| 050

8.9K 1.4K 113
                                    

kalau dipikir, sebenarnya konyol juga.

yang dirinya, hananda taehyung prasetya, hadapi kali ini juga bukan sesuatu yang amat sangat berat. hingga ia bingung sendiri, kenapa ini selalu membuatnya kepikiran. tiap saat, tiap waktu, di sela kesibukan tugasnya, hingga mengacaukan moodnya.

taehyung meluruskan kakinya dan bersandar, di sebelahnya tergeletak plastik berisi jeruk yang sudah ia makan setengahnya. kini mulutnya sibuk mengunyah, namun matanya menatap lurus ke sebuah ayunan kosong. diam begitu saja, tidak ada hal yang berarti. bahkan manis segar jeruk yang ia makan pun hanya sedikit menenangkannya.

"ack!"

taehyung mengumpat pelan, punggungnya menegak dan ia terduduk sempurna. rautnya berubah kecut saat salah satu dari jeruk itu terasa asam di lidahnya, menyebar ke seluruh rongga mulut dan membuatnya mengernyit.

"asem banget," keluhnya pelan, namun ia paksa juga menelan. setelahnya, takut-takut lagi untuk mencoba yang lainnya. namun memberanikan dirinyaㅡ karena sayang kalau dibuang padahal yang asam cuma satu. beruntung setelah itu, tidak asam lagi, dan taehyung kembali makan jeruknya dengan tenang.

hingga  dengan iseng, ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan menelpon seongwoo. bukannya jimin, entah kenapa taehyung ingin menceritakan sesuatu pada cowok berisik itu.

"apa sih, nan, nelpon malem-malem? gue baru aja mau tidur abis makan indomie, kalau mau fotoin tugas jangan sekarang, lagi mager level dewa,"

tuh, kan. baru tersambung, seongwoo sudah mencerocos.

"emangnya gue nelpon itu selalu minta fotoin tugas? lagian makan indomie terus tidur gue mampusin bengkak muka lo besok,"

"hehe, nggak deng, candaaaa, jangan ngambek lah, cubit nih?" seongwoo tertawa keras.

"emang cubitnya nyampe?"

"nyampe lah, disini cubit onlen dulu besoknya baru beneran." terdengar suara berisik seperti bantal jatuh. tipikal seongwoo, tidak bisa diam walaupun di kasur sekalipun, pasti ada saja barang yang jatuh. "jadi kenapa nih? berantem sama pacar lo?"

"gue ga punya pacar yaelah,"

"bohong itu, si jimin kemanain,"

"besok siap-siap gue sumpalin sepatu ya. udah temenan dari kapan juga lo masih nganggap jimin pacar gue."

"kalo gitu buat gue aja yaaa, lumayan nih, calon dokter gitu lho."

"itu si pilot mau dikemanain? buat gue?"

"JANGAAANNN. daniel hak milik gue, sampe dia lirik lo, gue sleding sampe ujung dunia."

"siapa yang lo sleding?"

"daniel lah, mana tega gue sleding elo. woi, beneran ni coy, lo gak bakal telpon gue buat hal-hal ngomongin yang nggak faedah ini sama gue."

"emangnya gue seringnya nelpon siapa?"

"jimin, recent calls lo aja dipenuhi jimin."

taehyung terkekeh pelan, membenarkan. "ini gue lagi makan jeruk, tadi beli satu kantong plastik, terus dapet yang asem. asem banget gila. terus gue mikir ini gue buang aja atau paksa abisin. gue beraniin comot satu lagi buat dimakan. eh abistu enak lagi."

"TERUS FAEDAHNYA NGOMONG KE GUE INI APAAAA?"

"ya kali aja gitu lo dapet filosofi tertentu. biasanya lo sok bijak."

"bentar, gue mikir dulu," jeda sebentar dan taehyung bisa mendengar seongwoo seperti mengambil minum, "hm, gini deh bayangin aja lo makan jeruk itu hidup lo, terus tiba-tiba ada masalahㅡ ya kemakan bagian yang asem itu, asem banget sampe lo nggak bisa ngapa-ngapain buat beberapa saat. tapi apa itu bikin lo nggak mau ngehabisin semua jeruknya? apa itu bikin lo nggak mau coba lagi? lo nggak tahu bagian mana yang asem, lo nggak bisa nebak sama sekali. tapi kalau lo nyerah, gimana kalau semua jeruk yang tersisa ternyata manis. kenapa hanya karena satu bagian jeruk doang yang rasanya asem, lantas lo nganggap semua jeruk sisanya itu asem. nggak kan? pasti ada yang manis kan? walaupun ada asem, pasti ada yang manis, am i right. nah, pertanyaan intinya. hanya karena satu cacat yang lo dapat, apa lo nggak mau mencoba lagi? siapa yang jamin semuanya sama? siapa tahu lo dapet yang lebih baik. lo kemakan jeruk yang asem, siapa yang jamin abis itu lo makan jeruk yang asem lagi? siapa tahu abis itu jeruknya manis luar biasa sampai lo bingung mau ngehabisin atau disimpan aja. maksud gue, apa salahnya dicoba lagi, kan?"

taehyung tertegun, ia terdiam cukup lama. tiba-tiba saja pikirannya yang kusut kembali tersusun ke tempatnya. terjalin apik seperti anyaman tanpa ada kekacauan.

"earth to hananda, are you still there because im sleepy as fuck now,"

"o-oke, makasih, woo,"

"ada yang terjadi? lo ada masalah?"

"enggak sih, all fine. cuma pertanyaan random aja."

"beneran? kenapa sampai ngelamun gitu?"

"beneran ih, gue nggak ngelamun, cuma mikir," taehyung melahap potongan terakhir jeruknya, "oke, i'll hang up. dah, sampe ketemu lusa. see ya."

"see ya."

taehyung akhirnya melepaskan senyumnya saat itu. kala ia ingin menelpon jimin, tiba-tiba dadanya seolah dipukul kuat dengan sesuatu yang benar-benar dingin kala mendengar suara seseorang yang menegurnya.

"taehyung?"

kala taehyung mengangkat kepalanya, ia menemukan seraut wajah yang mengingatkannya akan kebodohannya yang lalu. adinata johnny. [ ]





A/N
alasan kenapa book ini namanya "citrus", in case kali aja kalian penasaran 🤣🤣🤣🤣

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang