3

3.2K 341 58
                                    

Maaf jika typo membuat kalian terganggu saat membaca 😂😂

Sedari tadi, dia selalu terusik saat tidur. Sampai pria itu terjatuh dari kasurnya dan mendarati pantatnya dengan kuat. Herannya, dia tidak benar-benar bangun. Kebiasaan Wendy terulang lagi setiap tengah malam. Beraktifitas seperti kelelawar di malam hari kayak maling. Beraktifitas sambil tidur bukan hal yang mudah bagi Wendy untuk menghilangkan penyakitnya ini. Ia bahkan pernah terbangun di kamar tetangganya. Tepatnya di kamar anak gadis pak RT. Yang membuat satu kampung buming ingin mengawinkan anak pak RT dengan Son Wendy yang dikira telah melakukan zinah. Tapi untungnya itu bisa di selesaikan secara keluarga.

Nah, kali ini, beda lagi.

" Mh?"

Irene terbangun. Dia terkejut saat mendapati Wendy tidur di sebelahnya, memberi kelonan sambil menenggelamkan wajahnya di lengan Irene.

Irene terdiam. Ia ingin bergeser tapi pelukan wanita terlalu erat.

" Emhh~~ tetap disini. Aku perlu kehangatan..." Wendy mengigau.

Ia tarik badan Irene agar berhadapan dengannya. Irene terdiam kaku. Badannya sangat lemas saat ia harus mengalami hal ini untuk pertama kalinya. Sungguh sebuah cobaan bagi Irene untuk bertahan semalaman.

Ia lihat wajah Wendy dari dekat. Hembusan nafas yang sangat damai menerpa wajah Irene.

Timbullah senyum manis Irene dengan jari yang menyentuh pipi Wendy.

" Ntah kenapa aku menyukaimu. Apa aku menyukaimu karena baik? Atau karena nampak nyaman di dekatmu?"

" Molla~"

Irene melebarkan matanya. Wendy menjawab pertanyaan yang ia gumamin iyu di dalam hati. Padahal Wendy mengatakannya tanpa sadar.

" Aku tidak tau kenapa aku menjadi suamimu. Tapi aku juga ingin membuat keluargaku bahagia jika aku menikah denganmu. Mungkin perasaan cintaku padamu belum muncul, tapi aku akan mencoba menjadi suami yang baik untukmu. Aku sangat menghargai mu. Aku takut jika aku melakukan kesalahan, kamu akan marah padaku. Jadi, aku akan meminta maaf terlebih dahulu padamu sebelum aku melakukan banyak kesalahan."

Irene terdiam. Dia menatap kesal Wendy di depannya tapi masih ada rasa sayangnya pada Wendy yang membuat rasa kesal itu tertutup.

" Mianhe Putri......mianhe......."

" Mhh..... Aku memaafkan mu~~"

.

.

.

.

.

.

Wendy bangkit dari tidurnya. Ia merenggangkan badannya dengan mata yang melirik ke segala arah.

" Mhh?" Wendy menekuk dalam dahinya. Ia melihat kamarnya yang berbeda sekali dari sebelumnya. Lalu ia berbalik ke belakang.

Matanya membuka lebar saat mendapati Irene yang sudah bersandar di dinding kasurnya, menatap diam Wendy yang melongok melihatnya.

" Hehe.....ahh~~ sepertinya....aku salah kamar.....emhh....aku...pergi dulu." Wendy melesat cepat ke luar kamar Irene. Berlari masuk ke kamar sebelah.

" Ahhggghhhhh!!!!!!!!" Teriak Wendy sangat keras hingga terdengar sampai ke kamar Irene.

Irene tertawa kekeh di balik bantal yang langsung ia tutupi di wajahnya. Ia sangat malu sekali harus bersikap seperti itu pada Wendy.

" Ada apa denganku ini?"

The Beauty and The Expert ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang