Maaf typo guys
Wendy turun dari tangganya. Ia melihat banyak sekali tamu di halaman kerajaan.
Berbagai negara, ada di sana. Penjabat kaya dan bahkan ada pula anak bangsawan di sana.
Wendy membuang nafas panjang. Dia sangat gugup. Sampai beberapa pelayan mendekatinya untuk memasang jubah merah untuk Wendy.
" Dimana Irene?" Tanya Wendy.
" Putri masih berada di kamar. Dia tidak mau keluar kamar tuan." Kata salah satu pelayan.
Wendy diam. Ia melirik pintu kamarnya.
" Mhh." Dehem Wendy sambil berjalan naik lagi ke tangga.
Wendy masuk ke kamar. Ia melihat Irene yang sudah siap memakai gaun putihnya yang mengembang itu. Dia duduk di depan meja rias, tanpa letih menatap dirinya di sana.
" Bisa tidak membuat masalah?" Wendy berjalan mendekati Irene.
" Bisa tinggalkan aku?" Pinta Irene.
" Jangan memulainya lagi Irene." Ucap Wendy yang nampak menahan marah.
" Aku tidak membuat masalah. Tapi kamu yang memulainya duluan."
" Tapi itu sudah berlalu!! Apa kamu tidak malu dengan para tamu? Bagaimana mereka berfikir saat melihatmu memberi wajah menyedihkan seperti itu!?"
" Pergilah."
" Ya Irene!"
" Aku ingin sendiri!!!"
Praak!!!! Irene menjatuhkan vas bunga di meja riasnya. Ia tatap marah Wendy yang melihat datar dirinya.
" Kamu memulainya lagi." Wendy berjalan menginjak pecahan vas bunga di bawah sepatu hitamnya itu.
Ia mendekati Irene. Ia tarik tangan Irene agar wanita itu berdiri dari kursinya.
" Lepas!"
Wendy seret Irene keluar dari kamar. Dia nampak kejam sekarang. Tidak peduli dengan penghuni istana yang akan mendengar keributan besar lagi.
" Wendy!!!!!" Teriak Irene.
Brak!! Dorong Wendy di tembok samping pintu.
Ia mendekati langsung Irene. Lalu tarik tengkuk Irene.
" Ya~~ Wendy~~~" Irene menangis. Dia menangis keras di sana sambil melepaskan genggaman kuat Wendy yang membuat lengannya sakit.
" Sa~~kit~~ Wendy~~" Rintih Irene.
" Inilah yang membuatku harus bertindak denganmu!" Teriak Wendy.
" Masalah Jennie sudah selesai!!! Kamu masih saja menganggap serius masalah ini!!! Apa harus dengan tindakan keras dulu baru kamu sadar, huh!!!?"
" Sakit~~ Wendy~~ ini sakit~~" masih Irene merintih kesakitan merasakan genggaman kuat Wendy di lengannya.
Wendy menatap Irene di bawahnya. Melihat sang istri menangis merunduk menahan sakit.
" Aku tidak tau pikiran mu Irene. Tapi kali ini, kamu membuatku sangat marah."
Flashback on
" Apa yang kamu katakan Wendy!?" Marah Irene.
" Aku mengatakan kalau aku akan menikahinya. Lihat adikmu, dia bahkan hanya diam saja menatap Jennie yang menderita sendiri tanpa kehangatan seorang tunangan yang selama ini dia cinta."
" Ya! Wendy! Kamu mau...."
" Kasih sayangku akan masih sama meski aku mempunyai istri dua."
" Mworago? Kamu mau poligami aku!!!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Expert ✓ [C]
Fanfic" Menikah dengan putri Irene!!!? aku nggak mau!!!! Dia beda jauh dengan kita Appa!!!? pokoknya aku nggak mau!!!" " Hei, ini memang janji ayahnya sebelum meninggal dunia. kamu harus menikah dengannya!" " ahhkkk!!!!!! aku nggak mau Appa!!!" " Gwaencha...