6. Rasa ingin tahu sang kucing

922 108 2
                                    

Di butik Estelle di jalan Bond ...

Pengepasan lagi untuk gaun pengantinnya. Sebuah jarum menusuk bokongnya secara tidak sengaja. Kim mengutuk seperti seorang bajak laut.

Sang penjahit segera memohon maaf, "Maaf, Milady."

Ia tidak dapat menyalahkan dirinya. Zinfadel terkadang bisa terlihat sangat mengintimidasi.

Kim mengusir tunangannya dengan berkata, "Kau seharusnya tidak berada di sini. Pergilah minum di suatu tempat."

Zinfadel meraba wajahnya. Gaun pengantin yang indah, masih dalam proses pembuatan. Semua yang ia inginkan adalah merobeknya. Untuk melihat tubuh telanjangnya lagi. Ia terlalu mabuk ketika mereka melakukannya. Tidak mengingat apapun.

Ia pergi keluar dan duduk di ruang tunggu.

Kim pergi mengintip.

Zinfadel sedang menulis sesuatu dalam buku kecilnya yang berwarna hitam. Ia selalu membawanya kemanapun ia pergi. Tidak mau mengatakan guna buku tersebut pada Kim.

Kimberly melangkah keluar dari ruang pengepasan. Ia bertanya, "Bagaimana?"

Sebuah gaun pengantin yang masih sederhana. Ala Mermaid line. Masih perlu banyak bordiran, renda, pita dan Mutiara.

Di matanya, gaun itu sudah terlihat sempurna. Kim terlihat cantik. Bersinar.

Zinfadel batuk untuk melonggarkan tenggorokannya. Dan ia hanya berkata, "Ok, kurasa."

Kim menaruh tangannya di pinggangnya.

(Hanya itu? Aku terlihat ok? Tiada pujian lainnya untuk calon istrinya?)

Kim melangkah mendekatinya, Zinfadel bangkit dari kursinya. Ia terus mendekatinya sampai hidung mereka nyaris bertemu.

Kim bertanya, "Benarkah? Aku terlihat ok?"

"Ya..."

Rasa ingin tahu membunuh sang kucing.

Tangan Kim menyelinap ke dalam kantung Zinfadel. Mencopet buku hitamnya. Pencopetan itu sebuah kejahatan. Tapi ia setengah mati ingin tahu rahasia pria ini. Kimberly berjalan kembali ke dalam ruang pengepasan.

Zinfadel menghela nafas. Ia perlu minum. Pengepasan gaun pengantin mungkin akan memakan waktu berjam2. Ia akan mencari bar terdekat.

Kim membuka buku kecil itu. Beberapa not musik.

(Oh, hanya buku catatan tentang lagunya. Mengecewakan).

Tiba2 namanya muncul dalam beberapa halaman berikutnya. Sulit dibaca karena tulisannya benar2 jelek.

"Kimberly terbaring telanjang di sofa."

Kim menutup bukunya.

(Telanjang di sofa? Aku tidak pernah melakukannya. Tidak pernah).

Seorang penjahit memintanya meneruskan pengepasan. Kim dengan enggan menaruh buku itu dalam tasnya. Ia akan membacanya nanti. Setelah semua siksaan ini berakhir.

Zinfadel mencari semua kantung bajunya. Buku hariannya telah hilang. Yah, biarlah. Ia sudah hafal semua lagu dalam buku itu. Tiada kerugian besar. Dan ia tidak pernah menulis namanya dalam buku itu.

Ia banyak menulis tentang Kim dalam bukunya. Semua fantasi seks terliarnya bersama Kim. Yah, tak perlu khawatir. Pasti ada ratusan Kimberly di seluruh negeri ini. Tiada yang akan tahu Kimberly yang mana.

Malam itu Kimberly menyalakan sebuah lilin. Zinfadel jarang sekali bicara mengenai dirinya sendiri. Ia harus lebih mengenal calon suaminya. Dengan membaca buku hitamnya. Ada tanggal2. Pasti buku hariannya.

Kau Milikku (Trentham Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang