18

2.2K 273 34
                                    

Maaf typo nya menganggu


Jennie berdiri di depan jendela. Ia memegang sisi jendela sambil menatap Irene yang duduk sendirian di ayunan taman istana.

" Noona tidak pernah mau makan seminggu ini." Kata Jisoo yang berjalan dan berdiri di sebelah Jennie sambil menatap Irene yang melamun itu.

" Kamu tau dimana Wendy Hyung?" Jennie menggeleng.

" Setelah aku melihatmu di halte bis, aku bersama dengannya selama 30 menit. Lalu ia pergi begitu saja di tengah hujan malam itu tanpa mengatakan apapun padaku. Aku mencoba untuk mengejarnya, tapi petir membuatku takut. Saat itu, supirku langsung menjemputku dengan membawa payung." Jelas Jennie.

" Mungkin Hyung pulang. Seperti waktu itu." Kata Jennie yang menoleh melihat Jisoo.

" Ani." Jisoo menggeleng pasrah.

" Dia tidak pulang. Jongki sudah ke sana, tapi orang tuanya tidak tau kabar kalau Wendy kembali ke rumah." Lanjut Jisoo.

" Apa dia tinggal di rumah Lisa atau tidak seulgi?"

" Molla~" jawab Jisoo.

Akhirnya kedua orang itu lemas. Mereka menatap sedih Irene lagi di luar sana. Yang duduk tenang, menatap lamun ke depan, dengan tangan yang mengelus cincin pernikahannya dengan Wendy.

" Ottoke?" - Jennie, Jisoo.

***

" Putri, ada teman-teman Putri berkunjung ke istana." Irene diam saja. Tapi ia tau, kalau yang datang ke rumah tidak lain adalah Rose dan Joy.

Mereka berdua berdiri di belakang ayunan yang sedang di duduki Irene. Lalu mereka menatap lesu Irene di depan sana.

Pelayan istana langsung menatap Rose dan Joy. Mereka berdua lalu mengangguk mengiyakan kalau para pelayan boleh pergi dari sana meninggalkan mereka dengan Irene.

Akhirnya para pelayan berlalu masuk ke istana lagi. Rose dan Joy langsung berjalan pelan mendekati Irene di sana.

Mereka berdiri tepat di sebelah ayunan Irene. Melihat Irene yang nampak pucat dengan tatapan kosong ke depan.

" Irene~" Panggil Rose.

Irene menoleh pelan ke sampingnya. Ia melihat kedua teman dekatnya yang masih memakai seragam sekolah karena jam sekarang jamnya anak SMA pulang.

Irene menatap lamun kedua orang itu. Lalu ia tersenyum kecil sambil menutup pelan matanya dengan badan yang oleng ke samping.

" Oh!!" Joy dan Rose secepat kilat langsung menopang badan Irene. Mereka panik.

" Irene? Irene?" Rose sibuk memukul pipi Irene agar membuatnya tersadar.

" Ya! Palli...bawa ke dalam." Ujar Joy dan langsung saja mereka berdua membantu Irene bangun dan membawanya ke dalan istana dalam keadaan tak sadarkan diri.

----

" Badannya lemas. Putri demam tinggi. Juga kandungan vitamin di tubuhnya sangat lemah akibat kurang makan dan banyak membebani dirinya karena stres." Jelas dokter pribadi kerajaan pada Jisoo dan Jennie. Juga ada Rose dan Joy di belakangnya.

" Dan ada lagi hal penting yang harus pangeran ketahui." Kata dokter itu membuat mereka menatap panik.

Tapi dokter itu malah memberi senyuman lebar pada semuanya.

" Rahim putri Irene sebentar lagi akan berisi."

***

" Wendy, lo nggak mau jalan gitu?" Tanya Lisa.

The Beauty and The Expert ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang