2.Kesedihan

555 68 0
                                    

Dallas menyapa, "Sudah lama tidak melihatmu, Hanks."

Sasana tinju Jackson penuh seperti biasanya. Rakyat jelata dan pria bangsawan sedang bertinju tanpa mempermasalahkan perbedaan status sosial. Tempat ini mungkin satu-satunya tempat di Inggris di mana  status kelahiranmu tidak ada artinya.

Hanks melihat ke sekelilingnya.

Ia sedang marah. Tidak, itu kurang tepat. Ia sedang marah besar!

Ia hanya pergi selama beberapa tahun. Ketika ia sampai ke Inggris, ia mendengar kalau abangnya telah meninggal. Terbunuh dalam kecelakaan kereta. Sebagai satu-satunya putra yang masih hidup, ia akan mewarisi estate ayahnya. 

Aku tidak pernah menginginkannya! Ia yang seharusnya hidup lebih lama dariku. Mengurus semua orang. Ia terlahir untuk peran itu. Bukan aku. Aku ini kambing hitam dalam keluarga. Tiada orang yang menyukaiku.

Hanks menutup matanya. Gelombang kesedihan lain menerpanya. Abangnya sangat berbeda darinya. Ia selalu ceria. Penuh energi kehidupan.

Mengapa ia meninggal dalam usia sangat muda?

Hanks meninju kantung tinju dengan seluruh kekuatannya selama beberapa saat. Meninju benda mati tidak membawa sedikitpun kepuasan.

Ia menatap ke arah lain dan pandangannya bertemu dengan Dallas.

Sang pemilik menyeringai lalu bertanya, "Apa kau mau menantangku?"

"Meninjumu akan menyenangkan bagiku," kata Hanks.

"Kau akan dipukuli habis-habisan. Jangan bilang aku tidak memperingatkan dirimu."

Semua orang yang hadir menyoraki ketika kedua petarung masuk ke dalam ring. Mereka berdua petarung yang mahir. Hanks berhasil meninju beberapa pukulan Jabs ke sang Juara tinju.

Sial!

Hanya perlu sebuah pukulan Hook ke rahangnya dan Hanks jatuh terkapar.

Dallas meregangkan tubuhnya. Rekornya masih tidak terkalahkan.

Ia nyaris saja dikalahkan di depan seluruh pelanggan setia tempat ini. Hanks cukup mahir bertinju. Walaupun orang-orang mengatakan keahlian pedangnya sangat hebat.

Terima kasih atas tip dari Hook. Pada suatu malam beberapa tahun yang lalu, pria mabuk itu mengatakan kalau rahang Hanks lemah dibandingkan area lain di tubuhnya.

*****

Hook bertanya, "Sudah merasa lebih baik?"

Ia pantas merasa khawatir. Hanks adalah pemimpin mereka secara informal. Pria dengan kepala dingin. Bukan gayanya menantang sang Juara tinju. 

Patch adalah si rakus dan penyedia amunisi. Ia yang mempersiapkan senjata dan makanan bagi mereka. Hook adalah mulut (sumber info). Hanks adalah sang otak (pembuat rencana). Sejak mereka pertama kali bekerja sama, sudah seperti ini pengaturannya.

Hook menggelengkan kepalanya.

Ia berkomentar, "Belum pernah kau seperti ini. Mungkin ini tahun kau mengakhiri hidupmu."

Hanks mengusap rahangnya yang bengkak.

Ia berkata, "Aku belum menarik pelatuk pistol. Jangan kuburkan aku dulu."

Hook terkekeh.

Ia berkata, "Maksudku kau akan jatuh cinta dan menikah. Akhir hidup bebasmu."

Hanks tertawa kering tanpa semangat.

Kau Milikku (Trentham Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang