12. ekstra

2.7K 151 8
                                    

Pantai di pagi hari adalah surga. Semburat cahaya kekuningan seakan muncul dari bawah laut. Matahari serupa kuning telur raksasa di ufuk timur. Sunrise adalah mahakarya Sang Pencipta.

Rania menyusuri pantai. Kakinya menyatu dengan bulir-bulir pasir. Dihirupnya oksigen, mengisi paru-parunya yang seakan menyempit akhir-akhir ini.

Gilang yang ternyata Alfan Faris itu sudah meminta maaf. Dia kembali lagi ke Jakarta tadi malam. Pria itu hanya bilang kalau ia sangat terkesan dengan ketulusan Rania.

Sebagai permintaan maafnya, ia berjanji akan mengiriminya tiket launching filmnya jika sudah selesai. Ia ingin Rania dan pria beruntung yang menjadi suaminya bisa hadir pada malam gala primernya.

Dari kejauhan, tampak dua orang tergopoh ke arahnya. Seorang pemuda tampan dan gadis cantik.

"Rania, tunggu!" pekik pria itu dengan napas memburu.

Rania terkejut melihat dua orang ini mendekatinya.

"Kalian?" Rania seakan tak percaya dengan penglihatannya. "Retaz? Rachel?"

"Kami baru sampai tadi malam," terang Rachel. "Rania, aku minta maaf. Kamu salah paham."

"Sebaiknya kita cari tempat untuk bicara," usul Retaz.

***

Mereka duduk bertiga di atas selembar tikar. Memandangi laut yang membiru dengan atap langit cerah dihiasi arakan awan tipis yang mengambang.

"Shem sangat mencintaimu. Aku pernah bersamanya. Dan aku tahu sorot mata itu saat menatapmu," kata Rachel setelah mengungkap apa yang terjadi hari itu.

"Dia terus mencarimu seperti orang gila. Setiap hari memutari Jakarta hanya untuk mencarimu," lanjutnya lagi.

"Dan si Bodoh itu sekarang malah enggan menjemputmu hanya gara-gara gosip murahan televisi." Retaz menambahkan.

Air muka Rania berubah sendu. Kelopak matanya yang menggenang kini berubah menjadi titik air. Pipinya basah.

"Jangan lari lagi, Rania. Pulanglah. Shem membutuhkanmu," lirih Rachel.

"Aku ... terlalu banyak membuat kesalahan. Bukankah meninggalkan rumah tanpa izin suami adalah dosa besar? Apakah Shem mau memaafkanku?" Rania terisak.

"Kalau Shem mencintaimu, dia akan punya hati seluas samudra untuk menerimamu. Dan kalau dia tidak mau, biar aku saja yang menerimamu," ucap Retaz.

"Hei, jangan memanfaatkan situasi! Dia masih istriku!" seru sebuah suara di belakang mereka bertiga.

Serempak mereka menoleh ke sumber suara.

"Shem!"

Suamiku Terlalu Ganteng (Shem dan Rania) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang