LS.13

14K 762 7
                                    

"Eh, lo jangan makan aja dong. Bantuin gue. Gue gak bisa nih, garis lurus." Keluh Dylan. Tapi Aurora sama sekali tidak peduli. Dia tetap makan cemilan yang ia beli tadi.

Tuk!

Kepala Aurora terasa sakit. Dia menatap Dylan tajam. Cowok itu berani sekali menimpuknya dengan pulpen.

"Sakit bego!" geramnya.

"Lo, sih. Dipanggil dari tadi gak nyahut. Gue gak bisa garis. Dari tadi gak rata garisnya. Bantuin kek. Kita, kan, satu kelompok. Masa cuma gue yang ngerjain." Cerocos Dylan kesal. "Gue aduin lo ke buk Ida, baru tau rasa lo." Ancamnya.

"Aduin aja sana. Gue gak takut." Tantang Aurora. "Lagian tu guru mana berani marahin gue. Aurora gitu loh." Kata dia sombong.

Dylan mengetuk kepala Aurora menggunakan penggaris. "Ngomong mulu dari tadi. Bantuin sini. Cuma garis doang elah."

Dengan kesal Aurora mengambil penggaris itu dan mulai menarik garis lurus. Hanya 5 detik waktu yang ia butuhkan untuk melakukan itu.

"Udah." Ujarnya. "Garis doang aja gak bisa. Payah lo."

"Mending gue. Dari pada lo, dari tadi makan mulu. Gendut enggak juga. Kebanyakan cacing kayaknya." Sindir Dylan.

"Enak aja. Suka-suka gue dong kalo gue gak gendut. Berarti gue bisa makan sepuasnya tanpa takut gendut. Dan gue gak perlu diet." Kata Aurora.

Dylan mencibir. Ini adalah rumahnya. Tapi Aurora merasa seakan ini miliknya. Seenak jidatnya saja makan sambil mengangkat kaki keatas meja.

"Assalamualaikum."

Mendengar suara itu Aurora langsung menurunkan kakinya dan bersikap sopan. "Waalaikum salam." Balasnya.

"Papa udah pulang? Tumben cepet. Biasanya malam baru pulang." Kata Dylan sambil salim.

"Gak ada kerjaan disana. Lagian, anak buah papa udah handle semuanya." Ujar Ethan -Papa Dylan.

"Oh iya, Pa. Kenalin. Ini temen aku. Aurora." Ucap Dylan pada Ethan.

Ethan menoleh kearah Aurora. "Ha..y. Lussy." Persis seperti Aileen. Ethan pun sama terkejutnya.

Dylan dan Aurora tertawa kecil melihat ekspresi Ethan. "Aurora Om. Bukan Lussy." Kata Aurora.

"Loh? Kayak berdiri di depan kaca. Sama." Gumam Ethan.

"Saya anaknya Nathan dan Lussy Om. Om kenalkan?" kata Aurora menyadarkan Ethan.

"Eh, iya. Om kenal kok. Kenal banget malah. Jadi Flashback." Suaranya memelan di akhir kata.

Dylan berdehem. "Ingat, Pa. Udah nikah. Jangan ingat masa lalu mulu." Katanya.

Ethan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bokap lo ganteng. Lebih ganteng dari lo. Lo mah jelek." Bisik Aurora.

"Dimana-mana itu, anak lebih ganteng dari Papanya." Balas Dylan.

"Lo sih kebanyakan gaya." Ketus Aurora.

"Yang penting ganteng." Ujar Dylan.

Ethan tertawa melihat mereka. Seperti melihat masa lalu. "Papa kedalam dulu ya. Kalian lanjutkan aja pacarannya." Kata dia. Kemudian langsung lari.

☆★☆

Nathan sibuk dengan berkas dimejanya. Kepalanya serasa ingin pecah. Kenapa musuh lamanya kembali lagi. Padahal dia sudah lama meninggalkan itu semua.

Sekarang mereka hadir lagi dan mengancam nyawa putrinya. Dia tidak bisa tinggal diam. Aurora satu-satunya harta paling berharga miliknya. Dia tidak ingin kehilangan wajah yang sama untuk kedua kalinya.

Lussy Smith [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang