Maaf typo mengganggu 😂
Wendy bangun dari tidurnya. Ia memukul-mukul kepalanya karena masih terasa pusing karena semalam.
" Sudah bangun?"
Wendy menoleh ke sampingnya. Ia melihat Irene yang bersandar di punggung kasur.
Beda lagi dengan wanita yang tengah masih berguncang di kasurnya.
" engg~~~"
Wanita itu terbangun. Ia mengacak-ngacak rambutnya sambil melirik sekeliling kamarnya itu.
" Pagi nona Rose."
Pelayan istana sudah berdiri mengelilingi kasur Rose. Memegang sarapan, baju ganti, make up, dan masih banyak lagi.
Rose tersadar. Ia lalu mendelalak sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.
" Heiisshh,...aku dalam masalah sekarang~~" Ucap nya.
***
Rose berjalan turun ke tangga. Ia melihat Irene yang tengah duduk di sofa sambil melipat kedua tangan dan menatap dirinya dari jauh. Wendy menoleh ke belakang. Ia melihat sendu Rose di sana.
Awalnya Rose ingin kabur melewati jendela kamar. Tapi keburu pelayan memanggilnya untuk menghadap Irene di ruang tengah.
Jennie datang dengan suaminya. Pria itu duduk di sebelah Wendy. Sedangkan Jennie duduk di samping Rose sambil memberi senyuman dan juga elusan lengan sekilas di bahu Rose.
" Rose, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Wendy dan langsung dapat sorotan dari Irene.
Rose mengangguk kaku. Ia merunduk lagi sambil memainkan jarinya.
" Kenapa harus.....diam seperti itu padaku?" Tanya Irene pada Wendy.
Semua orang di ruang tengah melihat ke arah Wendy. Wendy menatap diam Irene di depannya.
" Aku.... hanya ingin membuat keluarga ku nyaman." Kata Wendy.
Irene membuang nafas kesal pada Wendy. Ia lalu menoleh melihat sahabatnya itu.
" Apa yang dilakukan Krystal padamu?" Tanya Irene pada Rose.
Rose takut ingin membuka omongan. Tapi dia juga harus menceritakan nya pada Irene. Agar Irene tau bagaimana Krystal membuat dirinya menjadi mabuk semalam dengan Wendy.
" Katakan saja padaku, Krystal pasti melakukannya lagi padamu. Ya kan?"
Rose mengangguk. Ia menatap sendu Irene di depannya.
" Malam itu......."
Flashback on
Rose baru saja mengantar Joy pulang karena dia tidak membawa mobil. Saat Rose berada di Lampu merah, ia melihat Wendy yang berhenti di samping mobilnya. Rose ingin menyapa. Tapi Wendy nampak terburu-buru sendiri.
Brum! Brum!
Wendy terus mengegas motornya beberapa kali. Sampai membuat asap putih keluar di ban nya.
Tibalah saatnya lampu hijau menyala. Wendy langsung mengegas motornya ke suatu tempat.
" Ini kan bukan jalan ke istana. Dia mau kemana?"
Karena Rose penasaran dan sangat kepo, ia menjalankan mobilnya mengikuti Wendy dari belakang.
Seraya menyetir, Rose menggerarai HP-nya di kursi sebelah. Ia melihat baterai Hpnya habis.
" Di saat sedang genting seperti ini, hp tidak bisa di gunakan!" Gerutu Rose melempar hpnya lagi ke kursi sebelah.
Padahal ia ingin menelpon Irene untuk bertanya, kemana Wendy pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert ✓ [C]
Fanfic" Menikah dengan putri Irene!!!? aku nggak mau!!!! Dia beda jauh dengan kita Appa!!!? pokoknya aku nggak mau!!!" " Hei, ini memang janji ayahnya sebelum meninggal dunia. kamu harus menikah dengannya!" " ahhkkk!!!!!! aku nggak mau Appa!!!" " Gwaencha...