Pagi ini, Aurora sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dia melihat pantulan dirinya di cermin. Kedua sudut bibirnya melengkung keatas, membentuk senyuman. Bagus. Pikirnya.
Dia meraih tas punggungnya, lalu turun dari kamarnya menuju lantai bawah.
Seperti biasa, sudah ada Nathan yang sedang menyiapkan sarapan. "Pagi, Pa." Sapanya. Dia menarik kursi lalu duduk.
"Pagi juga sayang." Balas Nathan. Dia memberikan sepiring nasi goreng pada Aurora. Dan untuknya, hanya beberapa helai roti. Karena dia tidak ingin berat badannya bertambah.
Aurora memakan makanan kesukaannya itu. Dia sama sekali tidak takut gemuk. Masa bodo dengan itu. Seberapa banyak pun ia makan, tubuhnya tidak akan naik drastis.
Jika itu terjadi, dia juga tidak perlu khawatir. Dia tinggal lari pagi dan latihan bersama Nathan, itu sudah cukup. Tubuhnya akan kembali seperti semula.
Berbeda dengan Nathan. Pria itu mudah gemuk. Dan dia tidak suka hal itu!
"Pa, aku berangkat dulu, ya. Assalamualaikum." Ucapnya sambil mencium pucuk tangan Nathan.
"Kamu mau buka gerbang sekolah, jam segini udah berangkat?" kata Nathan heran.
"Yakali, Pa, buka gerbang. Ini, kan, udah jam 6 lewat. Gerbangnya udah buka dari tadi dong." Ujar Aurora. Dia meraih tas punggungnya. "Bye, Pa."
"Waalaikum salam." Balas Nathan.
Dia menatap punggung Aurora yang makin menjauh. Gadis itu seperti Fotokopi-an Lussy. Tidak ada yang meleset.
"Walau pun banyak cewek cakep. Lo tetap yang pertama di hati gue, Lussy."
☆★☆
Seperti biasa. Aurora berjalan menuju kelas dengan wajah datarnya. Begitu tiba di kelas, dia langsung duduk di kursinya.
Kelas masih sepi. Hanya ada dia dan dua siswi saja. Itu pun cupu.
Dia mengeluarkan aerphone-nya lalu memakainya. Setelah memilih lagu yang ingin ia dengar, dia menelungkupkan kepalanya dia atas meja.
Sesekali dia bersenandung kecil. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman indah. Tadi malam, dia sungguh bahagia. Walaupun ada sedikit masalah, tapi itu bukan hal besar untuknya.
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broke.Aurora tersenyum sambil menyanyikan beberapa bait lagu yang ia dengar.
Kemudian ada yang duduk di sebelahnya. Ia tidak perlu membuka mata untuk tau siapa itu. Dari wangi tubuhnya saja, dia sudah tau.
Dia merasakan usapan di pucuk kepalanya. Itu membuatnya makin tersenyum lebar dalam lipatan tangannya.
"Jangan tidur. Ntar gue cium." Kata Dylan.
Bukannya takut, Aurora makin menelungkupkan kepalanya dalam lipatan tangan.
"Nantangin, nih, ceritanya?" tanya Dylan. Dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu. Belum juga menyentuh pipi Aurora, wajahnya sudah kena cium buku tebal miliknya.
Dia mengusap wajahnya sakit. "Sakit, elah! Tega banget, sih, sama pacar sendiri!" gerutunya.
"Udah di cium, kan? Terima nasib aja." Ujar Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lussy Smith [Segera Terbit]
Action[TAMAT] Saat semua orang sedang ketakutan. Seorang wanita berjalan memasuki lapangan. Semua melihat ke arahnya kaget. "Ternyata kau masih hidup sayang? Aku kira kau sudah membusuk di neraka," ujar Brian. Lussy tersenyum sinis. "Tidak semudah itu mel...