LS.20

14.3K 713 26
                                    

Zee mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Dia sedang mencari keberadaan Aurora dan Dylan sekarang. Setelah menemukan di mana keberadaan mereka, dia menarik tangan Dania untuk mengikutinya.

"Hay. Sorry ya, lama. Soalnya tadi gue berdebat sama Mak Lampir dulu. Tuh Lampir ngebacotin temen baru gue, nih! Baru jadi Cucu Donatur aja belagu!" ucapnya begitu tiba di depan Aurora.

Aurora menatapnya kesal. Tidak bisa, kah, gadis itu diam sebentar!? Mereka saja baru kenal tadi. Tapi sudak sok akrab seperti ini!

"Ngebacot mulu lo! Gak capek apa! Duduk!" perintahnya.

Zee cengengesan. Lalu dia duduk di bangku depan Dylan. Kemudian Dania juga duduk di sebelahnya.

Dania menepuk jidatnya sendiri saat melihat Aurora! Sedang gadis itu, menatapnya penasaran.

Ternyata mereka temenan! Batin Dania.

"Apa alasan lo telat tadi?" tanya Aurora pada Zee.

"Nih anak," Zee menunjuk Dania. "Tadi di tabrak Mak Lampir. Bukannya minta maaf, tuh Mak Lampir malah ngatain dia! Pas gue mau belain dia, si Lampir itu pake bawa-bawa Kakeknya! Ya udah! Gue bawa juga Kakek gue! Dikira cuma dia aja yang punya kakek!?" cerocosnya Panjang lebar.

Aurora memandang Dania datar. Lalu dia kembali menghadap Zee. "Thanks." Kata dia. "Udah belain temen gue." Lanjutnya.

"Ooh. Dia temen lo? Bagus dong!" Ucap Zee. "Berarti dalam sehari gue punya dua temen dan satu gebetan." Matanya melirik Dylan sambil tersenyum.

Detik itu juga Aurora ingin menenggelamkan Zee ke samudera!

Dania terkekeh melihat wajah kesal Aurora. Sedangkan Dylan. Sebenarnya dia geli, tapi wajah merah Aurora membuatnya terkikik. Ingin sekali rasanya mencubit pipi gadis itu!

"Biasa aja, kali, muka lo, Ra! Gak usah kayak orang nahan boker gitu! Gue juga gak mungkin ngerebut sesuatu yang udah lo cap sebagai 'milik lo'. Gue gak mau bersaing sama lo!" ceplos Zee.

Kali ini, bukan Zee yang ingin dia tenggelamkan! Tapi dirinya sendiri!

"Sialan!!" desisnya.

Dania dan Dylan tertawa melihat Aurora tak berkutik. Sementara Zee, dia sedang menampilkan smirk-nya pada gadis itu.

Mengerjai anak Tantenya itu sungguh menyenangkan!

Mereka tak sadar jika dari jauh ada yang memperhatikan mereka sambil tersenyum. Dia senang melihat mereka akur.

☆★☆

"Carter, aku akan ke New York siang ini."

Carter melihat kearah Lara. Dia mengerutkan dahinya bingung. "Untuk apa kau ke sana?" tanya dia penasaran.

Lara meletakkan kedua kakinya diatas meja, lalu memandang Carter serius. "Ada urusan yang harus aku lakukan di sana. Dan itu penting. Jadi, aku ingin kau menjaga Aurora saat aku tidak ada. Aku akan pergi paling lama seminggu. Jadi aku minta bantuan mu. Ya, Ketua." Ujarnya.

Carter mendengus. "Selama kau ada di sini, Gadis itu jarang berbuat ulah. Tapi, bagaimana jika kau tidak ada. Di tambah cucu ternakal ku juga bersamanya. Apa kau tidak kasihan padaku?" ucapnya berlebihan.

"Kau tenang saja. Yang perlu kau lakukan hanya menjaganya dari bahaya. Jika terjadi sesuatu pada Putriku, maka sekolah tersayang mu ini, akan aku hancurkan dalam hitungan menit." Kata Lara serius.

Lussy Smith [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang