Maaf typo nya ya😌
Drrtt!!!!drrrtt!!!!
Irene melirik ke atas meja. Ia melihat hp Wendy sedari tadi terus mendapatkan telpon ntah dari siapa.
Irene menoleh ke arah kamar mandi, ia melihat bayangan Wendy yang sedang membersihkan diri.
Akhirnya Irene bangkit, ia berjalan mendekati hp Wendy di atas meja. Awalnya ia lihat saja nomor tidak di kenal menelpon Wendy. Irene masih nampak ragu untuk mengangkatnya.
Tapi tangannya sudah memegang hp Wendy. Hanya tinggal memencet tombol hijau itu, ia bisa tau siapa yang menelpon Wendy dari tadi.
" Angkat saja." Ucap Irene. Irene pun baru ingin memencet telponnya, tapi panggilan terputus. Ia menggerutu sekali menatap nomor si penelpon.
" Siapa sih!? Kayaknya penting banget!" Kesal Irene.
Ceklek!
Keluarlah Wendy dari sana yang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.
" Kenapa kamu berdiri di sana?" Tanya Wendy.
Wendy mendekati Irene. Ia lirik nomor Krystal di sana yang ia kenal sekali kalau ujung nomornya pasti 31.
" Dari tadi hp kamu bunyi. Aku nggak tau siapa sih yang nelpon, tapi saat aku ingin mengangkatnya....." Jantung Wendy berdetak keras.
" Dia mematikannya." Jawab Irene melemas sambil meletak kembali hp Wendy di meja. Wendy membuang nafas lega. Ia lalu tersenyum melihat Irene yabg langsung memeluknya.
" Aku mengantuk. Ayo tidur...."
" Ayo..."
Irene melepas pelukannya. Ia lalu menarik tangan Wendy agar bergegas ke kasurnya itu.
Mereka terjatuh ke tempat paling nyaman sekali untuk berisitirahat.
" Aku kedinginan lagi."
" Kenapa ac-nya hidup?" Tanya Wendy.
" Molla. Mungkin pelayan tadi membersihkan kamar kita." Jawab Irene yang sudah rebahan dengan selimut yang di tarik Wendy sampai ke bawah dagu sang istri.
" Aku matikan dulu." Wendy turun lagi. Ia berjalan mengambil remote AC di meja.
Ping!
Setelah mematikan AC, Wendy meletakkan lagi remote nya. Ia melihat sebuah pesan baru saja masuk. Itu dari dari Krystal.
Aku tidak akan mudah menyerah mendapatkanmu. Kalau soal Irene, dia wanita yang gampang kamu lupakan. Percayalah padaku.....
See you baby....
Wendy langsung membalik HP-nya. Ia berlalu ke kasur lagi.
" Kenapa lama sekali...." Irene langsung mendekati Wendy. Ia gandeng tangan kanan suaminya. Lalu wajahnya ia tenggelamkan di lengan kekar Wendy.
Wendy mengelus kepala Irene. Ia bahkan mencium sekilas kening empunya. Tapi pikirannya terus pada Krystal yang gila untuk menjadi pelakor dihubungan dirinya dan Irene.
" Apa yang akan dia lakukan?"
***
Bruuummm!!!!!
Sampailah Wenrene di sekolah. Seperti biasa Wendy akan merapikan rambut Irene. Dasi pitanya dan bahkan memakainya jepit pita di rambutnya.
" Kamu cantik." Ucap Wendy mengelus rambut Irene.
" Arayo. Kamu beruntung mendapatkan ku seutuhnya. Banyak anak bangsawan yang ingin anaknya menikah denganku." Kata Irene sambil berjalan bergandengan dengan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert ✓ [C]
Fanfiction" Menikah dengan putri Irene!!!? aku nggak mau!!!! Dia beda jauh dengan kita Appa!!!? pokoknya aku nggak mau!!!" " Hei, ini memang janji ayahnya sebelum meninggal dunia. kamu harus menikah dengannya!" " ahhkkk!!!!!! aku nggak mau Appa!!!" " Gwaencha...