21

2.3K 247 7
                                    

Maaf typo nya

" Oh?" Wendy berhenti mendadak di tengah tangga. Ia menatap diam ke bawah tangga sambil menyandang sebelah tas sekolahnya.

" Buat kamu." Gandeng Irene di tangan kanan Wendy.

" Kamu membelinya?" Irene mengangguk.

" Berapa?"

" 2,5 M." Jawab santai Irene.

" Miliar!!!!!!?" Kejut Wendy menganga menatap Irene.

" Ne~~"

Wendy memiringkan kepalanya seraya menatap kejut Irene dan juga motor ninja di bawah sana.

" Kenapa?" Tanya Irene.

" Kamu nggak suka ya? Masih ada kok yang lain."

" Yang lain!!!?" Irene mengangguk polos.

Ia berbalik dan melihat beberapa pengawal kerajaan membawa kendaraan mobil yang berbeda dan motor yang juga berbeda lagi.

" Mwoya!!!!?" Wendy melemaskan tangannya jatuh ke bawah. Ia menatap sendu ke arah kendaraan mewah itu.

" Wae?" Irene cemberut. Dia mendekati Wendy lalu menatap sendu Wendy di depannya.

" Berapa harga semuanya~~~~?"

" Mhhh.... sepertinya lebih dari 900 Miliar." Wendy mengelus dadanya. Ia ingin menangis rasanya mendengar nilai uang sebanyak itu.

" Kamu nggak suka ya?"

" Bukan itu maksudku. Tapi......"

" Kenapa? Aku kan mau membahagiakan kamu. Aku juga nggak pernah ngasih sesuatu sama kamu. Makanya aku beli semua mobil dan motor di sorum. Aku kira kamu tidak akan suka dengan pilihan pertamaku. Yaudah, di beli semua deh."

Haduhhh, enak bener jadi anak sultan. Apalagi jadi suaminya. Yang langsung ketiban banyak kenikmatan di kehidupan mewah yang serba komplit pake plus.

" Kenapa tidak bertanya dulu padaku? Kamu jadi tidak harus mengumbar banyak uang. Loh semua itu." Tunjuk Wendy. Irene melirik sekilas ke bawah tangga. Lalu ia menoleh lagi melihat suaminya.

" Aku harus apakan semua kendaraan itu? Nggak mungkinkan kalau aku pakai satu-satu tiap hari. Mana harganya selangit lagi." Kata Wendy menatap cemberut ke depan.

" Mianhe....aku tidak bermaksud...."

Irene merunduk. Dia menahan tangisannya karena berfikir kalau Wendy marah padanya.

" Hei...kenapa menangis?" Wendy cangkup kedua pipi istrinya. Lalu ia usap air mata yang baru saja menetes itu.

" Aku tidak marah padamu. Kenapa harus menangis?"

" Aku..... membuat salah padamu......"

" Salah apa? Kamu tidak membuat salah padaku."

" Aku.... akukan..."

" Sudahlah. Aku akan menerimanya....." Wendy bawa Irene ke pelukannya. Lalu ia elus punggung istrinya.

" Jangan menangis lagi sayang~~ kalau kamu menangis...."

" Aku akan tersakiti." Lanjut Irene.

" Mhh....jangan menangis." Irene mengangguk. Wendy usap air mata Irene. Lalu ia tarik setiap sudut bibir Irene. Membuat sebuah senyuman sumpal di bibir empunya.

" Kan enak di pandang. Kamu cantik sekali hari ini."

" Uhhh~~" Wendy tertawa. Ia elus kepala istrinya dan berjalan turun ke bawah.

The Beauty and The Expert ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang