LS.31

12.6K 785 58
                                    

Aurora berjalan santai menuju kantin. Disebelahnya ada Dylan dan Dania serta Zee berjalan di belakangnya.

Mereka duduk di meja kantin paling pojok. Karena hanya itu yang kosong.

"Kalian mau makan apa?" tanya Dania seperti biasa.

"Kayak biasa aja," sahut Aurora.

"Gue samain aja kayak Aurora," ujar Dylan.

Dania mengangguk lalu pergi bersama Zee. Meninggalkan dua sejoli yang sedang tatap-tatapan.

Aurora menaikkan sebelah alisnya keatas. Bingung dengan apa yang Dylan lakukan. Dia berdehem. "Ngapain liat-liat?" tanya dia.

Dylan hanya menggeleng sambil tersenyum bodoh. Membuat Aurora harus bersabar. "Risih tau diliatin terus. Emang ada kotoran ya di muka aku?" tanya dia lagi.

Lagi-lagi Dylan hanya menggeleng. "Dalam hitungan ke tiga masih liatin aku, aku colok tu mata!" ancam gadis itu.

Seakan tak terpengaruh, Dylan makin mendekatkan wajahnya. Membuat Aurora harus memundurkan kepalanya. "Laan. Kamu belum pernah aku tonjok ya," kata dia.

Sedikit lagi wajah mereka bersentuhan. Shit!

Bruk!

Semua melihat kearah mereka. Aurora bersusah payah agar tidak tertawa melihat Dylan sedang terjatuh sambil memegangi pinggangnya. Akibat terbentur meja.

Dylan bangkit dengan wajah kesal. Padahal sedikit lagi dia akan mengigit hidung Aurora. Dan dengan santainya gadis itu mendorongnya hingga membentur meja.

"Jahat banget, sih, kamu. Sakit tau gak," rengeknya.

"Siapa suruh kamu kayak tadi. Aku, kan, refleks." Kata Aurora tanpa dosa.

Dania dan Zee yang baru tiba bingung melihat Dylan yang sedang membersihkan celananya dari debu. "Kenapa lo?" tanya Zee heran.

"Di dorong gue ampek nyungsep di bawah," adu Dylan.

"Makan tuh! Gue seneng kalo lo di dorong ni bocah. Sekali-kali gitu," kata Zee senang.

Aurora mengulum senyumnya. Wajah Dylan yang semakin kesal terlihat menggemaskan.

"Sialan!" umpat Dylan pelan.

Puk!

Dia menutup bibirnya yang di tepuk Aurora lumayan kuat. "Gak sopan," ucap gadis itu.

"Hehe. Sorry," katanya sambil nyengir.

Aurora hanya menatapnya datar. Lalu menepuk kursi di sampingnya. Mengerti kode itu, Dylan segera duduk.

Dengan lembut Aurora mengusap bibir Dylan. "Maaf ya," katanya.

Dylan mengangguk seperti anak kecil. "Iya."

Tuk!

Aurora menatap tajam Zee. Enak saja main getok kepala Dylan. Pakai sendok lagi! "Zee!" desisnya.

Zee nyengir polos. "Gak sengaja. Tangan gue kepleset tadi," ujarnya.

Dania hanya menggeleng maklum. Lebih baik dia makan dari pada ikut nimbrung dan tidak akan pernah selesai.

"Ra, Abangnya Audora namanya siapa?" tanya dia. Membuat tiga orang yang mengoceh tadi terdiam dan menatapnya penuh selidik.

"Kenapa?"

"Gak papa. Mau nanya aja," ujar Dania kikuk.

"Azka," jawab Aurora.

Dania hanya ber-oh saja. Dan kembali melanjutkan kegiatannya. Sambil sesekali otaknya memikirkan cowok yang bernama 'Azka' itu.

Lussy Smith [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang