Wendy membuka matanya. Jendela kamar otomatis terbuka membuat sinar matahari menembus jendela kamar Irene.
Ia lihat Irene yang tertidur di lengannya sambil memeluknya erat dan tersenyum manis meski dalam keadaan terlelap.
Wendy memiringkan badannya. Ia bawa Irene ke pelukannya. Lalu ia tatap burung merpati yang hinggap di jendela sana. Berkicau merdu sambil mengepakkan sayap indahnya itu.
" Engg~~~"
Irene bergerak. Wendy mulai turun mentalnya saat si istri perlahan membuka matanya.
" Bagaimana ini?..... pasti dia marah karena semalam."
Flashback on
Wendy menghempasakan Irene di kasur. Ia menciumi Irene sambil menarik baju yang Irene kenakan.
" Emhh!"
Wendy tetap melanjutkan. Dia sudah melakukannya sesuai ilustrasi yang Jennie pernah katakan padanya.
" Cium dia. Setelah itu, terserah Oppa mau melakukan apa."
Tangan Irene masih meremas lengan kekar Wendy. Ia tidak tahan. Tapi saat sudah sampai di ujung kenikmatan, tiba-tiba......
Buk!!
" Oh!?"
Wendy pingsan. Kepalanya terjatuh di atas dada Irene.
Irene terkejut. Ia membuang nafas kesal pada Wendy. Lalu ia lirik marah Wendy di bawahnya.
" Eiihhss!! Jinjja.....dia.....pingsan!!!!?"
Flashback off
Wendy melirik Irene. Ia melihat bingung Irene yang kembali tertidur seraya membenarkan posisi nyaman nya.
Wendy menghela nafas lega. Mengingat kalau sekarang hari libur, jadi para pelayan tidak akan membangunkan Wenrene seperti biasa.
Awalnya mau membuat keturunan, ehhh.....si Olaf malah pingsan saat sudah hampir membuat Irene senang. Bodohnya Wendy. Membuat si nyai marah dan menggerutu malam itu.
" Jangan senang dulu.."
Senyum Wendy pudar. Seketika badannya sudah seperti batu.
Irene mendongak. Ia lalu menatap kesal Wendy di atasnya.
" Uhh!! Pake pingsan segala!" Gerutu Irene.
" Mi-mianhe....aku...... masih belum bisa."
" Yaudah. Diam dan biarkan aku melakukannya." Kata Irene sambil berdiri dan tertidur di atas Wendy.
" Eh? Ja-jangan...dulu~~~...aku...aku belum siap~~" kata Wendy sambil mengalihkan pandangannya matanya ke samping.
" Hah~~~" Irene menghela nafas.
Ia pun bangkit dari tindihan nya dan berjalan ke meja rias menyisir rambutnya.
" Mianhe." Ucap Wendy lagi.
" Mhh~~ gwaenchanha...aku akan bersabar." Kata Irene.
Toktoktok!!!
" Tuan, Putri, sarapan pagi sudah siap. Pangeran dan nona Jennie ada di bawah."
" I-iya bibi!" Teriak Wendy.
Wendy berdiri. Ia berjalan ingin berlalu dari sana. Tapi Irene langsung menarik tangannya membuatnya tersudut di depan pintu.
" Emmghh~~~"
" Wae? Kemarin kamu tidak seperti ini..... sekarang kenapa tidak mau?"
" Ani~~ aku........aku......"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert ✓ [C]
Fanfiction" Menikah dengan putri Irene!!!? aku nggak mau!!!! Dia beda jauh dengan kita Appa!!!? pokoknya aku nggak mau!!!" " Hei, ini memang janji ayahnya sebelum meninggal dunia. kamu harus menikah dengannya!" " ahhkkk!!!!!! aku nggak mau Appa!!!" " Gwaencha...