28

2K 227 11
                                    

" Hee chan!!!!!!!!!!!!!!"

Bluduk!!! bluduk!!!

Brakkk!!!! Bruk!!!!!

" Ahhh~~~ Appa!!!!" Teriak anak perempuan nya yang menangis langsung di lantai bawah.

Wenrene bangun kejut. Mereka menatap ke depan sambil merasakan pusing di kepalanya.

Terdengar suara kegaduhan di luar kamar. Suara Yeri yang berteriak di bawah sana, suara Hee Chan yang sibuk memecahkan banyak perabotan istana. Mereka belum bergerak.

" Kajja, tidur lagi." Wendy membuat Irene tertidur lagi.

Wendy langsung memeluk Irene dari belakang. Mereka menutup mata lagi tanpa peduli dengan anak mereka yang m mang sering bertengkar itu.

Tapi, sebuah suara tangisan membuat mereka bangun dan berlari cepat ke luar kamar.

Mereka berlari ke kamar sebelah. Membuka pintu kamar sebelah dan berlari ke kasur kecil si baby.....Myun Jae.

" Jangan nangis sayang... Appa disini." Wendy menggendong anaknya. Lalu ia timang-timang agar berhenti menangis.

" Denganku saja." Wendy memberi Myun Jae pada Irene. Ia melihat Irene yang langsung memenangkan Myun Jae sesaat.

" Appa!! Eomma!!!" Teriak Hee Chan berlari mendekati kedua orang tuanya.

Baru saja Irene bisa membuat si baby tertidur kembali. Tapi karena teriakan anaknya, Myun Jae menangis lagi dan lebih nyaring tentunya.

" Yeri Noona memecahkan vas bunga lagi." Aduh Hee Chan

" Ya!!!" Datanglah Yeri yang menatap kesal adiknya sambil menahan marah karena ada orang tuanya.

" Siapa yang memecahkannya!!? Appa, jangan percaya." Kata Yeri.

" Noona bohong Appa."

" Ya!! Hee Chan!!"

" Ahhkkk!!!!!" Teriak Wendy membuat kedua anaknya terdiam takut.

" Berhentilah bertengkar!!! Adik kalian menangis lagi!!!" Marah Wendy.

Irene berjalan menjauh. Ia masih menenangkan anaknya yang tidak berhenti menangis.

Yeri melirik Myun Jae. Lalu ia tendang kaki adiknya di samping.

" Ini karena dirimu." Kata Yeri.

" Noona juga salah!"

" Heiiss jinjja!!!" Wendy lagi dan lagi marah besar.

Ia memegang kepalanya lalu ia bawa kedua anaknya itu keluar dari kamar.

Setelah Wendy menutup pintu kamar Myun Jae, Irene terduduk di kursi. Ia bisa kembali menidurkan bayi nya. Lalu ia membuang nafas lega saat bisa istirahat lagi meski sesaat.

" Jangan keluar kamar sampai sore nanti!"

" Lahh... Appa jahat sekali..." Gerutu Yeri.

" Biarkan Appa jahat!!! Kalian juga jahat dengan adik kalian!"

" Ayolah Appa....kan Appa janji mau ajak Hee Chan naik Baxter." Rengek Hee Chan.

" Besok. Sekarang nggak boleh keluar kamar. Jongki akan berjaga di depan pintu. Awas kabur dari kamar. Mengerti!?"

" Ne~~~" Jawab mereka berdua dengan wajah cemberut.

Wendy menutup pintu. Ia menyuruh Jongki agar berjaga-jaga di depan kamar anaknya.

Sedangkan di dalam kamar.....

" Uhh,...ini semua karena kamu Hee Chan!! Appa marah lagi dengan kita!"

" Noona yang salah juga. Teriak-teriak sampai Myun Jae bangun."

" Ahh sudahlah! Tidak ada gunanya bertengkar denganmu!" Yeri langsung menarik selimut nya. Ia menutupi dirinya dengan selimut tebal berwarna pink itu.

Hee Chan berdumel. Dia berjalan duduk di kursi dekat jendela. Lalu ia memainkan mainannya yang berserak di sana.

" Coba ada aunty Jennie sama Paman Jisoo. Pasti lebih seru~~~ kapan mereka pulang ya?" Hee Chan menatap ke luar jendela. Melihat banyak pelayan dan bahkan pengawal kerajaan sibuk bekerja di depan.

***

" Raja, hari ini pangeran Jisoo dan putri Jennie pulang."

" Jam berapa penerbangannya?"

" Sudah dari jam 8 pagi raja."

" Tolong suruh pelayan bereskan istana. Dan vas bunga yang pecah itu, tolong di bersihkan dan diganti yang baru."

" Baik raja." Jongki pergi dari hadapan Wendy.

Wendy kembali melihat melihat banyak sekali pesan masuk di HP-nya.

" Sayang~~" Irene datang. Ia duduk di sebelah Wendy lalu bersandar di bahu suaminya.

" Dimana anak-anak?"

" Di kamar."

" Tumben nggak ribut?"

" Aku kurung di dalam kamar."

" Kamu kurung!?" Irene mengangkat kepalanya lagi.

" Mhh." Dehem Wendy sambil membaca cepat pesan di hpnya.

" Yaampun. Pasti sudah dari tadi!?" Wendy mengangkat pandangan nya ke arah Irene.

" Jangan keras sama anak Wendy!"

" Aku tidak keras. Cara mendidik ku seperti ini." Kata Wendy.

" Isshh!"

Irene bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke lantai 3. Wendy melirik Irene yang berlalu pergi naik ke tangga yang menuju lantai tiga. Wendy tersenyum singkat. Ia lalu melihat kembali HP-nya itu.

Irene berjalan menuju kamar kedua anaknya itu. Ia menyuruh pengawal pergi dari sana.

Di bukalah kunci kamar oleh Irene. Ia melihat anaknya yang tertidur di satu kasur.

Irene mendekat. Ia menatap senyum Hee Chan yang pindah tempat tidur di kasur Yeri. Yeri memeluk adiknya. Mereka bahkan berbagi selimut berdua.

" Emmm.... anakku memang nakal. Tapi mereka saling peduli. Eomma menyayangi kalian."

Irene mencium kening Yeri dan Hee Chan. Ia lalu mengelus kepala kedua anaknya. Kemudian barulah Irene keluar dari kamar dan menutup kembali pintu kamar anaknya.

" Kan aku sudah bilang, cara mendidik ku memang seperti ini." Irene menoleh ke samping. Ia melihat Wendy yang melipat kedua tangannya dan menyandarkan lengan kanannya di tembok.

Irene tersenyum lebar. Ia berjalan mendekati suaminya.

" Mhh. Suamiku memang si ahli segalanya." Irene berjalan melewati Wendy. Wendy berbalik dan berjalan di belakang istrinya.

" Jisoo dan Jennie akan pulang dari Dubai."

" Kapan?"

" Nanti siang."

Wendy langsung mendekap Irene sambil berjalan turun dari tangga.

" Aku tidak bisa berjalan Wendy~~!"

" Biar aku angkat." Wendy langsung mengangkat Irene ala bridal style. Irene berteriak kecil lalu ia pukul Wendy sekali

" Kajja... Kita ke kamar...." Wendy berjalan ke kamarnya di lantai dua.

" Ya!!! Ngapain!? Kita harus ke gedung negara!" Kata Irene yang melihat suaminya sudah menutup pintu kamar.

" Kan jam 10. Sekarang masih jam 9. Kita melakukan olahraga dulu di kamar. Ok sayang?" Wendy menghempas Irene di kasur.

" Hah~~ aku sangat letih harus mengikuti keinginanmu lagi...."






















Ini yang ketiga kalinya author update hari ini. Wahhh, Daebak! Rasanya lega gitu udah update lagi.....

The Beauty and The Expert ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang