24

2.1K 223 26
                                    

" Pagi pangeran." Sapa pelayan pada Wendy.

" Pangeran?" Bingung Wendy berhenti di bawah tangga.

" Ne. Sekarang istana sudah lengkap karena nona Jennie sudah bagian dari keluarga raja. Kami akan memanggil putri Jennie sama seperti putri Irene. Jadi kami memanggil tuan dengan panggilan pangeran sama seperti pangeran Jisoo."

Wendy tersenyum kecil. Ia lalu menggaruk tengkuknya sambil berjalan menuju meja makan.

" Oh iya. Apa aku boleh masak lagi?" Tanya Wendy pada pelayan.

" Boleh kok. Pangeran bisa menyuruh kami apapun jika ada bahan yang kurang." Wendy mengangguk. Ia lalu berlalu ke dapur untuk memasak kembali seperti dulu saat ia menyajikan makanan untuk Irene.

---

Irene bangun. Ia mencium bau enak yang langsung masuk ke hidungnya. Ia bangkit. Badannya otomatis bergerak berdiri di depan jendela yang langsung menerpa hordeng putih itu mengenai Irene.

" Sudah bangun?" Wendy keluar dari kamar mandi. Dengan setengah telanjang dada.

" Ya! Pakai baju dulu." Kata Irene.

Wendy tersenyum jahil. Ia dekati Irene lalu ia dekap Irene dari belakang.

" Ih!! Pakai baju dulu!" Kata Irene sambil memukul lengan Wendy.

Wendy menggeleng. Ia menciumi baju Irene yang memang kancing baju atas Irene terbuka dua butir. Memakai celana pendek hitam sepaha dan juga pakaian tidur berwarna putih.

" Ya! Jangan membuat bahuku ada cupang!" Irene berbalik. Ia memukul Wendy lagi. Wendy hanya tertawa. Ia masih mendekap tubuh Irene.

" Aku memasak untukmu dan juga Jisoo Jennie." Kata Wendy.

" Kamu masak? Pantas saja aromanya harum."

" Mandilah dulu. Aku akan menunggumu di meja makan." Wendy mengacak rambut Irene. Ia lalu berjalan ke ruang ganti di ujung pojok kanan kamarnya.

Irene berlalu ke kamar mandi. Ia berendam dulu di dalam bak mandi.

Wendy sudah berada di depan cermin. Ia menyisir rambutnya setelah itu ia membuka lemari meja rias Irene. Mengambil cincinnya di sana. Ia pasangkan cincin pernikahannya dengan Irene seraya keluar dari kamar. Wendy turun dari tangga sambil sesekali berlari kecil di sana. Ia melihat senyum Jensoo yang sudah berada di meja makan sambil bercanda berdua di sana.

" Ehem!" Wendy menggeser tempat duduknya. Jennie dan Jisoo melempar senyuman pada Wendy.

" Pagi raja!" Sapa keduanya. Wendy terkejut. Ia hanya tersenyum kecil seraya mengangkat sekilas alis kanannya.

Tap!tap!tap!

Irene berlari kecil mendekati Wendy. Ia ingin duduk di kursi nya tapi sebelumnya ia mencium pipi suaminya dari belakang.

" Pagi Jisoo, Jennie." Sapa Irene sambil duduk fi samping Wendy dan tersenyum lebar saat tatapan malu Wendy menyoroti dirinya.

" Gwaenchanha sayang... bukannya kita sering melakukannya?"

" Kapan!?" Kejut Wendy mengingat jelas kalau perlakuan Irene tadi baru pertama kali di lakukannya.

Irene tertawa. Ia meraih makanannya di depan.

Saat menoleh ke bawah, ia terdiam dengan sendok yang jatuh ke dalam mangkok sup sayuran itu.

" Kan!!" Kesal Irene karena Wendy memasak sayuran lagi untuknya.

" Makan saja. Ini enak kok. Kanu hafus banyak makan sayuran. Biar baby-nya sehat. Terus ntar pas kamu udah 5 bulan ke atas, pasti udah banyak pergerakan di perut kamu. Nanti keram karena kurang makan sayur. Kamu kan langganan badan yang mudah keram. Aku nggak mau ya kalau kamu setiap aku masakin sup sayuran nggak kamu makan habis." Irene terdiam. Ia menatap Wendy sambil meraih sendoknya lagi. Dan ia ambil sayuran di dalam sup lalu ia masukkan ke dalam mulutnya.

The Beauty and The Expert ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang