LS.23

13.8K 669 40
                                    

Kamar yang tadinya rapi, sekarang sudah seperti kapal karam! Berserakan!

Saat ini, Aurora sedang memilih baju apa yang pas untuk ia kenakan nanti malam. Dia tidak ingin terlihat buruk di depan Dylan.

Karena lelah, ia memilih untuk duduk di pinggir kasurnya. Matanya menatap sekeliling. Hancur!

"Sejak kapan gue peduli sama penampilan?" gumamnya.

"Auah!! Pusing gue!" kesalnya.

Dia membaringkan tubuhnya diatas kasur, kemudian berguling tidak jelas. "Papa!!" jeritnya frustrasi.

Kemudian dia bangun dengan senyum merekah. "Minta tolong sama Buk Lara aja deh. Siapa tau, dia mau bantu." Ucapnya sumbringah.

Dia meraih ponselnya, lalu mendial nomor Lara.

Tuuut...

"Halo, Ra. Ada apa?"

Aurora tersenyum lebar saat mendengar suara Lara di seberang sana. "Halo, Buk. Ng..Ibu bisa bantu saya gak Buk?" tanya dia ragu.

"Bantu apa, Ra? Kamu dalam masalah?"

Suara Lara terdengar khawatir. Aurora agak tidak enak hati jadinya. "Jadi gini, Buk. Aurora mau jalan sama Dylan nanti malam, tolong pilihin baju dong." Dia menggigit bibir bawahnya setelah selesai mengatakan itu.

"Kamu mau kencan?"

Aurora gelagapan. "I-iya Buk." Jawabnya gugup.

Terdengar kekehan kecil di sebrang sana. "Yaudah. 15 menit lagi Ibuk datang."

"Makasih ya, Buk." Ucap Aurora senang.

"Iya."

Setelah itu Aurora memutuskan sambungannya. Dia kembali berbaring di kasur sambil tersenyum lebar.

☆★☆

"Ya, ampun! Ini kamar, abis kena badai!" kata Lara kaget.

Aurora nyengir tanpa dosa. "Mau gimana lagi, Buk. Aurora, kan, bingung mau pilih baju apa, jadi kek gini deh." Ujarnya.

Lara memperhatikan sekeliling, lalu tersenyum kecut. "Like mother. Like daughter." Batinnya.

"Kamu sama Dylan mau jalan kemana?" tanya dia.

"Gak tau. Dylan gak ngomong mau kemana."

Lara membuka lemari Aurora. Dia melihat pakaian apa yang cocok untuk gadis itu kenakan. "Kamu punya gaun?"

Aurora menggeleng polos.

Aku juga tidak punya dulu.

"Sebentar, ya."

Lara mendial nomor seseorang. "Bawa gaun terbaikmu ke alamat yang aku kirim. 10 menit harus tiba disini. Dan juga dengan penata riasnya sekalian." Ucapnya tak terbantah.

Tanpa menunggu jawaban dari orang itu, Lara mematikan sambungannya.

"Sepuluh menit sepertinya cukup untuk membereskan kekacauan ini." Ujarnya.

"Ibuk tadi nelpon siapa?" tanya Aurora penasaran.

"Teman Ibuk. Sebentar lagi dia sampai." Jawab Lara. Dia memungut baju Aurora yang berada di lantai.

Lussy Smith [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang