| 070

8.1K 1.3K 70
                                    

"nggak bicarain apa-apa, kok,"

"nggak percaya," taehyung menyahut cepat, menjilat es krim yang dibelikan jeongguk. "tampang lo kayak pengen ngejotos orang terus berantem gitu."

"oh, kelihatan banget ya kalo gue pengen nonjok orang?"

"hah... beneran?"

jeongguk menyengir lagi. "canda doang,"

"canda gimana muka lo beneran kelihatan serius,"

"seriusan mana dibanding gue ke elo?"

"ngalusss," taehyung tertawa, setelah agak reda, ia mendapati tatapan lembut jeongguk. sorot matanya terlihat teduh dan bibirnya mengulas senyum tipis. taehyung kebingungan mendapati dirinya berdebar secara tiba-tiba. "ke-kenapa? apa ada cabe nyelip di gigi gue atau gue beneran cemong banget?"

"nggak," jeongguk mengangkat bahu, meneguk minumannya sebelum netra pekatnya kembali terpancang pada taehyung, "cuma... gimana ya, ternyata emang bener omongan lo."

sebelah alis taehyung terangkat, bingung, "omongan gue yang kapan?"

"soal gue kebanyakan mikir, sobat-sobat gue juga bilang gitu. bukannya mikir sih, gue kebanyakan bikin asumsi. pantesan dulu gue nggak berani-berani nyamperin lo duluan." jeongguk mengambilkan tisu kemudian menyapu sudut bibir taehyung yang ada bekas es krimnya. "terus gue sadar itu malah bikin gue jadi pengecut. gue nggak mau kayak gitu lagi."

taehyung menggigit bibir bagian dalamnya, merasa panas merambati pipinya secara tiba-tiba. sebelumnya ia benar-benar merasa biasa saja dengan jeongguk, namun secara mendadak ia tersadar bahwa ia tidak memandang jeongguk seperti biasa lagi.

seperti hari ini, taehyung tahu kalau cowok di depannya ini memang ganteng, tapi sejak kapan ia seganteng ini?

"udah selesai makan es krimnya?" tanya jeongguk lagi, mengetuk kesadaran taehyung kembali.

"u-u-udah, kok," sialnya, ia malah gelagapan, padahal baru ditanya begitu oleh jeongguk.

"mau nambah lagi?"

"e-enggak, kita langsung masuk ke bioskop, ayo,"

"jangan buru-buru kak, santai aja, ntar jatohㅡ"

"nggak bakal jatohㅡaw!"

belum juga selesai bicara, ujung kaki taehyung tersandung kaki meja hingga cowok manis itu limbung lagi untuk yang kedua kalinya hari itu. beruntung jeongguk lebih dari sigap dari yang dibutuhkan, jadi taehyung tidak perlu mendapat seluruh perhatian seisi foodcourt.

"kak, ya ampun, hati-hati. ntar kebentur, memar lagi kakinya,"

"memar doang gampang lahㅡbentar, tau darimana kalau gue gampang memar?"

"ya tau lah, gue perhatiin lo kan nggak cuma setahunan ini," jeongguk menarik senyum tipisnya, kemudian mengulurkan tangannya. "sini, tangan gue,"

"emang itu tangan lo, masa tangan orang?"

"maksud gue, sini gue gandeng. ntar jatoh lagi,"

taehyung mendengus pelan. "bilang aja lo mau gandeng tangan gue, nggak usah jadiin gue jatoh tadi alasan, dong,"

"duh, untung bidadarinya peka, hehe,"

"hehe pala lo," biarpun menggerutu, toh taehyung tidak menolak juga saat jari jeongguk menyelip ke jemarinya dan menggenggam lekat seolah tak mau lepas. [ ]

🌌 citrus. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang