| 072

7.6K 1.1K 14
                                    

"haduh, meleset lagi,"

taehyung menyerah sehabis tujuh anak panah meluncur menuju target, hampir semuanya meleset. tidak ada yang kena. zonk. pelindung dada juga ia lepaskan berikut sarung tangannya saat merogoh ponsel yang berderit dari tadi.


arraf jimin h.
taehyung
lo dmn?
udh balik?
mau bareng ga?

me
nggak lah gausah
w di ruang lat

arraf jimin h.
tumben
mau ditemenin?

me
bentar lagi balik kok
lo duluan aja

arraf jimin h.
ok
kalo udah nyampe misscall gw

me
sip


taehyung lalu menatap langit-langit kayu di ruang latihannya. bingung juga setelah hampir sebulan tidak lagi menginjakkan diri di ruang panahan, rupanya ia kembali kesini lagi. ditambah lagi pesan jimin tadi, membuatnya teringat omongan mahasiswa kedokteran itu kemaren.

"persepsi lo aja, kalau lo nganggep jeongguk pelampiasan, dia bakal jadi pelampiasan lo terus-terusan. kalau lo nggak nganggep, then it is. gausah dibawa pusing."

"ngomong sih gampang," taehyung mengeluh pelan, kini bangkit duduk dari posisi berbaringnya dan bersila. memeluk busurnya di tangan. matanya memang menatap lurus pada target tapi seolah pikirannya melayang kemana-mana.

rasanya taehyung ingin kembali saat kecil saja, dimana ia tidak usah memusingkan segala urusan, dimana ia tidak perlu ketemu memikirkan perasaan orang lain terlalu jauh. dimana ia hanya butug kartun, susu hangat, dan biskuit buatan ibunya agar tetap senang satu hari penuh. dimana ia hanya butuh tiga jam untuk sembuh dari sakit hatinya.

juga dimana ia tidak perlu bingung akan melakukan apa setelah ini.

mendadak, tiba-tiba saja.

taehyung bangkit berdiri, tidak ingin bersusah payah mengenakan sarung tangan atau pelindung dada. merentangkan tangan dengan jarak yang dibutuhkan, mengukur kekuatan yang harus ia tekankan, juga menyelipkan anak panah untuk diluncurkan.

seperti ada yang menghantam kepalanya secara mendadak, kemudian apa yang taehyung rasakan sebelumnya seolah dipaksa tersedot keluar.

hampa sekali, kosong.

tiga anak panah yang tersisa meluncur ke tengah target, namun euforia yang seringkali menyeruak hingga dadanya sesak kini mati. tidak ada sensasi. minim gejolak. lengan taehyung kemudian gontai menggantung di kedua sisinya.

sekelebatan tentang johnny muncul, kemudian dilibas hilang oleh jeongguk, setelahnya berganti-ganti lagi menjadi abangnya, seongwoo, dan berakhir pada jimin.

taehyung kemudian mengeluarkan ponselnya sembari mengembalikan alat-alat yang ia pakai. lembayung yang menggantung kian kentara. ia juga mengacuhkan notifikasi pesan yang muncul, bahkan dari jeongguk. ia hanya melihatnya dari bar notifikasi. taehyung hanya mengirim pesan pada namjoon.

hananda taehyung
bang
aku pulang ya
ke rumah maksudnya,
bukan kosan
bikinin surat izin ya bang
aku sendirian aja,
nggak usah diantar
jangan tanya kenapa

setelahnya, pintu ruang latihan memanah itu tertutup, dikunci oleh taehyung. mungkin taehyung butuh waktu untuk sendirian, benar-benar sendirian. [ ]

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang