baru,ya?"Tanya Luke.

Aku tersenyum simpul."Ya,hai luke! Namaku Ariel Jilian Horan."

Luke terdiam."Kau adiknya Niall,ya?"

"Kok kau tau?"

To be continue..

Youtube Star[LATE EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang