LS.14

13.9K 754 17
                                    

Esok harinya, di sekolah, semua orang sedang heboh. Pasalnya ditemukan mayat di tengah lapangan dalam keadaan yang mengenaskan. Dan ada tulisan dari darah disana.

Untukmu. Putri Lussy Smith.

William.

Aurora menggeram. Itu adalah nama Ibunya. Tapi siapa itu William? Kenapa dia tau kalau dia adalah anak Lussy Smith? Padahal Nathan sudah menyembunyikan itu semua dengan rapat.

Dylan mendekati Aurora. Dia tau Aurora merupakan anak Lussy Smith. Jadi pesan itu ditunjukkan untuk nya.

"Biar bokap gue yang nyelidikin kasus ini. Lo tenang aja." Ucapnya menenangkan.

"Gue juga gak perduli." Balas Aurora cuek. "Balik ke kelas yuk. Males gue disini."

Mereka menyusuri koridor bersisihan. Banyak mata yang menatap mereka dengan berbagai pandangan. Ada yang iri ada juga yang memuji.

Langkah Aurora terhenti saat berada didepan kelas Dania. Dia melihat kedalam kelas itu.

"Gue heran deh, sama Aurora. Kenapa dia mau temenan sama cewek miskin, kayak lo. Cantik, biasa aja." Ucap cewek dengan dandanan aduhai itu.

"Tau tu. Udah miskin, sok gaya lagi." Tambah temannya.

"Bisanya cuma nangis doang." Sambung yang lain.

Aurora mendengarkan sambil bersandar di pintu. Dylan yang berdiri di sebelahnya, merasa seperti akan ada yang meledak.

Dania sudah menangis di kursinya. Dia merasa apa yang dikatakan mereka semua benar. Dia hanya bisa menyusahkan Aurora. Bahkan dari kecil.

"Ehemm!!"

Semua melihat ke pintu. Mereka mulai berkeringat dingin saat melihat Aurora menatap mereka tajam.

"Eh, Aurora. Sejak kapan lo ada disitu?" tanya Putri -cewek yang pertama kali ia dengar menghina Dania.

"Sejak lo, mulai ngehina temen gue." Sahut Aurora dingin.

"Ummm.... gue..." Putri mendadak gagu. Dia tidak tau harus berkata apa. Dia bertambah panik lagi saat Aurora berjalan kearahnya.

Tap!

Aurora berhenti tepat disebelahnya. Putri sudah pucat sekarang. Walau gimana pun, Aurora merupakan gadis yang sadis. Dia tidak segan-segan melakukan kekerasan pada orang yang telah mengganggunya. Apalagi teman dekatnya.

Tangan kanan Aurora terangkat. Putri dan yang lain berdebar melihat itu. Lalu...

"Ayo." Ucapnya sambil memegang tangan Dania.

"Ke..hiks..mana?" tanya Dania terbata.

"Keluar, sebelum gue habisin semua yang ada disini." Ucap Aurora dingin.

Semuanya mati kutu. Bahkan sebagian siswa laki-laki pun takut. Aurora itu hebat dalam segala jenis bela diri. Tidak tau dari mana dia belajar. Yang pasti, orang biasa akan babak belur di tangannya.

Aurora menarik Dania pergi. Tapi saat diambang pintu dia berhenti.

"Kali ini gue diemin. Tapi, kalo lo semua ganggu Adek gue lagi, jangan harap bisa selamat." Kata dia memberi peringatan.

Lussy Smith [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang